Hamil selalu identik dengan perut yang membesar. Tentu saja itu benar, tapi ternyata, faktanya tidak selalu demikian loh! Apakah kita bisa mengetahui kehamilan dengan memegang perut? Yuk kita cari tahu lebih lanjut lewat artikel berikut!
Ketika hamil, ada banyak perubahan yang dirasakan dan dialami oleh seorang wanita. Tanda-tanda yang umum dialami seorang wanita ketika sedang hamil, diantaranya yaitu:
Tanda ini merupakan tanda yang paling umum ketika hamil. Jika sel telur berhasil dibuahi, maka tidak akan terjadi peluruhan dinding rahim dan menstruasi. Sayangnya, tanda ini mungkin akan susah dikenali sebagai tanda kehamilan jika kamu memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Oleh karena itu, diperlukan tes kehamilan dan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikannya.
Perubahan hormon di awal kehamilan, dapat menyebabkan payudara kita menjadi lebih sensitif. Payudara mungkin akan terlihat lebih bengkak dan nyeri ketika disentuh. Ketidaknyamanan ini akan berkurang beberapa minggu setelah tubuh kita beradaptasi dengan perubahan hormon yang terjadi.
Morning sickness merupakan salah satu tanda umum kehamilan yang dialami oleh wanita. Meskipun dinamakan morning sickness, faktanya, gejala ini juga dapat muncul di siang atau pun malam hari. Ibu yang hamil muda mungkin akan merasakan mual, baik disertai muntah ataupun tidak. Hal ini diakibatkan oleh kenaikan hormon human chorionic gonadotropin (hCG) di awal kehamilan.
Saat hamil, bukan hanya hormon saja yang berubah, organ tubuh yang lain pun mengalami perubahan. Salah satunya adalah terjadinya peningkatan volume darah saat hamil.
Perubahan ini menyebabkan ginjal harus memproses lebih banyak cairan yang nantinya akan berakhir di dalam kandung kemih kita sebagai urin. Produksi urin yang meningkat ini, menyebabkan ibu hamil cenderung lebih sering berkemih jika dibandingkan ketika sedang tidak hamil.
Kenaikan hormon progesteron saat hamil, diduga merupakan pemicu munculnya rasa tidak nyaman seperti pusing dan cepat mengantuk saat hamil. Perubahan hormon yang fluktuatif ini, tak jarang menyebabkan emosi dan suasana hati menjadi labil dan gampang berubah.
Sama seperti gejala yang muncul di awal menstruasi, perubahan hormon yang terjadi dapat menyebabkan perut kita terasa kembung dan tidak nyaman.
Pada beberapa wanita, mungkin ada yang mengalami spotting atau keluarnya bercak darah di awal kehamilan. Hal ini disebabkan karena adanya implantasi atau penempelan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Biasanya spotting terjadi pada hari ke 10-14 setelah konsepsi.
Selain memegaruhi frekuensi buang air kecil, perubahan hormon saat hamil juga dapat menyebabkan konstipasi atau susah buang air besar.
Perubahan hormon saat hamil ini, menyebabkan perubahan motilitas usus dan membuat proses pencernaan berjalan lebih lambat dari pada biasanya.
Ketika hamil, indra penciuman dan indra perasa wanita cenderung lebih sensitif terhadap rangsangan dari luar. Hal ini menyebabkan seorang wanita menjadi lebih pemilih terhadap makanan yang dikonsumsi.
Jika kamu atau pasangan mengalami beberapa tanda di atas, maka ada kemungkinan bahwa kamu atau pasangan sedang memasuki masa kehamilan. Untuk memastikannya, kamu harus melakukan tes kehamilan (tes urin menggunakan testpack) dan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Memasuki awal kehamilan, perubahan hormonal dan fisiologis lebih dominan dibandingkan perubahan fisik. Biasanya perut baru terlihat membesar memasuki trimester kedua (setelah usia kehamilan 12 minggu). Pada waktu inilah pemeriksaan kehamilan dengan memegang perut baru dapat dilakukan.
Memasuki trimester kedua, janin di dalam rahim sudah mulai terbentuk dan berkembang. Hal ini menyebabkan perut ibu akan semakin membesar, sehingga kehamilan dapat diketahui dengan memegang perut. Pemeriksaan kehamilan dengan cara ini disebut dengan pemeriksaan Leopold.
Pemeriksaan Leopold dapat membantu tenaga kesehatan untuk memperkirakan usia kehamilan, waktu lahir, posisi, serta berat badan janin di dalam perut ibu.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, kita tidak dapat memastikan kehamilan hanya dengan memegang perut. Terutama jika usia kehamilan masih sangat muda (trimester pertama). Karena, perubahan yang dominan di awal kehamilan adalah perubahan hormonal dan fisiologis yang tidak dapat diketahui hanya dengan memegang perut.
Pemeriksaan kehamilan dengan memegang perut, baru dapat dilakukan memasuki usia kehamilan trimester kedua.
Selain itu, perut yang membesar juga dapat terjadi karena banyak faktor lain selain kehamilan, misalnya seperti kembung, bertambahnya berat badan, atau karena adanya massa lain yang bersifat patologis seperti kista atau tumor.
Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter untuk menegakkan diagnosis.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…