Bagaimana Perawatan Luka Diabetes yang Benar? Ini Jawabannya!
Luka diabetes memiliki masa penyembuhan yang lebih lama dibandingkan luka pada orang yang sehat. Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi menyebabkan gangguan peredaran darah, kerusakan saraf, dan menurunnya daya tahan tubuh sehingga luka lebih lama sembuh dan rentan terkena infeksi.
Oleh karena itu, penderita diabetes harus selalu berhati-hati untuk menghindari terjadinya luka. Pasalnya, luka kecil pun dapat berbahaya jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat. Bagaimana cara merawat luka diabetes yang benar?
Cara Merawat Luka Diabetes dengan Benar
Luka diabetes jika tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan infeksi, luka tidak kering dan tetap basah, bahkan kematian jaringan atau gangrene yang berujung harus diamputasi. Penderita diabetes harus memahami cara merawat luka diabetes dengan benar untuk mencegah risiko lebih lanjut.
Berikut cara merawat luka diabetes:
1. Membersihkan Luka Secara Rutin
Cuci luka dengan air bersih atau cairan normal salin (NaCl) untuk membersihkan luka. Hindari menggunakan alkohol karena dapat merusak jaringan sehat. Jangan menggosok luka terlalu kuat karena dapat memperburuk luka. Bersihkan luka secara rutin setiap hari.
2. Oleskan Salep
Setelah luka dibersihkan, keringkan menggunakan handuk bersih atau kasa. Kemudian oleskan salep antibiotik sesuai anjuran dokter. Mengoleskan salep berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri.
3. Tutup Luka dengan Perban
Tutup luka dengan perban steril. Menutup luka dapat mencegah luka terkontaminasi oleh kotoran dan mencegah infeksi. Jangan lupa untuk mengganti perban secara teratur untuk menjaga kebersihannya.
4. Menghindari Tekanan pada Area Luka
Tekanan pada luka dapat memperlambat proses penyembuhan dan menyebabkan kondisi luka menjadi lebih buruk. Oleh karena itu, hindari tekanan pada area luka, misalnya perban yang terlalu kuat, baju yang terlalu ketat, dan alas kaki yang terlalu sempit.
Kaki adalah bagian tubuh yang paling sering terluka. Jika ada luka di kaki, gunakan alas kaki khusus yang nyaman dan tidak keras, serta hindari aktivitas yang memberikan tekanan pada area kaki.
5. Kontrol Gula Darah
Mengontrol kadar gula darah dapat membantu penyembuhan luka. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan aliran darah terganggu sehingga proses penyembuhan luka menjadi lebih lama.
Gula darah yang tinggi juga menyebabkan kerusakan saraf. Hal ini mengakibatkan penderita diabetes sering tidak menyadari saat ada luka karena tidak terasa sakit. Akibatnya, luka tidak segera diatasi dan baru disadari ketika luka sudah menjadi lebih besar dan lebih parah.
Jadi, jangan lupa untuk selalu mengontrol gula darah dan mengonsumsi obat diabetes secara rutin sesuai anjuran dokter.
Bahaya Luka Diabetes yang Tidak Dirawat dengan Baik
Luka diabetes yang tidak dirawat dengan benar dapat berkembang menjadi komplikasi serius. Berikut beberapa bahaya luka diabetes yang tidak dirawat dengan baik:
1. Infeksi
Luka yang tidak dirawat dengan benar dapat terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya abses, yaitu luka atau bengkak yang bernanah.
2. Gangren
Infeksi pada luka dan sirkulasi darah yang buruk dapat menyebabkan kematian jaringan atau gangren. Gangren ditandai dengan jaringan yang menghitam dan mati rasa. Jika terjadi gangren maka memerlukan amputasi agar kerusakan jaringan tidak menyebar.
3. Sepsis
Sepsis merupakan kondisi berbahaya sebagai respon tubuh terhadap infeksi. Sepsis dapat terjadi ketika terdapat infeksi yang tidak terkendali dan menyebar ke seluruh tubuh. Sepsis ditandai dengan penurunan tekanan darah hingga penurunan kesadaran.
Oleh karena itu, sepsis adalah kondisi yang mengancam nyawa. Luka diabetes yang terinfeksi dan tidak mendapat penanganan yang tepat dapat menjadi sepsis.
Kapan Harus ke Dokter untuk Luka Diabetes?
Jika kamu sudah melakukan perawatan luka diabetes dengan benar tetapi kondisi luka belum membaik, sebaiknya konsultasikan ke dokter, ya.
Berikut beberapa tanda luka diabetes harus segera diperiksakan ke dokter:
- Luka tidak membaik dalam beberapa hari atau semakin membesar.
- Timbul nanah, bau tidak sedap, atau perubahan warna pada luka.
- Timbul demam, badan lemas, atau penurunan kesadaran.
- Area sekitar luka menjadi merah dan bengkak.
- Luka menembus jaringan yang lebih dalam, seperti otot atau tulang.
Pemeriksaan dan tindakan medis tepat waktu dapat mencegah komplikasi yang lebih serius. Dokter mungkin merekomendasikan perawatan tambahan, seperti debridement (pengangkatan jaringan mati) dan tindakan lainnya.
Merawat luka diabetes membutuhkan perhatian dan kesabaran untuk mencegah komplikasi berbahaya. Dengan menjaga kebersihan luka, mengontrol kadar gula darah, dan mengenali tanda-tanda bahaya, risiko komplikasi dapat diminimalkan.
Segera berkonsultasi dengan dokter jika luka tidak kunjung sembuh atau menunjukkan gejala infeksi.
Rekomendasi Sirka
Jika kamu sedang punya gula darah tinggi atau diabetes, maka perlu pola makan untuk meredakan gejalanya serta mengontrol/menurunkan kadar gula darahnya.
Dokter dan nutrisionis Sirka bisa membantumu untuk menurunkan dan mengontrol kadar gula darah agar gejala diabetesmu bisa berkurang dan mencegah kenaikan gula darah yang tinggi. Ayo klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!
Klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah gula darah/diabetes yang sedang kamu alami dan agar kamu bisa berkonsultasi secara offline. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang konsultasi dengan dokter di klinik Sirka ya!