Kucing merupakan hewan yang sangat menggemaskan. Tapi ada beberapa keyakinan bahwa bulu kucing bikin mandul Apakah pernyataan ini benar adanya?
Bulu kucing tidak menyebabkan mandul. Faktanya, bulu kucing tidak menyebabkan terjadinya kemandulan bagi wanita dan parasit toksoplasma sendiri disebarkan melalui kotoran kucing, bukan pada bulu kucing.
Kucing yang tidak terjaga kebersihannya mudah terinfeksi parasit Toksoplasma gondii, yang didapat dari konsumsi daging mentah (misalnya burung liar, tikus, dll). Kucing bisa terinfeksi parasit ini setelah 3-10 hari mengonsumsi hewan-hewan tersebut.
Parasit ini hidup di saluran cerna kucing dan keluar melalui tinja. Bila tinja yang mengandung parasit ini kering dan tersebar, dapat menginfeksi manusia atau hewan lainnya.
Kucing bisa terkena toksoplasma dari kotoran kucing lain yang terkontaminasi parasit yang sama.
Kemudian, parasit menempel pada kotoran kucing selama 2 minggu dan bisa menularkan setelah 1-5 hari keluar dari kotoran kucing.
Pada manusia umumnya gejalanya mirip seperti flu biasa. Individu yang terinfeksi tokso mungkin mengalami demam ringan, flu dan batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, gangguan pada kulit, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar leher.
Pada perempuan, infeksi T.gondii dapat menyebabkan keguguran berulang; seringkali keguguran ini tidak disadari karena terjadi pada saat usia kandungan sangat muda, sehingga dikira sebagai menstruasi biasa.
Akibatnya timbul mitos bahwa memelihara kucing dapat menyebabkan kemandulan. Padahal kehamilan tetap bisa terjadi (tidak mandul), hanya saja kehamilan tersebut tidak dapat dipertahankan sampai kelahiran.
Jika tertular toksoplasma saat sedang hamil, atau bahkan beberapa bulan sebelum hamil, parasit ini dapat menyebabkan cacat lahir serius seperti kerusakan mata dan otak pada janin.
Sekitar setengah dari bayi yang terinfeksi tokso lahir prematur. Kerusakan lainnya dapat timbul berminggu-minggu, bulanan atau tahunan setelah kelahiran, termasuk kerusakan hati dan limpa, ketulian atau gangguan pendengaran, penyakit kuning, kerusakan mata dan masalah penglihatan, diare, muntah, masalah makan, dan ruam kulit.
Pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan.
Gangguan fungsi saraf (gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara), serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik.
Toksoplasma juga dapat menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian.
Penelitian menunjukkan wanita yang reproduksinya terinfeksi toksoplasmosis dapat mengalami gangguan kesuburan. Hal ini terjadi karena parasit ini menyerang setiap sel berinti, termasuk sel gamet yang akan mengakibatkan kegagalan pembuahan atau rusaknya zigot (janin).
Penularan toksoplasma terjadi melalui tinja kucing yang terinfeksi, mengering, hancur, lalu menyebar bersama debu, tersentuh, lalu termakan. Untuk mencegahnya harus memastikan kotoran kucing segera dibuang dengan baik dan tidak tersentuh.
Desinfeksi segala benda yang tersentuh tinja kucing, atau dibakar habis agar parasit terbunuh. Gunakan sarung tangan sekali pakai saat membersihkan tinja kucing, lalu segera bakar sarung tangan tersebut atau dibuang sebagai limbah medis; jangan dibuang ke tempat sampah umum, karena dapat tersentuh hewan seperti tikus, kucing, dll dan menyebabkan penularan ulang.
Jangan sampai sarung tangan kotor tersebut tersentuh benda lain. Simpan kotak kotoran kucing pada luar ruangan.
Lakukan pemeriksaan dengan dokter hewan untuk tes infeksi toksoplasmosis.
Seperti infeksi parasit lainnya, kondisi ini akan menimbulkan gejala. Gejalanya mirip seperti flu biasa. Individu yang terinfeksi tokso mungkin mengalami demam ringan, flu dan batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, gangguan pada kulit, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar leher.
Periksakan diri ke dokter untuk mengetahui apakah kamu sudah terinfeksi toksoplasma atau belum dengan pemeriksaan antibodi, karena penderita toksoplasmosis seringkali tidak bergejala sehingga perlu diperiksa untuk memastikannya.
Bila sudah terinfeksi, berobatlah sesuai arahan dokter. Hingga saat ini belum ada vaksin toksoplasma yang aman digunakan untuk manusia, maka perlu menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan infeksi toksoplasma.
Bukan bulu kucing yang bikin mandul tetapi parasit yang terkandung dalam kotoran si hewan berbulu ini. Untuk itu selalu jaga kebersihan hewan anda agar tidak menimbulkan masalah kesehatan termasuk toksoplasmosis.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…