Rabies
Akhir-akhir ini marak di media sosial beredar mengenai berita mengenai gigitan hewan yang menyebabkan rabies. Pada terbitan di media sosial tersebut digambarkan pasien tampak takut dengan air dan takut dengan cahaya. Beredar pula kabar bahwa pasien yang diberitakan tersebut akhirnya meninggal dunia. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai virus rabies tersebut. Jadi apa sih sebenarnya virus rabies itu? Bagaimana cara penularannya? Apa yang harus dilakukan ketika tergigit hewan yang terkena rabies? Mari kita simak!
Definisi Virus Rabies
Rabies adalah sebuah virus yang mematikan. Virus rabies umumnya berada pada air liur hewan yang sebelumnya sudah terinfeksi virus rabies. Virus ini menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan berbagai gejala yang berat.
Jika tidak segera diobati, maka virus rabies hampir selalu menyebabkan kematian pada pasien yang tergigit.
Penyebab Rabies
Rabies disebabkan oleh virus rabies. Virus rabies ditularkan melalui gigitan hewan yang sebelumnya telah terinfeksi rabies. Rabies paling banyak ditemukan berada pada air liur hewan yang terinfeksi.
Pada beberapa kasus yang jarang, rabies dapat menular ketika ada luka terbuka, yang terpapar dengan air liur hewan yang terinfeksi.
Hewan yang Dapat Menularkan Rabies
Berikut adalah hewan yang dapat menularkan rabies :
- Anjing
- Kucing
- Sapi
- Kambing
- Kuda
- Serigala
- Rakun
- Monyet
- Kelelawar
Gejala Rabies pada Manusia
Rabies dapat menyebabkan gejala-gejala berikut pada manusia. Gejala tersebut dapat bertahan beberapa hari:
- Demam
- Nyeri kepala
- Mual
- Muntah
- Agitasi
- Rasa cemas
- Kebingungan
- Hiperaktivitas
- Gangguan menelan
- Ketakutan pada air/ketika menelan air
- Insomnia
- Sulit menggerakkan tangan dan kaki
Pertolongan Pertama pada Rabies
Jika tergigit oleh hewan liar atau hewan yang dicurigai terkena rabies, segera datang ke unit gawat darurat rumah sakit yang memiliki vaksin rabies. Sebelum datang ke unit gawat darurat, luka dapat dicuci dengan air mengalir dan sabun selama 15 menit. Setelah itu, segera kunjungi unit gawat darurat rumah sakit yang memiliki vaksin rabies.
Dokter akan melakukan pertolongan pertama sesuai dengan tanya jawab dan pemeriksaan fisik yang dilakukan. Dokter akan melakukan perawatan luka dan dokter mungkin akan memberikan vaksin rabies sesuai dengan indikasi.
Jangan tunda membawa pasien ke unit gawat darurat, pasien harus diperiksa dokter sesegera mungkin sebelum virus rabies menyebar ke sistem saraf pusat.
Pencegahan Rabies
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk terhindar dari penyakit ini:
a. Vaksinasi Hewan Peliharaan
Jika kamu memiliki hewan peliharaan seperti anjing dan kucing, jangan lupa untuk melakukan vaksinasi rabies pada mereka. Hewan peliharaan dapat menjadi perantara penular rabies jika hewan peliharaanmu tergigit hewan liar yang terinfeksi rabies.
b. Laporkan Hewan Sakit ke Otoritas Setempat
Jika menemukan hewan liar yang sakit, terutama dengan gejala rabies seperti salivasi yang berlebihan, segera laporkan ke otoritas setempat agar segera ditangani dan diamankan. Hewan tersebut dapat menjadi perantara penular rabies.
c. Jangan Dekati Hewan Liar
Jika menemukan hewan liar, sebaiknya jangan didekati, terutama ketika terlihat sakit atau lemas. Hewan liar umumnya tidak familiar dengan manusia sehingga akan menghindar ketika didekati. Hati-hati dengan hewan liar yang justru semakin mendekat ketika didekati, karena hewan tersebut mungkin saja menderita rabies.
Segera Bawa Korban Gigitan ke Unit Gawat Darurat
Virus rabies adalah sebuah virus yang ditularkan melalui gigitan hewan liar yang terinfeksi rabies. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian. Jika menemukan seseorang yang baru saja tergigit hewan liar, segara bawa pasien ke unit gawat darurat rumah sakit yang memiliki vaksin rabies. Jangan menunda membawa pasien tergigit ke unit gawat darurat terdekat karena vaksinasi rabies perlu dilakukan sesegera mungkin