Berkeringat adalah hal yang normal. Berkeringat adalah cara tubuh mengatur suhu regulasi dalam tubuh. Tapi bagaimana dengan penderita diabetes? Apakah penderita diabetes berkeringat lebih sering?
Diabetes dapat memengaruhi banyak sistem dalam tubuh, termasuk kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh yang stabil.
Penderita diabetes mungkin mengalami keringat berlebih karena kadar gula darah yang tidak terkontrol atau akibat komplikasi diabetes seperti neuropati diabetik.
Sering berkeringat adalah kondisi umum yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti cuaca panas, aktivitas fisik, stres, demam, infeksi, atau kondisi medis lainnya.
Keringat berlebih bukan sebuah penyakit jika dipengaruhi cuaca dan aktivitas.
Namun, pada penderita diabetes, keringat berlebih bisa menjadi tanda kadar gula darah rendah (hipoglikemia) atau kerusakan saraf akibat diabetes (neuropati diabetik). Selain itu, keringat berlebih pada diabetes dapat terjadi bahkan saat sedang melakukan aktivitas ringan, tidur, atau saat udara dingin.
Salah satu bentuk kelainan keringat berlebih pada diabetes adalah gustatory sweating, yaitu berkeringat di daerah wajah, kepala, dan leher setelah makan, bahkan hanya dengan mencium makanan.
Tapi ini akan berbeda-beda pada setiap penderita diabetes.
Night sweats atau keringat malam juga sering terjadi pada penderita diabetes akibat kadar gula darah yang rendah. Tapi night sweats bukan hanya terjadi pada penderita diabetes.
Jadi kita harus memerhatikan gejala lain pada penderita diabetes untuk mengetahui apakah berkeringat berhubungan dengan diabetes.
Beberapa penyebab dan faktor risiko keringat berlebih pada penderita diabetes meliputi:
Kadar gula darah yang terlalu rendah (di bawah 70 mg/dL) dapat memicu pelepasan hormon adrenalin yang meningkatkan produksi keringat.
Hal ini dapat disebabkan oleh dosis obat atau insulin yang terlalu tinggi, tidak mengonsumsi cukup karbohidrat, melewatkan waktu makan, olahraga berlebihan, atau mengonsumsi alkohol.
Kadar gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kerusakan saraf, termasuk saraf yang mengendalikan kelenjar keringat.
Kerusakan ini dapat menyebabkan kelenjar keringat mengirimkan pesan yang salah atau tidak sama sekali, sehingga menyebabkan keringat berlebih atau justru ketidakmampuan berkeringat.
Diabetes dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf otonom, yang mengatur fungsi tubuh otomatis seperti produksi keringat.
Gangguan ini dapat menyebabkan keringat berlebih atau berkurangnya kemampuan berkeringat.
Obesitas, gangguan tiroid, beberapa jenis kanker, gangguan jantung, menopause, penggunaan obat-obatan tertentu, atau infeksi juga dapat menjadi faktor risiko keringat berlebih pada penderita diabetes.
Penderita diabetes sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami keringat berlebih yang tidak biasa. Trias diabtes umumnya adalah 3P yaitu polifagi (sering lapar), polidipsi (sering haus) dan poliuti atau sering buang air kecil.
Selain itu, silahkan ke dokter jika terdapat gejala dibawah ini:
Selain itu, segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala hipoglikemia seperti keringat dingin, pusing, kebingungan, atau kehilangan kesadaran.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi keringat berlebih pada penderita diabetes meliputi:
Untuk kamu penderita diabetes, jika merasa lebih sering berkeringat, periksalah kadar gula darah.
Jika kadar gula darah kamu rendah, segera konsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula. Konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan rencana perawatan diabetes.
Untuk caregiver, jika melihat penderita diabetes sering berkeringat, bantulah mereka untuk memeriksa kadar gula darahnya.
Jika kadar gula darahnya rendah, berikan mereka makanan atau minuman yang mengandung gula. Jika mereka tidak sadar, segera bawa mereka ke rumah sakit.
Solusi utama untuk mengatasi keringat berlebih pada penderita diabetes adalah mengontrol kadar gula darah dan mencegah komplikasi seperti neuropati diabetik.
Selain itu, beberapa solusi lain yang dapat membantu meliputi:
Berkeringat membuat tidak nyaman. Berkeringat bisa berhubungan dengan diabetes.
Dengan pengelolaan diabetes yang baik dan penanganan yang tepat, penderita diabetes dapat mengurangi frekuensi keringat berlebih dan meningkatkan kualitas hidup.
Kontrol rutin ke dokter dan terapkan pola hidup sehat untuk kontrol gula darah yang lebih baik.
Jika kamu sedang punya gula darah tinggi atau diabetes, maka perlu pola makan untuk meredakan gejalanya serta mengontrol/menurunkan kadar gula darahnya. Kamu bisa mengikuti terapi diabetes di Sirka loh! Terapi ini akan didampingi oleh dokter dan nutrisionis. Ayo klik tautan ini untuk informasi selengkapnya tentang terapi diabetes di Sirka!
Klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah obesitas dan diabetes yang sedang kamu alami dan agar kamu bisa berkonsultasi secara offline. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang konsultasi dengan dokter di klinik Sirka ya!
*Saat ini klinik Sirka berlokasi di BSD. Lokasi: Ruko Northridge BSD Business Center, Jl Komp. BSD No.05 blok A3, Serpong, Kec. Pagedangan, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Rambutan? Ini Jawabannya! Rambutan, buah tropis berbulu dengan rasa manis…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Durian? Ini Jawabannya! Durian, si "King of Fruits" dengan aroma…
7 Tips Makan di Luar untuk Penderita Diabetes - Tetap bisa Makan Enak! Pasti ada…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Kerupuk Kulit? Ini Faktanya! Kerupuk kulit sering kali menjadi camilan…
Sering Mengantuk karena Diabetes? Ini Penyebab dan Solusinya! Pernahkah kamu merasa mengantuk terus-menerus meskipun sudah…
Memperingati Hari Perempuan Internasional, Sirka Meluncurkan Panel Lab Test Khusus untuk Perempuan Dalam rangka memperingati…