Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Bakwan? Ini Jawabannya!
Bakwan adalah salah satu camilan gorengan yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah membuat bakwan menjadi favorit di berbagai kesempatan. Namun, bagi penderita diabetes, konsumsi makanan berlemak dan tinggi karbohidrat seperti bakwan sering menjadi pertanyaan. Apakah penderita diabetes boleh makan bakwan? Mari kita bahas secara lebih mendalam!
Memahami Pengaruh Makan Bakwan Terhadap Penderita Diabetes
Penderita diabetes perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi karena dapat mempengaruhi kadar gula darah.
Bakwan, yang biasanya dibuat dari tepung terigu dan digoreng dalam minyak, mengandung karbohidrat dan lemak yang dapat meningkatkan kadar gula darah serta risiko resistensi insulin. Selain itu, metode pengolahan yang menggunakan minyak goreng berulang kali dapat meningkatkan kadar lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan jantung penderita diabetes.
Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana konsumsi bakwan dapat mempengaruhi kondisi penderita diabetes dan bagaimana cara mengonsumsinya dengan lebih sehat.
Indeks Glikemik, Beban Glikemik, dan Kandungan Gizi Bakwan
Untuk memahami apakah bakwan aman bagi penderita diabetes, penting untuk mengetahui konsep indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG).
- Indeks glikemik adalah ukuran seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah. Makanan dengan IG tinggi menyebabkan lonjakan gula darah lebih cepat.
- Beban glikemik mempertimbangkan jumlah karbohidrat dalam porsi makanan tertentu, sehingga memberikan gambaran lebih akurat tentang dampak makanan terhadap gula darah.
Bakwan umumnya dibuat dari tepung terigu, sayuran seperti wortel dan kol, serta digoreng dalam minyak. Berikut kandungan gizi beberapa bahan utama dalam bakwan:
- Tepung terigu: Memiliki indeks glikemik yang cukup tinggi, sekitar 85. Ini berarti tepung terigu dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah.
- Wortel: Memiliki indeks glikemik sekitar 39, tetapi beban glikemiknya rendah, sehingga relatif aman bagi penderita diabetes jika dikonsumsi dalam jumlah wajar.
- Minyak goreng: Tinggi lemak jenuh yang dapat berkontribusi pada resistensi insulin jika dikonsumsi berlebihan.
Karena kandungan karbohidrat dan lemaknya, bakwan berpotensi meningkatkan kadar gula darah jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Tips Mengonsumsi Bakwan bagi Penderita Diabetes
Kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi pada bakwan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan setelah dikonsumsi. Lonjakan gula darah ini berbahaya bagi penderita diabetes dan dapat memicu berbagai komplikasi.
Meskipun bakwan mengandung tepung dan digoreng, bukan berarti penderita diabetes harus benar-benar menghindarinya atau dengan kata lain, penderita diabetes masih boleh mengonsumsi bakwan.
Berikut beberapa tips agar penderita diabetes bisa menikmati bakwan dengan lebih aman:
- Kurangi penggunaan tepung, gunakan lebih banyak sayuran dalam adonan untuk mengurangi kandungan karbohidrat.
- Panggang atau goreng dengan air fryer, mengurangi konsumsi minyak dapat menekan kadar lemak jenuh.
- Gunakan tepung alternatif, gantilah tepung terigu dengan tepung almond atau tepung oat yang memiliki indeks glikemik lebih rendah.
- Kombinasikan dengan makanan berserat tinggi, makan bakwan bersama sayuran hijau atau sumber protein sehat untuk memperlambat lonjakan gula darah.
- Batasi porsi – Hindari mengonsumsi terlalu banyak bakwan dalam satu waktu. Satu atau dua potong bakwan dalam satu kali makan sudah cukup.
Kapan Harus ke Dokter untuk Konsultasi?
Konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi bakwan sangat penting bagi penderita diabetes.
Dokter dapat memberikan saran yang personal dan sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien, serta membantu mencegah komplikasi dan menjaga kualitas hidup. Selain itu, Dokter atau nutrisionis juga dapat memberikan alternatif camilan yang lebih sehat dan aman bagi penderita diabetes.
Konsumsi makanan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko komplikasi diabetes, seperti penyakit jantung, stroke, dan kerusakan ginjal.
Dokter dapat memberikan edukasi tentang risiko-risiko ini dan membantu pasien membuat pilihan makanan yang lebih sehat. Konsultasi rutin dengan dokter dapat membantu mencegah komplikasi dan menjaga kualitas hidup penderita diabetes.
Meskipun menerapkan pola makan sehat, penderita diabetes tetap harus waspada terhadap kondisi tubuh mereka. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala berikut:
- Gula darah tidak terkontrol meskipun sudah menjaga pola makan.
- Gejala hipoglikemia atau hiperglikemia, seperti pusing, lemas, berkeringat berlebihan, atau kebingungan.
- Luka sulit sembuh yang bisa menjadi tanda komplikasi diabetes.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Gangguan penglihatan atau kesemutan yang bisa menjadi tanda komplikasi saraf akibat diabetes.
Rekomendasi Sirka
Jika kamu sedang punya gula darah tinggi atau diabetes, maka perlu pola makan untuk meredakan gejalanya serta mengontrol/menurunkan kadar gula darahnya. Kamu bisa mengikuti terapi diabetes di Sirka loh! Terapi ini akan didampingi oleh dokter dan nutrisionis. Ayo klik tautan ini untuk informasi selengkapnya tentang terapi diabetes di Sirka!
Klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah obesitas dan diabetes yang sedang kamu alami dan agar kamu bisa berkonsultasi secara offline. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang konsultasi dengan dokter di klinik Sirka ya!
*Saat ini klinik Sirka berlokasi di BSD. Lokasi: Ruko Northridge BSD Business Center, Jl Komp. BSD No.05 blok A3, Serpong, Kec. Pagedangan, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310