Obat Cripsa untuk Program Hamil – Bagaimana Penjelasannya?
Obat cripsa banyak diresepkan untuk perempuan yang memiliki gangguan menstruasi, sehingga banyak orang yang menyalah artikan bahwa obat ini merupakan obat untuk program hamil. Apakah benar obat cripsa dapat membantu untuk program hamil? Bagaimana penjelasannya? Simak informasi lengkapnya pada artikel berikut!
Apa Itu Obat Cripsa?
Obat cripsa merupakan kategori hormon sintesis yang berisi dopamin, yang dapat bekerja menghambat produksi hormon prolaktin. Obat ini tersedia dalam sediaan tablet. Obat ini biasanya diresepkan oleh dokter jika seseorang memiliki kadar hormon prolaktin berlebih.
Kandungan dan Manfaat Obat Cripsa
Obat cripsa mengandung bromocriptine yang termasuk dalam golongan obat ergot alkaloid.
Obat ini merupakan pilihan terapi untuk orang dengan hiperprolaktinemia (kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi). Obat ini bekerja dengan cara menekan produksi hormon prolaktin dari kelenjar pituitari. Obat cripsa juga banyak diresepkan untuk membantu perempuan dengan masalah menstruasi.
Selain itu, obat ini juga bermanfaat untuk mengatasi akromegali (kelebihan hormon pertumbuhan) dan meredakan gejala penyakit Parkinson (penyakit sistem saraf yang mengganggu keseimbangan dan kontrol gerak tubuh).
Apa Benar Obat Cripsa dapat Membantu Program Hamil?
Penggunaan obat cripsa untuk program hamil berkaitan dengan kondisi hiperprolaktinemia atau kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi pada perempuan.
Tingginya kadar prolaktin ini dapat disebabkan karena riwayat trauma dada, adanya gangguan fungsi ginjal, gangguan pada daerah otak (hipotalamus), adanya tumor di kelenjar pituitari (prolaktinoma), rendahnya kadar tiroid (hipotiroid), serta konsumsi obat-obatan tertentu seperti antidepresan dan obat muntah metoklopramid.
Kadar hormon prolaktin yang tinggi, dapat menekan produksi hormon reproduksi sehingga menyebabkan gangguan ovulasi dan menstruasi. Oleh karena itu, beberapa wanita mungkin membutuhkan obat cripsa untuk membantu mengatur hormon reproduksinya saat sedang menjalani program hamil.
Eits, tapi penggunaan obat yang satu ini tidak boleh sembarangan ya teman Sirka!
Obat cripsa harus dikonsumsi sesuai dengan resep dan arahan dokter.
Efek Samping Obat Cripsa
Efek samping yang dapat muncul setelah mengonsumsi obat cripsa diantaranya yaitu:
- Mengantuk
- Mual muntah
- Pusing atau sakit kepala
- Sulit buang air besar (konstipasi/sembelit)
- Diare
- Hidung tersumbat
- Mulut kering
- Nyeri perut
- Kram kaki pada malam hari
- Hilang nafsu makan
- Nyeri atau kesemutan di jari tangan atau kaki ketika cuaca dingin
- Depresi
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Mengonsumsi Obat Cripsa untuk Program Hamil
Sebelum mengonsumsi obat cripsa, perhatikan beberapa hal berikut:
- Perhatikan riwayat alergi. Obat cripsa tidak boleh digunakan oleh orang dengan alergi obat ergot alkaloid seperti ergotamine.
- Beri tahu dokter jika sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, penyakit liver, penyakit paru-paru, penyakit pencernaan, dan gangguan mental atau psikosis.
- Obat cripsa tidak boleh dikonsumi oleh ibu menyusui karena dapat menghambat produksi ASI
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol dan melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti menyetir, setelah mengonsumsi obat cripsa. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan mengantuk
- Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi atau efek samping yang serius
Selain terapi melalui obat cripsa, program hamil dan perbaikan siklus ovulasi juga harus diimbangi dengan penerapan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi seimbang, jaga berat badan di batas normal, berhenti merokok, hindari stres, berolahraga rutin, dan istirahat teratur.
Rekomendasi Sirka
Jika kamu sedang merencanakan untuk memiliki anak, nutrisionis dan dokter Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Sudah ada 26 ibu yang berhasil mendapat garis dua setelah ikut program Sirka. Apakah kamu selanjutnya?
Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!