Seringkali alkohol dianggap dapat meningkatkan gairah seksual pria saat mabuk. Padahal faktanya konsumsi alkohol justru memiliki efek negatif pada kesuburan pria dan dianggap sebagai salah satu penyebab disfungsi ereksi. Apa saja efek minum alkohol bagi pria?
Alkohol memengaruhi tubuh dengan efek bisa bersifat langsung atau tidak langsung. Efek ini umumnya akan terakumulasi dari waktu ke waktu hingga pada saatnya akan merusak kesehatan fisik, mental, bahkan kualitas hidup.
Berikut efek minum alkohol secara umum:
Secara spesifik, alkohol sangat mempengaruhi kesuburan pada pria. Berikut efek minum alkohol bagi pria:
Minum alkohol secara berlebihan dapat menghambat peredaran darah dalam tubuh, termasuk yang mengarah ke penis. Akibatnya, akan lebih sulit bagi penis untuk ereksi.
Kandungan alkohol juga dapat menimbulkan efek negatif pada saraf tubuh dan otak yang diperlukan untuk bisa ereksi.
Akibat kerusakan saraf, penis tidak dapat mencapai ereksi hingga akhirnya terjadi disfungsi ereksi atau impotensi.
Dampak lain yang masih berhubungan adalah terganggunya fungsi hipotalamus, yakni bagian otak yang berfungsi mengatur pelepasan hormon melalui kelenjar hipofisis.
Gangguan pada hipotalamus menyebabkan peningkatan hasrat seksual, tetapi menurunkan kinerja seksual.
Alkohol menekan pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisis. Ini bisa menyebabkan hipogonadisme, yaitu kondisi ketika kelenjar seksual tidak menghasilkan hormon yang cukup.
Dalam jangka panjang, hipogonadisme akan mengganggu proses pembentukan sperma (spermatogenesis) dan menekan produksi hormon testosteron.
Konsumsi alkohol dalam jangka panjang dan berlebihan akan merusak pembuluh darah serta meningkatkan risiko penyakit hipertensi dan bahkan penyakit jantung.
Keduanya merupakan gangguan kesehatan yang berkontribusi langsung terhadap munculnya disfungsi ereksi atau impotensi.
Minuman beralkohol memiliki efek negatif bagi kesehatan seksual pria, terutama yang berkaitan dengan kemampuan ereksi.
Meminum sedikit alkohol memang tidak secara langsung menyebabkan disfungsi ereksi, tapi cepat atau lambat, tubuh yang sehat akan menjadi lemah.
Pedoman minum alkohol merekomendasikan bahwa orang dewasa yang cukup umur sebaiknya tidak minum, atau minum secukupnya dengan membatasi asupan hingga 2 minuman (2 drinks) atau kurang dalam sehari untuk pria pada hari-hari ketika alkohol dikonsumsi.
Di Amerika Serikat, satu asupan minuman standar mengandung 0,6 ons (14,0 gram atau 1,2 sendok makan) alkohol murni.
Umumnya, jumlah alkohol murni ini ditemukan di dalamnya
Selain itu ada beberapa orang yang tidak boleh minum minuman beralkohol, antara lain:
Beberapa solusi yang bisa dilakukan agar bisa terbebas dari bahaya minuman beralkohol:
Dalam mengatasi kecanduan alkohol, support system atau dukungan dari orang terdekat, seperti keluarga atau sahabat, sangatlah penting.
Selain itu, juga perlu menjauhkan diri dari lingkaran sosial yang dapat menarik untuk kembali minum alkohol.
Kebiasaan hidup yang kurang sehat lainnya pun harus diubah. Kamu dapat menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, mengelola stres, dan menerapkan pola tidur yang baik.
Jika selama ini terlalu sering minum minuman beralkohol, cobalah untuk menggantinya dengan minuman lain yang lebih sehat, misalnya air putih, air soda, infused water, jus buah segar, atau teh.
Untuk mengatasi keinginan mengonsumsi minuman beralkohol, kamu dapat mengalihkannya dengan melakukan kegiatan positif. Lakukanlah hobi atau aktivitas yang disukai, seperti berkebun, memancing, atau membaca buku.
Selain itu, ketika merasa stres dan ingin mengonsumsi minuman beralkohol, coba tenangkan pikiran dengan melakukan olahraga, meditasi, atau yoga. Cara-cara tersebut efektif untuk meredakan stres dan kecemasan.
Apabila berbagai cara di atas sudah dilakukan tetapi belum juga berhasil lepas dari kecanduan alkohol, sebaiknya berkonsultasilah ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter akan merekomendasikan terapi, termasuk pengobatan, yang sesuai dengan kondisi. Berikut solusi lain yang biasa dilakukan:
Detoksifikasi bertujuan untuk mengeluarkan alkohol dan zat beracun dari tubuh. Proses ini merupakan langkah penanganan pertama untuk bisa lepas dari kecanduan alkohol.
Terapi detoksifikasi alkohol biasanya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu dan bisa dilakukan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).
Dalam proses detoksifikasi, akan merasakan gejala, seperti gemetar, kebingungan, halusinasi, hingga kejang. Namun, hal ini dapat dicegah dengan pemberian obat-obatan tertentu.
Program ini dapat membantu mempelajari cara mengatasi dorongan untuk kembali minum minuman beralkohol. Ada beberapa jenis terapi perilaku yang bisa membantu mengatasi kecanduan alkohol, antara lain:
Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan banyak risiko penyakit terutama gangguan kesuburan. Hindari alkohol dan terapkan pola hidup sehat untuk terhindar dari berbagai penyakit.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…