Kuret karena keguguran atau komplikasi persalinan, mungkin menjadi salah satu pengalaman yang tidak terlupakan bagimu. Tetapi, adanya masalah di kehamilan sebelumnya bukan berarti kamu tidak bisa hamil lagi kok. Wajar sekali jika timbul kecemasan untuk mulai mencoba program hamil lagi. Mengetahui waktu yang paling tepat untuk memulainya kembali, dapat membantumu mengatasi keraguan tersebut. Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memulai program hamil setelah kuret? Simak penjelasannya di artikel ini!
Kuret merupakan prosedur medis yang bertujuan untuk mengeluarkan jaringan dari dalam rahim, misalnya karena perdarahan atau keguguran. Prosedur ini biasanya diawali dengan dilatasi atau pelebaran leher rahim (serviks). Oleh karena itu, kedua prosedur ini banyak dikenal dengan istilah dilatation and curettage (D&C).
Prosedur in merupakan salah satu prosedur medis yang paling sering dilakukan dan relatif aman, namun efek samping yang serius tetap dapat terjadi.
Ada beberapa komplikasi jangka pendek yang dapat terjadi saat kuret, seperti luka pada serviks, perdarahan, infeksi, hingga perforasi rahim (terjadinya luka atau lubang di rahim).
Sedangkan komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi setelah prosedur kuret salah satunya yaitu masalah kesuburan.
Umumnya, kuretase tidak akan memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendapatkan kehamilan di kemudian hari, kecuali ada kondisi-kondisi tertentu yang menyebabkan masalah pada rahim.
Sebagai contoh, pada beberapa kasus wanita pasca kuret mungkin mengalami adhesi intrauteri atau timbulnya jaringan parut pada rahim yang biasa disebut Asherman syndrome. Kondisi ini, dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk hamil.
Oleh karena itu, wanita dengan riwayat kuret yang sedang merencanakan program hamil, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Evaluasi kesehatan diperlukan untuk memastikan tubuh siap untuk hamil dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan di kemudian hari.
Program hamil dapat kembali dimulai setelah dinding rahim siap untuk implantasi sel telur untuk kehamilan. Dokter mungkin akan menyarankan kamu untuk menunggu hingga tubuhmu pulih dan siap untuk hamil. Kamu dan pasangan harus menunda berhubungan seksual setidaknya 4 minggu setelah prosedur kuret.
Namun, tubuh mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk pulih sepenuhnya setelah keguguran dan prosedur kuret. Biasanya dokter merekomendasikan untuk menuggu setidaknya 6 bulan setelah keguguran dan kuretase sebelum kamu hamil lagi.
Prosedur kuretase tidak akan memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendapatkan kehamilan lagi. Namun, studi menunjukkan bahwa wanita dengan riwayat dilatasi dan kuretase dapat meningkatkan risiko persalinan prematur pada kehamilan selanjutnya.
Studi meta analisis tersebut mengevaluasi rasio kelahiran prematur pada wanita dengan riwayat kuretase karena keguguran atau komplikasi persalinan.
Para peneliti merekomendasikan untuk meminimalkan prosedur kuretase yang tidak dibutuhkan pada kasus keguguran dan terminasi kehamilan, karena dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Jika kamu dan pasangan memutuskan untuk melakukan program hamil setelah kuret, mempersiapkankan tubuh untuk menyambut individu baru merupakan hal yang sangat krusial.
Ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mempersiapkan program hamil setelah kuret, di antaranya:
Riwayat kuret karena keguguran atau masalah kehamilan mungkin akan membekas di ingatanmu. Tapi kamu tak perlu takut untuk mencoba hamil lagi. Konsultasikan dengan dokter kandungan kepercayaanmu untuk mempersiapkan program hamil selanjutnya secara optimal.
Mulailah program hamil dengan kondisi fisik dan mental yang prima, sambutlah kehamilan selanjutnya dengan hati yang bahagia!
Jika kamu sedang merencanakan program hamil bersama pasangan, dokter dan nutrisionis Sirka dapat membantumu untuk mencapai berat badan ideal dan konsumsi gizi seimbang agar kamu bisa hamil.
Sudah banyak pasangan yang berhasil menjalankan program hamil melalui pendampingan dokter dan nutrisionis berpengalaman dari Sirka. Apakah kamu selanjutnya? Ayo klik tautan ini untuk info lebih lanjut!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…