Makanan Penambah Darah
Pernahkah kamu merasakan lemah, lesu dan lunglai hingga kurang konsentrasi dalam melakukan aktivitas? Atau orang lain sering memberitahukan bahwa kamu terlihat pucat? Ada kemungkinan kamu kurang darah dan membutuhkan makanan penambah darah. Lalu apakah dengan mengonsumsi makanan penambah darah kondisi ini akan membaik?
Kurang darah dalam dunia medis dikenal sebagai anemia. Angka anemia di Indonesia masih terbilang cukup tinggi, terutama di kalangan remaja dan ibu hamil.
Data dari WHO pada tahun 2020 sebanyak 40% ibu hamil di dunia mengalami anemia. Dilansir dari Kemenkes, data dari Riskesdas pada tahun 2018 di Indonesia, prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 1 dari 3 remaja menderita anemia.
Apa Itu Kondisi Kurang Darah?
Kapan seseorang membutuhkan makanan penambah darah? Sebelumnya kamu harus tahu dulu, apa yang dimaksud kondisi kurang darah atau anemia.
Menurut WHO, anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah angka normal dan tidak sesuai dengan kebutuhan fisiologis tubuh.
Hemoglobin dibutuhkan tubuh untuk membawa oksigen di dalam darah. Maka, jika jumlahnya kurang, kemampuan darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh juga akan berkurang.
Padahal, kita tentunya tahu bahwa tanpa oksigen, aktivitas organ kita akan terhambat. Nah, inilah yang menyebabkan keluhan seperti kelelahan, lemas, pusing, sesak napas dapat timbul.
Apa akibatnya jika hal ini terjadi terus menerus?
Dalam jangka panjang, kondisi kurang darah ini akan berdampak pada kreativitas dan produktivitasmu karena terjadi penurunan konsentrasi atau fokus.
Tak hanya itu, anemia juga, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit, mengganggu pertumbuhan sel tubuh, menurunkan kebugaran dan kemampuan fisik, dan mengakibatkan muka pucat.
Penyebab Kondisi Kurang darah
Sebelum mengetahui apa saja makanan penambah darah, kamu sebaiknya juga tahu apa saja penyebab dari kurang darah. Berikut adalah kondisi penyebab kurang darah:
1. Kekurangan Zat Gizi
Salah satu penyebab dari kurang darah ini adalah kekurangan zat gizi terutama zat besi atau yang dikenal sebagai anemia defisiensi besi.
Penyebab umum lainnya terkait defisiensi zat gizi ini adalah kekurangan asam folat dan vitamin B12. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Hal ini bisa terjadi karena dalam proses pembentukan sel darah merah, diperlukan bahan baku seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12. Oleh karena itu jika kekurangan salah satu dari bahan tersebut, sel darah merah yang terbentuk tidak akan optimal jumlah atau kualitasnya.
2. Penyakit Tertentu
Penyakit atau infeksi kronis dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih sedikit sel darah merah.
Contoh penyakit penyebab kurang darah adalah thalassemia (penyakit keturunan akibat kelainan sel darah merah dengan hemoglobin tidak terbentuk sempurna). Selain itu, infeksi kronis yang bisa memicu anemia seperti infeksi parasit terkait cacing. Hal ini dapat menyebabkan penurunan hemoglobin dan menyebabkan anemia.
Pada orang-orang yang pernah menjalani operasi bariatrik atau saluran cerna juga dapat terjadi kekurangan sel darah merah karena terganggunya penyerapan bahan baku pembuat sel darah merah.
3. Kehilangan Darah
Salah satu penyebab kondisi kurang darah adalah kehilangan terlalu banyak sel darah merah. Pada remaja, menstruasi terkadang bisa membuat kondisi kurang darah.
Selain itu, kecelakaan yang membuat cedera atau pembedahan yang memicu kehilangan darah cukup banyak dapat menyebabkan anemia.
Zat gizi dan Makanan untuk Kondisi Kurang Darah (Makanan Penambah Darah)
Makanan penambah darah mengandung zat-zat yang mengandung gizi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Lantas, apa sajakah zat gizi yang terdapat pada makanan penambah darah?
