Today:Tuesday, 24 December 2024
katakan tidak untuk berhubungan saat haid

Berhubungan saat Haid? Hindari!

Berhubungan saat Haid? Hindari!

Berhubungan seksual memang terbukti memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, bagaimana jika berhubungan seksual dilakukan saat haid? Apakah boleh (secara kesehatan)? 

Apa dampaknya bagi kesehatan? Simak penjelasannya pada artikel berikut!

Dampak Berhubungan saat Haid

Pasangan yang sedang melakukan program hamil, disarankan untuk melakukan hubungan seksual secara rutin. Frekuensi yang disarankan untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan adalah melakukan hubungan seksual tanpa pengaman (alat kontrasepsi) 2-3 kali seminggu, khususnya saat memasuki masa subur.

Umumnya, masa subur jatuh sekitar 14 hari sebelum haid hari pertama. Namun ternyata, tidak sedikit loh pasangan yang berhubungan seksual saat haid. 

Tak hanya dipandang tabu secara budaya dan dilarang oleh beberapa kepercayaan saja, ternyata, berhubungan saat haid juga memiliki dampak negatif dari segi kesehatan. 

Berikut adalah beberapa dampak berhubungan saat haid bagi kesehatan:

1. Meningkatkan Risiko Infeksi Menular Seksual (IMS)

Menstruasi dapat mendorong akses bakteri masuk ke dalam saluran reproduksi wanita. Selama menstruasi, peluang bakteri naik ke saluran reproduksi atas dapat meningkat karena hilangnya penghalang endoserviks. Selain itu, saat menstruasi terjadi, penetrasi darah pada lendir serviks dan refluks darah yang berpotensi terkontaminasi ke saluran tuba (tuba falopi).

Zat besi yang melimpah pada menstruasi diduga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri gonokokus (penyebab peyakit gonorrhea). Lapisan endometrium yang luruh selama menstruasi juga diduga dapat meningkatkan penetrasi bakteri ke dalam aliran darah. 

Studi dilakukan untuk mengetahui dampak berhubungan saat haid terhadap kejadian infeksi menular seksual (IMS). Berbagai IMS diteliti termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV), chlamydia, herpes genital, kondiloma (kutil kelamin), gonorrhea, sifilis, trichomonas, gardnerella vaginalis, hepatitis B, dan chancroid. Hasilnya, risiko IMS diketahui lebih tinggi pada mereka yang berhubungan terakhir saat menstruasi, maupun yang biasa berhubungan saat menstruasi. 

2. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

Toll-like receptor (TLR), ibarat garis pertahanan pertama melawan patogen yang memainkan peran penting dalam sistem imun bawaan dan adaptif kita. Produksi TLR yang rendah diketahui terjadi saat menstruasi. 

Penurunan ekspresi gen TLR ini dapat menjadi tanda meningkatnya infeksi. Karena penurunan TLR ini juga berdampak pada ekspresi komponen imun sistem lainnya, maka dapat mengakibatkan terhambatnya aktivitas antibakteri, antijamur, dan antivirus pada tubuh kita. 

3. Meningkatkan Risiko Penyakit Radang Panggul

Penyakit radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disease (PID) adalah salah satu risiko yang dapat terjadi apabila berhubungan saat haid. Apabila seorang wanita memiliki riwayat radang panggul, sangat disarankan untuk menunda berhubungan seksual setelah haid selesai atau mengharuskan pasangannya menggunakan kondom. 

Infeksi Menular Seksual (IMS) seperti gonorrhea dan chlamydia, diketahui merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit radang panggul. Infeksi gonorrhea dan chlamydia juga diketahui banyak diderita oleh wanita yang mengalami gejala radang panggul akut 7 hari setelah haid. 

4. Meningkatkan Risiko Endometriosis

Sebuah studi menunjukkan bahwa berhubungan melalui vagina atau melakukan aktivitas seksual non-coital yang menyebabkan orgasme saat menstruasi dapat meningkatkan risiko endometriosis pada wanita usia reproduksi. 

Aktivitas seksual atau orgasme saat menstruasi dapat meningkatkan kontraksi rahim. Aktivitas ini dapat berdampak pada terjadinya menstrual retrograde atau aliran balik darah menstruasi yang merupakan penyebab utama terjadinya endometriosis. 

Hindari Berhubungan saat Haid!

Bagi beberapa orang, berhubungan saat haid mungkin tidak mengganggu dan dapat dilakukan seperti saat sedang tidak haid. Terlebih jika seorang wanita memiliki siklus haid yang panjang, mungkin hal ini akan sangat menyulitkan untuk pasangan. 

Namun, terlepas dari faktor agama dan budaya, berhubungan saat haid ternyata terbukti memiliki beberapa dampak negatif bagi kesehatan. Pertimbangkanlah baik-baik jika kamu dan pasangan tetap ingin berhubungan saat haid. 

Selain faktor dampak kesehatan yang telah dijelaskan di atas, berhubungan saat haid masih memungkinan kamu untuk hamil loh! Karena kita tidak pernah tahu kapan terjadinya ovulasi, apalagi jika kamu memiliki siklus haid yang tidak teratur. 

Rekomendasi Sirka

Jika kamu dan pasangan sedang merencanakan untuk program hamil, selain berhubungan seksual secara rutin, menjaga berat badan ideal dan menerapkan pola hidup sehat adalah kuncinya.

Dokter gizi dan nutrisionis berpengalaman dari Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan keinginan untuk hamil. Klik tautan ini untuk info lebih lanjut!

Share