Sindrom metabolik merupakan kumpulan gejala atau kondisi dimana terdapat setidaknya 3 dari 5 kondisi kesehatan yang berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan diabetes tipe 2. Apa yang menyebabkan kondisi ini terjadi dan apa saja faktor penyebabnya?
Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala atau kondisi yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan stroke.
Sindrom metabolik ini juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti kondisi yang berhubungan dengan penumpukan plak di dinding arteri (aterosklerosis) dan kerusakan organ.
Seseorang bisa disebut memenuhi kriteria sindrom metabolik jika memiliki setidaknya tiga hal berikut:
Lingkar pinggang lebih dari 40 inci pada pria dan 35 inci pada wanita
Kadar trigliserida 150 mg/dL atau lebih.
Kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dL pada pria atau kurang dari 50 mg/dL pada wanita
Kadar gula darah puasa 100 mg/dL atau lebih. Jika 100 hingga 125 mg/dL, kemungkinan menderita prediabetes. Jika melebihi 125 mg/dL, kemungkinan besar menderita diabetes tipe 2.
Nilai tekanan darah sistolik 130 mmHg atau lebih tinggi dan/atau diastolik 85 mmHg atau lebih tinggi (angka bawah).
Semua kondisi ini secara individual meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan stroke. Namun bila kamu mengalami tiga kondisi atau lebih, risiko kamu meningkat secara signifikan. Inilah yang disebut dengan sindrom metabolik.
Beberapa faktor berkontribusi terhadap perkembangan sindrom metabolik dan ini merupakan proses yang kompleks. Namun para peneliti berpendapat resistensi insulin adalah penyebab utama penyebab terjadinya sindrom metabolik.
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons sebagaimana mestinya terhadap insulin, hormon yang dibuat pankreas untuk mengatur kadar glukosa (gula) darah.
Jika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk mengelola gula darah secara efektif, hal ini menyebabkan gula darah tinggi (hiperglikemia) dan pradiabetes atau diabetes tipe 2.
Resistensi insulin dan hiperinsulinemia juga dapat menyebabkan:
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap sindrom metabolik, seperti genetika dan usia tidak bisa diubah.
Perubahan gaya hidup adalah kunci pencegahan dan pengelolaan kondisi yang berkontribusi terhadap sindrom metabolik. Perubahannya meliputi:
Kamu akan disarankan untuk mencoba menurunkan berat badan berlebih. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa menurunkan 7% kelebihan berat badan dapat mengurangi timbulnya diabetes tipe 2 sebesar 58%.
Untuk mengetahui apakah berat badanmu ideal atau tidak, kamu bisa menghitung indeks massa tubuh di tautan ini.
Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat. Olahraga membantu melawan resistensi insulin, dapat membantu menjaga sistem kardiovaskular tetap sehat dan dapat membantu menurunkan berat badan.
Dokter atau ahli gizi menyarankan untuk menghindari makan karbohidrat dalam jumlah berlebihan (yang merangsang produksi insulin berlebih) dan mengurangi makan lemak tidak sehat, gula, daging merah, dan pati olahan.
Sebaliknya makan makanan utuh yang mencakup lebih banyak sayuran, buah-buahan, biji-bijian, ikan, dan unggas tanpa lemak.
Tidur yang berkualitas sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Kurang tidur dan gangguan tidur (seperti sleep apnea) dapat memperburuk sindrom metabolik atau berkontribusi terhadap perkembangan sindrom metabolik.
Merokok dapat menurunkan kolesterol HDL dan meningkatkan tekanan darah. Hal ini juga merusak pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyakit arteri koroner.
Berbagai pengobatan dan perawatan dapat membantu mengelola kondisi yang berkontribusi terhadap sindrom metabolik. Hal ini termasuk:
Statin (penghambat reduktase HMG CoA) adalah obat yang diresepkan untuk menurunkan kolesterol.
Obat-obatan ini (antihipertensi) adalah obat untuk menurunkan tekanan darah. Contohnya termasuk tiazid, penghambat ACE, dan penghambat saluran kalsium.
Obat diabetes membantu menurunkan gula darah.
Bedah bariatrik (operasi penurunan berat badan) adalah kategori operasi bedah yang dimaksudkan untuk membantu penderita obesitas menurunkan berat badan.
Tindakan ini direkomendasikan jika metode penurunan berat badan lainnya tidak berhasil dan jika obesitas menimbulkan risiko lebih besar dan pada indeks massa tubuh tertentu.
Perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi sindrom metabolik. Jika kamu memiliki riwayat keluarga diabetes, tekanan darah tinggi, atau kolesterol tinggi, pastikan untuk melakukan screening kesehatan secara berkala terkait ini.
Semakin cepat diketahui, dokter lebih bisa merekomendasikan perubahan gaya hidup dan perawatan untuk mengurangi risiko.
Jika kamu sedang mengalami sindrom metabolik, maka kamu bisa mengatasi masalah ini dengan berkonsultasi dengan dokter dan nutrisionis di klinik Sirka. Klinik Sirka adalah klinik sindrom metabolik pertama di Indonesia!
Klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah sindrom metabolik yang sedang kamu alami dan agar kamu bisa berkonsultasi secara offline. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang konsultasi dengan dokter di klinik Sirka ya!
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Rambutan? Ini Jawabannya! Rambutan, buah tropis berbulu dengan rasa manis…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Durian? Ini Jawabannya! Durian, si "King of Fruits" dengan aroma…
7 Tips Makan di Luar untuk Penderita Diabetes - Tetap bisa Makan Enak! Pasti ada…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Kerupuk Kulit? Ini Faktanya! Kerupuk kulit sering kali menjadi camilan…
Sering Mengantuk karena Diabetes? Ini Penyebab dan Solusinya! Pernahkah kamu merasa mengantuk terus-menerus meskipun sudah…
Memperingati Hari Perempuan Internasional, Sirka Meluncurkan Panel Lab Test Khusus untuk Perempuan Dalam rangka memperingati…