Kesemutan adalah sensasi yang sering dirasakan oleh banyak orang. Namun, jika kamu sering mengalaminya tanpa alasan yang jelas, terutama di tangan atau kaki, hal itu bisa menjadi tanda awal diabetes. Kondisi ini sering kali diabaikan, padahal bisa menjadi gejala yang menunjukkan adanya komplikasi serius.
Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa kesemutan terjadi pada penderita diabetes, perbedaannya dengan kesemutan biasa, kapan harus berkonsultasi ke dokter, dan cara mengatasinya.
Pada penderita diabetes, kesemutan sering disebabkan oleh kerusakan saraf akibat kadar gula darah yang tinggi. Kondisi ini dikenal sebagai neuropati diabetik, yang merupakan salah satu komplikasi diabetes yang paling umum. Ketika kadar gula darah tidak terkontrol dalam waktu lama, saraf-saraf tubuh, terutama di bagian perifer seperti tangan dan kaki, menjadi rusak. Akibatnya, muncul sensasi seperti kesemutan, mati rasa, atau bahkan nyeri.
Kesemutan ini bukan sekadar gangguan ringan. Jika dibiarkan tanpa perawatan, kondisi ini dapat berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius, termasuk ulkus kaki diabetik hingga risiko amputasi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda awal dan segera mengambil langkah pencegahan.
Kesemutan biasa umumnya terjadi karena tekanan pada saraf, misalnya saat duduk terlalu lama atau tidur dengan posisi tertentu. Sensasi ini biasanya hilang begitu posisi tubuh berubah atau setelah beberapa menit.
Namun, kesemutan yang disebabkan oleh diabetes memiliki ciri khas yang berbeda. Berikut beberapa perbedaannya:
Kesemutan karena diabetes sering terjadi dan berlangsung lebih lama.
Biasanya dimulai dari ujung-ujung jari tangan atau kaki dan bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Selain kesemutan, kamu mungkin merasakan sensasi terbakar, nyeri tajam, atau bahkan mati rasa.
Kesemutan ini sering terjadi ketika kadar gula darah tidak terkontrol.
Jika kamu mengalami kesemutan yang sering, bertahan lama, dan disertai gejala lain seperti kelelahan berlebihan atau luka sulit sembuh, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Kesemutan karena diabetes bukanlah gejala yang bisa diabaikan. Kamu harus segera menemui dokter jika:
Dokter akan melakukan pemeriksaan, termasuk tes gula darah dan pemeriksaan saraf, untuk memastikan penyebab kesemutan. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kesemutan akibat diabetes memang tidak bisa hilang sepenuhnya, tetapi ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala dan mencegah kerusakan saraf lebih lanjut:
Menjaga kadar gula darah tetap stabil adalah kunci utama. Ikuti anjuran dokter terkait pola makan, olahraga, dan obat-obatan.
Aktivitas fisik dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan meningkatkan fungsi saraf. Pilih olahraga ringan seperti berjalan kaki, yoga, atau berenang.
Beberapa vitamin seperti B1, B6, dan B12 diketahui bermanfaat untuk kesehatan saraf. Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen.
Jika kesemutan terjadi di kaki, pastikan untuk merawat kakimu dengan baik. Gunakan alas kaki yang nyaman, periksa kaki secara rutin untuk mencegah luka, dan hindari berjalan tanpa alas kaki.
Merokok dan konsumsi alkohol dapat memperburuk kerusakan saraf. Mengurangi atau menghentikan kebiasaan ini akan membantu meringankan gejala kesemutan.
Beberapa penderita diabetes merasakan manfaat dari terapi fisik atau penggunaan obat tertentu untuk mengurangi nyeri dan kesemutan. Diskusikan opsi ini dengan dokter.
Neuropati diabetik memiliki beberapa jenis, dan yang paling umum adalah neuropati perifer. Neuropati perifer terutama menyerang saraf di kaki dan tungkai, kemudian bisa menyebar ke tangan dan lengan. Salah satu gejala awal dan paling sering dirasakan pada neuropati perifer adalah kesemutan. Oleh karena itu, kesemutan sering menjadi tanda pertama seseorang menyadari adanya masalah saraf akibat diabetes.
Kadar gula darah tinggi merusak saraf melalui beberapa mekanisme:
Keterkaitan erat antara kesemutan dan neuropati diabetik terletak pada fakta bahwa neuropati diabetik, khususnya neuropati perifer, merupakan penyebab paling umum kesemutan pada penderita diabetes. Kerusakan saraf akibat kadar gula darah tinggi mengganggu penghantaran sinyal saraf dan memunculkan berbagai sensasi abnormal, termasuk kesemutan. Oleh karena itu, kesemutan pada penderita diabetes tidak boleh diabaikan dan perlu diperiksakan ke dokter untuk deteksi dini dan penanganan yang tepat.
Jika kamu sedang punya gula darah tinggi atau diabetes, maka perlu pola makan untuk meredakan gejalanya serta mengontrol/menurunkan kadar gula darahnya. Kamu bisa mengikuti terapi diabetes di Sirka loh! Terapi ini akan didampingi oleh dokter dan nutrisionis. Ayo klik tautan ini untuk informasi selengkapnya tentang terapi diabetes di Sirka!
Klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah obesitas dan diabetes yang sedang kamu alami dan agar kamu bisa berkonsultasi secara offline. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang konsultasi dengan dokter di klinik Sirka ya!
*Saat ini klinik Sirka berlokasi di BSD. Lokasi: Ruko Northridge BSD Business Center, Jl Komp. BSD No.05 blok A3, Serpong, Kec. Pagedangan, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Rambutan? Ini Jawabannya! Rambutan, buah tropis berbulu dengan rasa manis…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Durian? Ini Jawabannya! Durian, si "King of Fruits" dengan aroma…
7 Tips Makan di Luar untuk Penderita Diabetes - Tetap bisa Makan Enak! Pasti ada…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Kerupuk Kulit? Ini Faktanya! Kerupuk kulit sering kali menjadi camilan…
Sering Mengantuk karena Diabetes? Ini Penyebab dan Solusinya! Pernahkah kamu merasa mengantuk terus-menerus meskipun sudah…
Memperingati Hari Perempuan Internasional, Sirka Meluncurkan Panel Lab Test Khusus untuk Perempuan Dalam rangka memperingati…