Obat pelangsing atau obat diet seringkali jadi pilihan saat orang menurunkan berat badan. Padahal beberapa obat tidak terbukti khasiatnya dalam menurunkan berat badan bahkan memiliki efek samping apalagi obat pelangsing tersebut bisa saja tidak terdaftar BPOM. Apa saja obat pelangsing berbahaya/dilarang BPOM?
Obat pelangsing adalah obat berupa bahan herbal dengan klaim dapat membantu menurunkan berat badan.
Secara medis, istilah obat pelangsing sebenarnya jarang digunakan. Adapun obat yang digunakan untuk mengobati obesitas, diberikan nama sesuai dengan mekanisme kerjanya, misal: penghambat kerja enzim lipase (yang mengurai lemak): contoh orlistat.
Umumnya obat pelangsing adalah obat mengandung senyawa herbal yang seharusnya mengandung ekstrak tanaman bukan mengandung bahan kimia obat.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI merilis deretan obat pelangsing berbahaya. Di antaranya obat tradisional yang mengandung bahan kimia obat (BKO).
Berikut merek obat pelangsing berbahaya berdasarkan temuan BPOM RI terbaru:
Informasi lebih lengkap terkait ini bisa dicek melalui link ini
Obat tradisional yang mengandung BKO adalah produk tradisional yang pada proses pembuatannya ditambahkan bahan kimia obat. Obat pelangsing tidak seharusnya ditambahkan bahan kimia obat.
Penambahan bahan kimia obat bertujuan untuk menambah fungsi pada produk tersebut. Namun, penambahan ini dilakukan tanpa memperkirakan dosis atau aturan pakai.
Adapun beberapa BKO yang sering ditambahkan pada produk obat tradisional pelangsing, di antaranya:
Jika ditambahkan pada obat tradisional pelangsing tanpa takaran, aturan pakai dan pengawasan dokter, maka bisa menimbulkan efek berbahaya. Dampaknya bisa menyebabkan gagal jantung hingga kematian.
Obat pelangsing boleh saja digunakan, tapi harus sesuai indikasi.
Sebagian orang dengan kondisi tertentu bisa saja disarankan menggunakan obat diet dengan pengawasan dokter, seperti:
Pada kasus tertentu, obat bisa saja diberikan kepada orang dengan berat badan berlebih dan memiliki komorbid (penyakit penyerta). Ini dilakukan dengan didampingi oleh pengawasan ahli dan sesuai resep dokter.
Olahraga dan pola hidup sehat jika memungkinkan juga tetap dibarengi agar efektivitas obat menjadi optimal.
Kalau kamu overweight atau obesitas, maka konsultasi ke nutrisionis adalah solusinya. Mereka akan membantumu untuk mendampingi perjalanan penurunan berat badan dan memberikan meal guideline yang sesuai dengan kondisi dan tujuanmu.
Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat serta dalam pengawasan, kamu bisa ikut program medication yang menggabungkan perawatan medis (terapi obat) dengan pendampingan pola makan dan olahraga untuk membantu kamu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan metabolisme.
Kamu akan mendapatkan panduan dari dokter dan nutrisionis Sirka untuk memantau dan membantu selama program untuk bisa menurunkan berat badan dan mencapai body goals impianmu. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!
Klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah obesitas dan diabetes yang sedang kamu alami dan agar kamu bisa berkonsultasi secara offline. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang konsultasi dengan dokter di klinik Sirka ya!
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Rambutan? Ini Jawabannya! Rambutan, buah tropis berbulu dengan rasa manis…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Durian? Ini Jawabannya! Durian, si "King of Fruits" dengan aroma…
7 Tips Makan di Luar untuk Penderita Diabetes - Tetap bisa Makan Enak! Pasti ada…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Kerupuk Kulit? Ini Faktanya! Kerupuk kulit sering kali menjadi camilan…
Sering Mengantuk karena Diabetes? Ini Penyebab dan Solusinya! Pernahkah kamu merasa mengantuk terus-menerus meskipun sudah…
Memperingati Hari Perempuan Internasional, Sirka Meluncurkan Panel Lab Test Khusus untuk Perempuan Dalam rangka memperingati…