Kehamilan sejatinya merupakan proses fisiologis dan alamiah yang minim risiko bagi ibu dan bayi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kehamilan berisiko tinggi. Apa saja faktor tersebut?
Kehamilan berisiko tinggi artinya, ibu atau bayi, lebih berisiko mengalami masalah kesehatan pada saat kehamilan, persalinan, maupun pasca persalinan.
Oleh karena itu, ibu hamil berisiko tinggi, memerlukan pemeriksaan dan pemantauan yang lebih intens dibandingkan dengan kehamilan normal atau risiko rendah.
Kehamilan dapat dikatakan berisiko tinggi karena beberapa faktor, antara lain:
Ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun atau yang lebih dari 35 tahun, memiliki risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang hamil di usia 20-35 tahun. Hal ini berhubungan dengan kondisi sel telur dan organ reproduksi seorang wanita.
Kehamilan yang sehat sangat ditentukan oleh kualitas sel telur dan kondisi organ reproduksi wanita. Seiring dengan bertambahnya usia, kualitas sel telur dan kemampuan organ reproduksi akan menurun. Oleh karena itu, wanita yang hamil saat berusia lebih dari 35 tahun, memiliki risiko yang lebih besar mengalami komplikasi kehamilan.
Riwayat kesehatan ibu sebelum hamil seperti tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes melitus, penyakit tiroid, penyakit jantung, autoimun, dan beberapa riwayat kesehatan lain, dapat meningkatkan risiko kehamilan ibu.
Gaya hidup yang tidak sehat juga dapat menyebabkan kehamilan berisiko tinggi, misalnya merokok, mengonsumsi alkohol, serta obat-obatan terlarang.
Riwayat kehamilan sebelumnya dan adanya komplikasi pada kehamilan yang sekarang, juga dapat menyebabkan kehamilan berisiko tinggi, termasuk diantaranya yaitu:
Kehamilan berisiko tinggi dapat berpotensi membahayakan ibu atau janin di dalam kandungannya. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi diantaranya:
Kehamilan berisiko tinggi dapat dicegah dengan cara merencanakan waktu kehamilan dan menerapkan pola hidup sehat.
Rencanakan kehamilan saat usia reproduksi optimal (20-35 tahun), jaga berat badan, serta hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.
Perencanaan kehamilan dan persiapan kondisi kesehatan yang optimal, dapat membantu mengurangi risiko terjadinya komplikasi kehamilan, baik pada ibu maupun bayi.
Kehamilan berisiko tinggi membutuhkan pemantauan yang lebih intens jika dibandingkan dengan kehamilan normal atau risiko rendah. Beberapa ibu hamil mungkin membutuhkan pemeriksaan tambahan seperti tes darah lengkap, ultrasonografi (USG), non-stress test, monitoring detak jantung janin, atau pemeriksaan lain terkait kondisi kesehatannya.
Jika pada kehamilan risiko rendah setidaknya periksa kehamilan minimal 6 kali selama 9 bulan, pada kehamilan risiko tinggi mungkin membutuhkan antenatal care yang lebih sering. Pada beberapa kasus, konsultasi dengan dokter spesialis fetomaternal atau dokter spesialis lainnya mungkin dibutuhkan untuk memantau
Meskipun memiliki risiko komplikasi yang lebih besar, namun, kehamilan berisiko tinggi tetap dapat menghasilkan kehamilan yang sehat jika mendapatkan tatalaksana yang sesuai. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, konsultasikan risiko atau keluhan yang muncul saat kehamilan, serta terapkan pola hidup sehat untuk menjaga kondisi kehamilan tetap optimal.
Menjaga berat badan dan menerapkan pola hidup sehat sangat penting untuk membantu mengurangi risiko komplikasi kehamilan. Dokter dan nutrisionis dari Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan kehamilan yang sehat. Klik tautan ini untuk info lebih lanjut.
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
Aprepitant - Obat Anti Mual yang Bermanfaat untuk Berat Badan? Apakah kamu pernah mendengar obat…
5 Rekomendasi Ikan untuk Penderita Diabetes dan Cara Mengonsumsinya Tidak semua ikan buruk bagi penderita…