Setelah melahirkan kamu mungkin bertanya-tanya, kapan masa subur dapat kembali seperti sebelumnya? Kapan waktu yang aman untuk berhubungan seksual jika ingin menunda kehamilan selanjutnya? Atau kapan waktu yang tepat untuk berhubungan seksual jika langsung ingin punya anak kedua? Mari kita bahas bersama pada artikel berikut!
Masa subur adalah periode dimana peluang hamil menjadi lebih besar jika melakukan hubungan seksual tanpa pengaman (alat kontrasepsi).
Masa subur seorang wanita dimulai sejak 5 hari sebelum ovulasi, saat terjadinya ovulasi, dan 1 hari setelah ovulasi. Jadi, seorang wanita memiliki kurang lebih 7 hari masa subur pada setiap bulannya.
Periode tersebut ditentukan dari masa hidup sperma yang dapat bertahan selama 5 hari di dalam tubuh wanita. Sedangkan sel telur hanya dapat bertahan selama 24 jam setelah dilepaskan.
Jadi, kamu dan pasangan memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan momongan jika berhubungan seksual pada periode (masa subur) tersebut.
Masa nifas merupakan periode setelah persalinan yang biasanya terjadi hingga 40 hari. Pada masa nifas, rahim akan membersihkan darah dan sisa-sisa jaringan setelah proses persalinan. Pengeluaran darah kotor tersebut disebut dengan lochea.
Selain lochea, akan terjadi beberapa perubahan yang bersifat fisiologis (alami) pada masa nifas, diantaranya yaitu perubahan sistem reproduksi, sistem hormonal, sistem perkemihan, sistem peredaran darah, dan sistem pencernaan ibu.
Pada sistem reproduksi, ukuran rahim akan kembali ke ukuran normal seperti sebelum hamil secara berangsur-angsur. Area perlekatan plasenta akan menutup kembali. Serviks dan vagina juga akan mengalami perubahan ke keadaan semula.
Begitu plasenta lepas saat persalinan, hormon kehamilan pun akan mulai berkurang kadarnya di dalam tubuh. Progestin, estron, dan estradiol akan kembali ke kadar sebelum hamil. Folicle stimulating hormone (FSH) akan tetap rendah hingga kurang lebih 12 hari, dan akan meningkat kembali untuk menandakan siklus menstruasi baru.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), jika seorang ibu menyusui secara eksklusif, ovulasi dapat tertunda, tetapi biasanya akan kembali dalam waktu 6 bulan.
Sedangkan penelitian pada ibu yang tidak menyusui menunjukkan bahwa, mayoritas ibu tidak mengalami ovulasi hingga 6 minggu postpartum.
Namun, tetap ada kemungkinan untuk hamil pada beberapa minggu setelah melahirkan.
Meskipun kasusnya jarang, ovulasi dapat terjadi beberapa minggu setelah persalinan pada ibu yang tidak menyusui, bahkan sebelum siklus menstruasinya kembali.
Waktu kembalinya kesuburan bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Hal ini berhubungan dengan regulasi hormon di dalam tubuhnya setelah melahirkan.
Karena terjadinya ovulasi tidak dapat diketahui secara pasti, pasangan yang ingin menunda kehamilan sangat disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi jika ingin berhubungan seksual.
Para ahli merekomendasikan untuk memberikan jarak antara kehamilan pertama dengan kehamilan selanjutnya setidaknya 18 bulan.
Jarak kehamilan ini penting untuk diperhatikan agar sang kakak dapat memperoleh ASI secara eksklusif dan tubuh ibu memiliki waktu yang cukup untuk memulihkan diri setelah persalinan yang sebelumnya.
Jika kamu sedang merencanakan untuk memiliki anak, nutrisionis dan dokter Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Sudah ada 26 ibu yang berhasil mendapat garis dua setelah ikut program Sirka. Apakah kamu selanjutnya?
Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…