Berat badan yang turun secara tiba-tiba dapat menjadi tanda peringatan adanya masalah kesehatan, termasuk akibat adanya kondisi medis diabetes. Artikel ini akan membahas penyebab dan langkah yang perlu dilakukan jika berat badan menurun akibat diabetes.
Penurunan berat badan pada penderita diabetes disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan glukosa secara efektif. Pada diabetes tipe 1, tubuh kekurangan insulin, sehingga glukosa tidak dapat diubah menjadi energi. Di sisi lain, pada diabetes tipe 2, resistensi insulin membuat tubuh kesulitan mengatur kadar gula darah. Akibatnya, tubuh mulai membakar lemak dan protein sebagai sumber energi alternatif, yang menyebabkan penurunan berat badan.
Selain itu, penderita diabetes juga sering mengalami poliuria, yaitu peningkatan frekuensi buang air kecil. Kehilangan cairan yang signifikan akibat buang air kecil berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penurunan berat badan. Meskipun penurunan berat badan ini bukan akibat pembakaran lemak, efeknya bisa terlihat dengan cepat pada penderita diabetes yang tidak terkendali.
Berat badan yang turun tanpa disengaja bisa menjadi tanda bahwa diabetes tidak terkontrol dengan baik. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius. Berikut beberapa kondisi yang dapat timbul akibat terjadinya penurunan berat badan yang tidak diinginkan:
Penurunan berat badan yang tidak diinginkan sering disertai dengan hilangnya massa otot. Hal ini dapat memengaruhi kekuatan tubuh, sehingga membuat penderita diabetes merasa lebih lemah dan sulit untuk melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Kehilangan massa otot juga bisa mengganggu metabolisme tubuh dan memperburuk kontrol gula darah.
Malagizi terjadi karena tubuh tidak dapat menyerap atau memanfaatkan gizi dengan baik. Kondisi ini dapat memperburuk kondisi tubuh, melemahkan sistem kekebalan tubuh, memperlambat penyembuhan luka, serta meningkatkan risiko infeksi. Dalam jangka panjang, malagizi dapat memperburuk kondisi diabetes dan mempengaruhi kualitas hidup penderita secara keseluruhan.akibat kurangnya asupan gizi penting yang diserap tubuh.
Ketika tubuh kekurangan glukosa sebagai sumber energi karena ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkannya dengan baik, tubuh mulai membakar lemak sebagai alternatif. Proses ini disebut ketosis, yang bisa memicu penurunan berat badan. Namun, jika ketosis berlanjut dan tubuh menghasilkan kadar keton yang terlalu tinggi, dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi hingga gangguan keseimbangan elektrolit.
Untuk memastikan apakah penurunan berat badan disebabkan oleh diabetes atau faktor lain, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:
Langkah pertama yang penting untuk dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan mengevaluasi riwayat kesehatan penderita diabetes, gejala yang dialami, serta kondisi tubuh secara keseluruhan untuk menentukan apakah penurunan berat badan tersebut berhubungan dengan diabetes atau ada faktor lain yang turut berperan.
Pemeriksaan gula darah menjadi cara utama untuk memastikan apakah penurunan berat badan disebabkan oleh kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Tes glucometer (pengukuran gula darah secara langsung) atau tes HbA1c (yang mengukur rata-rata kadar gula darah selama 2–3 bulan terakhir) bisa memberikan gambaran mengenai seberapa baik kontrol gula darah seseorang.
Jika kadar gula darah tinggi secara konsisten, hal ini bisa menjadi penyebab penurunan berat badan.
Untuk memverifikasi lebih lanjut, dokter mungkin akan menyarankan tes tambahan, seperti tes urin. Tes urin ini dapat berfungsi untuk mendeteksi adanya keton, yang dapat mengindikasikan komplikasi seperti ketoasidosis diabetik.
Mengamati pola makan dan aktivitas fisik juga penting untuk memastikan bahwa penurunan berat badan bukan disebabkan oleh faktor lain, seperti diet yang tidak sehat, olahraga berlebihan, atau kondisi medis lain yang tidak terkait dengan diabetes. Evaluasi asupan kalori dan tingkat aktivitas dapat menggambarkan apakah ada faktor eksternal yang menyebabkan penurunan berat badan selain diabetes.
Diabetes adalah kondisi kronis yang memerlukan penanganan berkelanjutan. Tanpa saran dari dokter, risiko komplikasi akibat penurunan berat badan akan semakin besar, sehingga sangat penting untuk menjalani evaluasi medis secara berkala.
Dalam kasus berat badan turun karena diabetes, dokter akan membantu:
Jika kamu sedang punya gula darah tinggi atau diabetes, maka perlu pola makan untuk meredakan gejalanya serta mengontrol/menurunkan kadar gula darahnya.
Dokter dan nutrisionis Sirka bisa membantumu untuk menurunkan dan mengontrol kadar gula darah agar gejala diabetesmu bisa berkurang dan mencegah kenaikan gula darah yang tinggi. Ayo klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!
Klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah gula darah/diabetes yang sedang kamu alami dan agar kamu bisa berkonsultasi secara offline. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang konsultasi dengan dokter di klinik Sirka ya!
Obat-Obatan yang Sebaiknya Dihindari Oleh Penderita Diabetes Penderita diabetes perlu berhati-hati dalam mengonsumsi obat. Beberapa…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Roti? Ini Faktanya! Roti adalah salah satu makanan yang sering…
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…