Diabetes adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Masyarakat sering membagi diabetes menjadi “diabetes basah” dan “diabetes kering”. Padahal, istilah ini tidak akurat dalam dunia medis.
Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan diabetes basah? Artikel ini akan membahas tentang diabetes basah dan perbedaannya dengan diabetes kering. Simak sampai selesai, ya!
Diabetes adalah penyakit kronis yang banyak diderita oleh masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia, diabetes juga disebut dengan penyakit kencing manis. Diabetes terjadi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menyerap gula darah (glukosa).
Glukosa yang tidak terserap akan menumpuk di aliran darah sehingga kadar gula darah menjadi tinggi. Jika tidak segera ditangani maka akan menimbulkan berbagai komplikasi, contohnya adalah luka yang sulit sekali untuk sembuh.
Dalam dunia medis, kondisi luka yang sulit sembuh pada penderita diabetes disebut dengan “ulkus diabetikum”. Di kalangan masyarakat, istilah yang sering digunakan adalah “diabetes basah”.
Namun, pada kenyataannya, tidak ada “diabetes basah” dan “diabetes kering” pada dunia medis. Istilah tersebut banyak digunakan masyarakat untuk menggambarkan kondisi luka pada penderita diabetes.
Diabetes basah merujuk pada luka pada penderita diabetes yang sulit kering, proses penyembuhannya lama, dan cenderung mudah memburuk. Apabila tidak segera ditangani maka dapat menyebabkan komplikasi seperti infeksi, jaringan membusuk, hingga kematian jaringan dan harus ada prosedur amputasi.
Jika berbicara tentang diabetes dengan masyarakat, mungkin tidak bisa lepas dari istilah diabetes basah dan diabetes kering. Sebenarnya, apa perbedaannya?
Diabetes basah sering diartikan sebagai kondisi luka pada penderita diabetes, seringnya luka terbuka yang sulit untuk sembuh, susah mengering, dan mengeluarkan nanah. Bagian tubuh yang sering mengalami luka adalah kaki, karena sering terkena tekanan.
Sedangkan, diabetes kering adalah luka pada penderita diabetes yang sudah mengering, bahkan terkadang sudah menghitam yang menandakan bahwa jaringannya sudah mati.
Pada dasarnya, diabetes terjadi karena gangguan penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh. Hal ini terjadi karena gangguan produksi hormon insulin atau resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang berperan dalam proses penyerapan gula darah ke dalam sel tubuh.
Terganggunya penyerapan glukosa menyebabkan glukosa yang tidak terserap tetap beredar di aliran darah. Seiring waktu, glukosa akan menumpuk di pembuluh darah dan menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
Beberapa gejala yang dapat dialami penderita diabetes adalah sebagai berikut:
Pada penderita “diabetes basah” gejala di atas disertai dengan luka yang sulit kering dan proses penyembuhan luka yang lama.
Luka yang sulit kering disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga aliran darah tidak lancar. Hal tersebut menyebabkan kurangnya pasokan zat gizi dan oksigen ke area luka, sehingga proses penyembuhan luka terganggu.
Salah satu komplikasi diabetes adalah kerusakan saraf karena tingginya kadar gula darah. Kerusakan saraf menyebabkan tubuh tidak dapat merasakan sakit. Dengan begitu, penderita tidak menyadari jika terdapat luka atau lukanya bertambah parah sehingga sulit untuk sembuh.
Penderita diabetes berisiko mengalami “diabetes basah”. Namun, hal tersebut dapat dicegah. Prinsip pencegahan diabetes adalah membatasi asupan gula harian agar tidak melebihi batas maksimal. Bukan hanya gula pasir, tetapi juga gula yang terkandung dalam setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Pada penderita “diabetes basah” jika terjadi luka maka sulit sembuh dan kering. Oleh karena itu perlu waspada jika terjadi cedera dan luka. Berikut beberapa cara pencegahan “diabetes basah”:
Diabetes basah atau ulkus diabetikum adalah salah satu komplikasi diabetes. Mengatasi “diabetes basah” memerlukan penanganan yang menyeluruh untuk menghindari infeksi dan mempercepat penyembuhan.
Berikut beberapa langkah untuk mengatasi “diabetes basah”:
Bersihkan luka secara hati-hati dengan air bersih untuk menghindari infeksi. Oleskan salep antibiotik jika direkomendasikan oleh dokter dan gunakan perban steril untuk menutup luka.
Penderita diabetes harus memeriksakan kadar gula darah secara rutin untuk memantau proses pengobatan. Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan kadar gula darah pasien. Konsumsi obat yang diberikan dokter secara rutin sesuai dengan anjuran agar kadar gula darah terkontrol.
Selalu periksa kondisi luka setiap hari. Jika ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, nanah, dan demam segera periksakan ke dokter. Dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi yang ada dan menganjurkan penanganan luka yang tepat.
Itulah beberapa cara mencegah dan mengatasi “diabetes basah”. Perlu diingat bahwa sebenarnya tidak ada yang namanya diabetes basah dan diabetes kering, ya! Yang terpenting adalah jaga pola hidup dan pola makan agar terhindar dari penyakit diabetes.
Perlu usaha dan konsistensi untuk menerapkan pola hidup sehat dan pola makan gizi seimbang.
Jika kamu membutuhkan program khusus untuk membantumu menjaga pola makan dan mengubah pola hidup menjadi gaya hidup sehat, kamu bisa mendaftar program Sirka.
Di program Sirka kamu dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan rencana diet yang sesuai untuk kebutuhanmu, terutama untuk mengatasi gejala diabetes. Informasi lebih lanjut bisa kamu baca di tautan ini ya.
Selain itu, klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah diabetes yang sedang kamu alami. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang klinik Sirka ya!
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
Aprepitant - Obat Anti Mual yang Bermanfaat untuk Berat Badan? Apakah kamu pernah mendengar obat…