Untuk mendapatkan embrio terbaik, dibutuhkan sel telur dengan kualitas yang baik pula. Salah satu teknologi medis berupa pembekuan sel telur atau dikenal sebagai egg freezing menjadi pilihan untuk menjaga cadangan sel telur yang bisa digunakan di masa yang akan datang.
Saat lahir hingga masa kanak-kanak, perempuan memiliki sekitar 2 juta cadangan sel telur. Jumlah tersebut kemudian menurun pada masa remaja ketika dimulainya siklus menstruasi menjadi sekitar 400 ribu sel telur.
Pada masa ini, sel-sel telur mulai memasuki proses pematangan dan dapat dibuahi oleh sperma. Saat usia dewasa, cadangan sel telur wanita terus menerus menurun hingga memasuki usia menopause. Puncak penurunan sel telur terjadi ketika wanita memasuki usia 35-37 tahun.
Pembekuan sel telur atau yang biasa disebut sebagai egg freezing atau egg cryopreservation merupakan teknologi yang memungkinkan wanita menyimpan sel telur agar dapat digunakan di kemudian hari untuk menjalani teknologi reproduksi berbantu dengan pasangan yang sah.
Teknologi medis ini dapat membantu mempertahankan kualitas sel telur tetap pada usianya, sesuai dengan waktu pengambilan telur tersebut hingga nanti ketika ingin digunakan pada program kehamilan.
Jika dilakukan dengan prosedur yang baik dan benar, pembekuan sel telur dapat meningkatkan peluang kehamilan di kemudian hari.
Awalnya pembekuan sel telur bertujuan untuk menyelamatkan fungsi reproduksi wanita penderita kanker yang harus menjalani kemoterapi karena berisiko menghancurkan sel telur.
Namun seiring berjalannya waktu, pembekuan sel telur juga dimanfaatkan oleh wanita tanpa kanker yang ingin menyimpan cadangan sel telur dengan didasari oleh berbagai faktor, antara lain:
Pembekuan sel telur paling baik jika dilakukan oleh wanita berusia 20-35 tahun karena pada kisaran usia inilah reproduksi sedang mencapai tahap optimal. Wanita yang membekukan 10-20 sel telur sebelum usia 35 tahun memiliki peluang 50-70 persen untuk mendapatkan kelahiran hidup.
Angka ini akan menurun seiring dengan meningkatnya usia, mengingat kuantitas dan kualitas sel telur akan terus mengalami penurunan pada usia di atas 35 tahun.
Apalagi jika disertai dengan gangguan kesehatan organ reproduksi yang memengaruhi kesuburan seperti memiliki endometriosis, PCOS, atau kista pada ovarium.
Proses persiapan pembekuan sel telur hampir mirip dengan bayi tabung. Namun pada bayi tabung, tindakan dilakukan sampai dengan pembuahan sel telur. Sedangkan pada pembekuan sel telur, proses ini hanya dilakukan sampai pengambilan sel telur, kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan.
Persiapan awal yang perlu dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan kondisi organ reproduksi wanita, penilaian cadangan ovarium, dan screening infeksi (hepatitis B, hepatitis C, dan HIV).
Setelah itu, dilanjutkan dengan stimulasi terkontrol menggunakan obat hormon untuk membesarkan sel telur. Tindakan ini dilakukan dengan cara penyuntikkan setiap hari selama 10-12 hari.
Sel telur yang sudah berukuran besar kemudian akan “dipanen” (oocyte collection) melalui prosedur operasi untuk mengambil langsung sel telur dari ovarium atau disebut juga dengan ovum pick-up.
Sel telur yang telah diambil kemudian akan disimpan dalam tabung khusus dengan suhu -196 derajat Celsius. Selama penyimpanan, suhu harus dipastikan stabil agar tidak merusak sel telur.
Selama suhu -196 derajat Celsius dapat dipertahankan dengan baik, maka tidak ada batasan waktu penyimpanan karena kualitas sel telur tersebut setidaknya dapat dipertahankan 80-90 persen dalam kondisi sama seperti saat dibekukan.
Pembekuan sel telur diharapkan dapat menjadi pilihan bagi kamu yang ingin menjaga cadangan sel telur dengan kualitas terbaik hingga saatnya digunakan nanti.
Obat-Obatan yang Sebaiknya Dihindari Oleh Penderita Diabetes Penderita diabetes perlu berhati-hati dalam mengonsumsi obat. Beberapa…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Roti? Ini Faktanya! Roti adalah salah satu makanan yang sering…
Berat Badan Turun karena Diabetes - Penyebab dan Solusinya Berat badan yang turun secara tiba-tiba…
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…