Detak Jantung Janin
Pemeriksaan detak jantung janin (DJJ) merupakan salah satu prosedur wajib yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan selama antenatal care (ANC) dan intranatal care (INC). Mengapa hal ini penting untuk diperiksa? Simak penjelasannya berikut!
Pemantauan Detak Jantung Janin
Jantung merupakan organ vital yang sangat penting untuk dijaga kesehatannya. Khususnya pada janin, detak jantung janin merupakan hal yang wajib dipantau selama di dalam kandungan.
Detak jantung janin sudah dapat dirasakan sejak janin berusia 10-12 minggu. Pemantauan detak jantung janin dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
1. Pemantauan Eksternal
Pemantauan DJJ eksternal berarti pemeriksaan DJJ dilakukan melalui perut ibu. Pemeriksaan eksternal ini biasanya dilakukan dengan menggunakan doppler.
Tenaga kesehatan juga dapat melakukan pemantauan melalui alat monitoring elektronik selama persalinan. Alat ini menggunakan sensor eksternal ke perut ibu melalui sabuk elastis atau elektroda yang menyerupai stiker bundar. Kemudian, informasi detak jantung dan kontraksi janin muncul di layar komputer yang terpasang.
2. Pemantauan Internal
Pemantauan DJJ secara internal menggunakan kawat tipis dan elektroda yang ditempatkan melalui leher rahim dan melekat pada kulit kepala bayi.
Teknik ini dapat dipertimbangkan hanya jika ketuban telah pecah dan serviks terbuka. Pemantauan internal memberikan hasil pembacaan yang lebih tepat dan tidak terpengaruh oleh gerakan bayi.
Berapa Detak Jantung Janin yang Normal?
Tenaga kesehatan akan mengukur jumlah detak jantung janin per menit. Pengukuran ini membantu tenaga kesehatan untuk menentukan kesejahteraan janin selama proses kehamilan dan persalinan. Detak jantung janin yang normal berkisar antara 110-160 bpm (beats per minutes).
Penyebab Detak Jantung Janin Tidak Normal
Detak jantung janin dapat berubah saat bayi aktif bergerak di dalam rahim ibu. Detak jantung janin yang tidak normal dapat mengindikasikan bayi tidak mendapatkan cukup oksigen atau adanya masalah lain di dalam rahim. Selain itu, detak jantung janin juga dapat berubah selama proses persalinan dipengaruhi oleh:
- Kontraksi rahim
- Obat pereda nyeri (anestesi) saat tindakan operasi
- Tes yang dilakukan selama persalinan
- Dorongan mengejan yang dilakukan saat kala 2 persalinan
Beberapa hal berikut juga dapat menyebabkan pemantauan detak jantung janin menjadi kurang akurat, di antaranya yaitu:
- Ibu yang obesitas
- Posisi janin atau ibu
- Cairan amnion atau air ketuban yang terlalu banyak (polihidramnion)
- Serviks tidak melebar atau kantung ketuban tidak pecah (untuk pemeriksaan internal)
Pentingnya Pemantauan Detak Jantung Janin
Pemantauan detak jantung janin sangat membantu jika ibu memiliki kehamilan berisiko tinggi, misalnya pada ibu yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus atau hipertensi. Pemantauan detak jantung janin juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh obat yang diberikan pada persalinan prematur.
Selain itu, pemantauan detak jantung janin juga digunakan dalam tes lain, termasuk:
1. Nonstress Test
Tes yang mengukur detak jantung janin saat janin bergerak.
2. Contraction Stress Test
Tes yang mengukur detak jantung janin bersama dengan kontraksi rahim. Biasanya dimulai dengan pemberian obat-obatan atau metode lain untuk merangsang kontraksi.
3. Biophysical Profile (BPP)
Tes yang menggabungkan nonstress test dengan pemeriksaan ultrasonik.
Indikator Penting Kesejahteraan Janin
Detak jantung janin merupakan indikator penting kesejahteraan janin. Oleh karena itu, pemantauan rutin selama kehamilan dan persalinan merupakan hal yang wajib dilakukan agar tenaga kesehatan dapat mengetahui keadaan janin di dalam perut ibu, serta dapat mendeteksi lebih awal apabila ada risiko distres janin.