Diet Luka Bakar
Luka bakar adalah cedera yang disebabkan oleh panas (api, uap panas, atau benda panas), listrik, kontak dengan bahan kimia, ataupun radiasi. Cedera ini umumnya menyerang kulit atau jaringan lainnya. Efek dari luka bakar bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan cermat. Maka dari itu, diet luka bakar harus dipertimbangkan dalam perawatan luka bakar.
Bagaimana prinsip diet luka bakar?
Bagaimana cara menerapkan diet luka bakar?
Sekilas Tentang Luka Bakar
Luka bakar adalah masalah kesehatan global. WHO mencatat sebanyak 180 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena cedera ini.
Korban jiwa didominasi oleh golongan menengah kebawah, kira-kira sebanyak ⅔ dari angka kematian.
Luka bakar dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat keparahannya yaitu:
-
Luka Bakar Derajat 1
Pada derajat ini, luka bakar masih mengakibatkan cedera pada kulit terluar (epidermis).
Kulit akan terasa panas dan tampak kemerahan.
-
Luka Bakar Derajat 2
Luka bakar derajat 2 sudah mengakibatkan cedera pada epidermis dan lapisan kulit yang lebih dalam (dermis).
Area yang terkena luka bakar akan tampak merah dan membengkak. Berikutnya, lepuh bisa terjadi di area tersebut.
Luka bakar derajat 2 bisa meninggalkan jaringan luka parut.
-
Luka Bakar Derajat 3
Derajat ini adalah derajat luka bakar terparah. Cedera yang ditimbulkan hingga jaringan lemak di bawah dermis (area subkutan).
Tampilan area yang terkena luka bakar berwarna hitam, cokelat, atau putih dan tampak kasar.
Bahkan, luka bakar derajat 3 bisa mencederai sistem saraf. Sehingga, orang yang mengalami luka bakar ini merasakan mati rasa di area luka bakar.
Bahaya Luka Bakar
Luka bakar yang parah harus mendapatkan perawatan dan dilarikan ke rumah sakit. Luka bakar harus ditangani dengan serius karena dapat menyebabkan komplikasi berbahaya.
Sepsis, banyak kehilangan cairan (hipovolemia), penurunan suhu tubuh (hipotermia), kesulitan hingga gagal nafas adalah contoh dari komplikasi tersebut.
Komplikasi-komplikasi inilah yang menyebabkan risiko kematian semakin tinggi.
Prinsip dan Peran Diet Luka Bakar
Setelah berkenalan dengan luka bakar dan komplikasinya, apa peran diet luka bakar selama proses penyembuhan?
Luka bakar menyebabkan terjadinya peningkatan metabolisme tubuh (hipermetabolik). Sehingga, terjadi peningkatan kebutuhan kalori dan zat gizi di dalam tubuh.
Semakin parah derajat luka bakarnya, semakin tinggi kebutuhan energi dan zat gizinya.
Prinsip diet luka bakar yaitu diet tinggi energi dan protein.
Kebutuhan energi dapat dihitung dengan melihat faktor cedera (persentase tubuh yang terluka) dan faktor aktivitas fisik. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Energi total = Energi basal x Faktor Cedera x Faktor Aktivitas
Pendekatan energi basal, faktor cedera, dan faktor aktivitas berbeda-beda setiap orangnya. Perhitungan energi total tersebut harus dilakukan oleh seorang nutrisionis.
Setelah mengetahui energi total, maka bisa ditentukan berapa banyak zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Komposisi pemenuhan zat gizi untuk pasien luka bakar adalah:
- Karbohidrat: 55-60% dari energi total
- Protein: 20-25% dari energi total atau 1,5-2 gram/kgBB
- Lemak: <25% dari energi total
Beberapa manfaat penerapan diet luka bakar antara lain:
- Mendukung kerja sistem imun untuk mengurangi risiko infeksi
- Membantu pemulihan luka bakar lebih cepat
- Menjaga massa otot
- Mencegah penurunan BB untuk mendukung proses pemulihan
Pembahasan tentang luka bakar bisa kamu baca secara lengkap di artikel ini!
Penerapan Diet Luka Bakar
Meskipun prinsip dietnya sama, penerapan/pemberian makan diet luka bakar bisa saja berbeda.
Hal ini tergantung apakah penderita dirawat di rumah atau di rumah sakit.
Jika di rumah sakit, penderita luka bakar bisa diberikan asupan melalui oral (mulut) ataupun enteral (selang yang dimasukkan melalui hidung ke lambung). Tergantung dari tingkat keparahan luka bakarnya.
Sebetulnya, tidak ada list makanan khusus untuk diet luka bakar. Penerapan terbaik untuk diet luka bakar adalah tinggi kalori dan protein dengan pendekatan konsumsi makanan yang beragam.
Beberapa contoh makanan sumber protein adalah telur, ikan, daging, kacang-kacangan, susu, dan lain-lain.
Tujuannya agar tubuh bisa memenuhi kebutuhan kalori dan zat gizi baik makro (karbohidrat, lemak, dan protein) maupun mikro (vitamin dan mineral).
Disarankan untuk membatasi beberapa makanan yang tidak bergizi seimbang (tinggi lemak, garam, dan gula) seperti junk food, soda, permen, cokelat dengan tambahan gula, sirup, keripik kemasan, dan lain-lain.
Makanan Beragam untuk Pulihkan Luka Bakar
Setelah membahas mengenai luka bakar dan penerapan dietnya, kita paham bahwa perawatan luka bakar berbeda tergantung keparahannya. Begitu pula dengan cara pemberian makannya.
Hal terpenting dalam pemulihan luka bakar adalah pencegahan komplikasi, penyembuhan luka, dan pemenuhan zat gizi yang diperlukan tubuh.
Jika kamu memiliki pertanyaan seputar gizi dan kesehatan, segera konsultasikan dengan nutrisionis Sirka.