Cara Memerah ASI yang Benar
Cara memerah ASI yang benar diperlukan oleh busui karena menyusui itu dilakukan dalam jangka waktu yang lama, yaitu dua tahun. Selain itu, ada juga beberapa hal yang mengharuskan ASI harus diperah seperti ibu sedang bekerja atau payudara sedang penuh, sehingga terjadi demam.
Bagaimana cara memerah ASI yang benar? Apa saja hal yang harus diperhatikan saat memerah ASI?
Apa itu ASI Perah?
ASI perah adalah ASI yang tidak langsung diberikan pada bayi. Biasanya bayi menetek langsung dari puting ibu, yang disebut sebagai menyusui langsung (direct breastfeeding).
Sayangnya, ibu tidak selalu berada di dekat bayi. Sehingga ibu harus memerah ASI dan kemudian menyimpan ASI tersebut. ASI yang sudah diperah tadi dapat disimpan untuk kemudian diberikan pada bayi.
Cara Memerah ASI
a. Waktu yang Tepat
Memerah ASI dapat segera dilakukan setelah bayi lahir. Memerah ASI dapat dilakukan dari sejak fase-fase awal melahirkan. Ada beberapa alasan untuk memulai memerah ASI sedini mungkin.
Jika ibu memerah ASI untuk meningkatkan suplai ASI maka memerah ASI sebaiknya dilakukan secara rutin beberapa saat setelah menyusui langsung.
Jika ibu memerah ASI untuk menyimpan stok ASI sebelum kembali bekerja, maka memerah ASI sebaiknya dilakukan selama 2 bulan sebelum waktu kembali bekerja.
Tidak ada waktu khusus untuk mulai memerah ASI. Semuanya dikembalikan kepada pilihan ibu dan konsultasi bersama dokter dan konselor laktasi.
ASI dapat diperah kapan saja, semakin diperah maka semakin banyak ASI yang keluar. ASI yang diperah secara rutin juga dapat menghindarkan ibu dari nyeri pada payudara akibat ASI yang tidak lancar.
Memerah ASI adalah mengeluarkan ASI dari payudara ibu. Ada beberapa cara memerah ASI, mulai dari dengan menggunakan tangan hingga menggunakan pompa.
b. Frekuensi
Jangan khawatir jika ASI yang keluar tidak sebanyak yang diharapkan. ASI yang keluar dapat banyak pada pagi hari atau pada malam hari. Terkadang, produksi ASI pada minggu pertama berbeda dengan minggu kedua. Terdapat beberapa faktor seperti stres, diet, dan faktor lain yang mempengaruhi produksi susu.
Terkadang satu botol penampung ASI dapat dipenuhi dalam satu sesi memerah ASI, terkadang dibutuhkan dua sampai tiga sesi untuk mengisi satu botol penampung ASI. Jika produksi ASI kamu tidak sebanyak ibu yang lain, tidak perlu khawatir. Konsultasikan hal ini dengan dokter dan konselor laktasi.
Frekuensi yang direkomendasikan untuk memerah ASI adalah setiap 3-4 jam. Setiap sesinya dilakukan pemerahan ASI selama 15 menit. Sedangkan untuk jumlah ASI yang keluar setiap sesi, hal ini berbeda pada satu perempuan dengan perempuan yang lain. Konsultasikan kondisi ini dengan dokter dan konselor laktasi jika ASI yang keluar dirasa semakin menurun.
c. Prosedur
1. Cara Memerah ASI dengan Tangan
Cara untuk memerah ASI salah satunya adalah dengan tangan.
Sebelum memerah ASI dengan tangan, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Pastikan wadah untuk menampung ASI sudah bersih dan steril.
Posisikan diri ibu di ruangan yang tenang, hangat, dan tidak terganggu. Letakkan kontainer penampungan di dekat ibu.
Lakukan pemijatan pada payudara. Lalu letakkan jari telunjuk dan ibu jari untuk membentuk huruf C 2-3 cm dari puting. Letakkan ibu jari di jam 12 dan jari telunjuk di jam 6. Kemudian tekan kedua jari secara perlahan dan lakukan berulang secara ritmik.
Lakukan hal ini beberapa kali, jika ASI terlihat mulai melambat, mundur beberapa sentimeter ke belakang dan ulangi lagi.
Memerah ASI dengan tangan memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Memerah ASI dengan tangan dapat dilakukan kapan saja tanpa bantuan alat apapun. Namun, memerah ASI dengan tangan dapat menimbulkan rasa lelah pada tangan karena harus memijat payudara secara terus menerus.
2. Cara Memerah ASI dengan Pompa
Selain tangan, cara memerah ASI adalah dengan pompa.
Pompa ASI didesain untuk menirukan sedotan bayi saat menyusui. Ada dua versi pompa yaitu manual dan elektrik. Keduanya dapat digunakan dan disesuaikan dengan kenyamanan ibu.
Sebelum memerah ASI dengan pompa, pastikan pompa sudah bersih dan steril. Pastikan ibu juga sudah mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum memerah ASI.
Mulai dengan memijat payudara. Kemudian letakkan cup pompa di atas puting sehingga menutupi payudara. Kemudian gerakkan tuas pompa pada pompa manual atau nyalakan pompa pada pompa elektrik. Ulangi langkah ini pada payudara yang lain.
Memerah ASI dengan pompa memiliki beberapa kerugian, di antaranya ibu harus secara konstan mencuci dan mensterilisasi pompa. Pada pompa manual, ibu juga dapat mengalami rasa lelah karena harus secara manual melakukan pemerahan ASI. Pada penggunaan pompa elektrik, ibu juga harus berada di dekat sumber listrik atau harus sempat mengisi baterai pada pompa elektrik sebelum memerah ASI.
Keunggulan pompa ASI adalah ibu tidak perlu lelah untuk terus menerus memijat payudara. Pada pompa elektrik, memerah ASI juga dapat dilakukan sambil melakukan hal lain seperti menonton tayangan kesukaan.
Hal yang Perlu Diperhatikan Selama Memerah ASI
a. Kebersihan
Penting sekali untuk memperhatikan kebersihan selama memerah ASI. Lakukan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah memerah ASI.
Selain itu, jika menggunakan pompa asi, pastikan pompa ASI telah dicuci dan disterilkan setiap sebelum memerah ASI. Botol penampung ASI juga harus dalam keadaan yang steril dan bersih.
b. Kondisi yang Nyaman
Ibu harus berada di kondisi yang nyaman untuk mengoptimalkan pengeluaran ASI. Posisikan diri pada kursi yang nyaman dan ruangan yang tenang. Posisikan diri jauh dari keramaian sebelum memerah ASI.
Pada kondisi yang tenang, aman, dan nyaman, maka produksi ASI ibu akan jauh lebih optimal.
Pentingnya Menerapkan Cara Memerah ASI yang Benar
ASI dapat diperah segera setelah bayi lahir. Produksi ASI dari setiap ibu mungkin berbeda-beda dan tidak perlu dibandingkan.
Jika produksi ASI dirasakan berkurang, konsultasikan kondisi ini dengan dokter atau konselor laktasi.
Memerah ASI dapat dilakukan dengan pompa dan semuanya memiliki keunggulannya masing-masing.
Pastikan peralatan pompa ASI dan botol penampung ASI bersih dan steril sebelum melakukan pemerahan ASI.