1. Zat Besi
Zat besi merupakan kandungan gizi yang terdapat pada makanan penambah darah.
Zat besi memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan hemoglobin. Kurangnya asupan zat besi tentu dapat menimbulkan anemia.
Makanan penambah darah yang mengandung zat besi contohnya hati, jeroan, bayam, kacang-kacangan, kerang, daging merah, dan lain-lain.
2. Vitamin B12
Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat untuk pematangan sel darah merah. Sehingga pada kondisi kekurangan zat gizi ini, dapat terjadi anemia.
Makanan penambah darah yang kaya akan vitamin B12 ini umumnya berasal dari hewani seperti hewan laut (ikan tuna, sarden, kerang), daging, susu atau yoghurt. Sementara itu, folat banyak terkandung dalam sayuran berdaun hijau dan buah seperti alpukat.
3. Vitamin C
Hal lainnya yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan penyerapan besi adalah makanan penambah darah yang banyak mengandung vitamin C seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
Contoh makanan yang kaya vitamin C adalah jambu merah, pepaya, stroberi, jeruk, dan brokoli.
Vitamin C dapat membantu penyerapan besi sehingga kebutuhan besi kamu terpenuhi dan proses pembentukan hemoglobin berjalan lancar.
4. Tablet Tambah Darah
Pada orang yang sudah mengalami kurang darah, perlu diberikan tablet tambah darah sebagai tambahan di luar makanan penambah darah
Tablet tambah darah adalah tablet salut selaput yang mengandung ferro fumarat setara dengan Fe element 60 mg dan asam folat 0,40 mg.
Di Indonesia sendiri, orang yang kurang darah atau ibu hamil yang menjalani antenatal care (pemeriksaan ibu dan janin yang rutin pada ibu hamil) diberikan tablet tambah darah dari pemerintah.
Tablet tambah darah yang berbentuk bulat atau lonjong yang berwarna merah tua yang merupakan suplemen yang mengandung zat besi.
Makanan yang Harus Dihindari untuk Kondisi Kurang Darah
Selain makanan penambah darah, maka hal lain yang perlu kamu ketahui adalah makanan yang sebaiknya dihindari pada kurang darah.
Apa sajakah makanan tersebut?
1. Teh
Teh mengandung tanin yang dapat mengikat mineral antara lain zat besi. Pada teh hitam terkandung senyawa polifenol yang apabila teroksidasi akan mengikat mineral seperti zat besi, zinc, dan kalsium. Karena itu, teh hitam sangat menghambat penyerapan zat besi.
Mengonsumsi 1 cangkir teh mengandung polifenol (20–50 mg) dapat menghambat penyerapan zat besi sebesar 50–70%, sedangkan mengonsumsi 2-3 cangkir mengandung (100-400 mg polifenol) dapat menghambat penyerapan zat besi 60–90%.
2. Kopi
Kopi merupakan salah satu makanan yang menghambat penyerapan zat besi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2020, satu gelas (cup) kopi per minggu dapat menurunkan kadar serum feritin. Serum feritin ini merupakan kadar besi di dalam darah yang nantinya akan membentuk sel darah merah.
3. Obat-obatan Tertentu
Tahukah kamu bahwa mengonsumsi obat tertentu seperti antasida bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi dapat menghambat penyerapan zat besi.
Karena itu, disarankan memberi jarak antara makan obat dan makanan yang mengandung zat besi (makanan penambah darah).
Cegah Kurang Darah dengan Mengonsumsi Makanan Penambah Darah!
Wah, menarik ya. Ini bisa menjadi reminder agar kamu mulai mengonsumsi makanan penambah darah dan mengurangi makanan yang dapat menghambat penyerapan zat gizi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah.
Selain itu, kamu mungkin bisa memberi jarak waktu untuk mengonsumsi makanan-makanan tersebut, agar zat gizi pada makanan penambah darah terserap sempurna.
Rekomendasi Sirka
93,5% pengguna program Sirka berhasil menurunkan berat badan loh! Kalau kamu sedang ingin menurunkan berat badan untuk mencapai body goals atau berat badan ideal, ahli gizi Sirka bisa membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!