Torsio testis merupakan salah satu kegawatdaruratan urologi (pada organ reproduksi pria) yang banyak dialami oleh pria. Keadaan ini bisa muncul pada semua usia, namun mayoritas muncul setelah lahir atau pada remaja laki-laki berusia 12-18 tahun.
Apa itu torsio testis? Apa penyebab dan faktor risiko torsio testis ini dapat terjadi? Simak penjelasannya berikut!
Torsio testis merupakan keadaan yang terjadi ketika testis berputar dan menyebabkan pembuluh spermatika yang membawa darah ke skrotum ikut terlilit.
Kondisi ini menyebabkan aliran darah berkurang, serta menimbulkan rasa sakit dan bengkak yang tiba-tiba. Rasa sakit yang muncul tiba-tiba ini seringkali berupa rasa sakit hebat yang tak tertahankan pada bagian testis atau skrotum.
Kamu dapat mencurigai terjadinya torsio testis apabila terjadi tanda dan gejala berikut ini:
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti torsio testis dapat terjadi. Mayoritas pria yang mengalami torsio testis ini memiliki sifat bawaan yang memungkinkan testis berputar bebas di dalam skrotum. Sifat bawaan ini seringkali memengaruhi kedua testis. Namun, tidak semua pria dengan sifat bawaan tersebut mengalami torsio testis.
Torsio testis juga sering terjadi pada beberapa jam setelah aktivitas berat, cedera ringan pada testis, atau saat tidur. Suhu dingin dan pertumbuhan testis yang cepat selama masa pubertas juga diperkirakan menjadi salah satu penyebabnya.
Torsio testis banyak terjadi pada usia antara 12-18 tahun. Remaja laki-laki paling sering terkena torsio testis, peningkatan frekuensi yang lebih kecil juga terjadi pada bayi baru lahir. Studi terdahulu memperkirakan insiden torsi testis tahunan sekitar 3,8 per 100.000 (0.004%) untuk anak laki-laki usia 18 tahun ke bawah.
Jika kamu pernah mengalami sakit hebat pada testis tanpa menjalani terapi apapun sebelumnya, keadaan ini mungkin dapat terjadi lagi. Semakin sering rasa itu muncul, maka semakin tinggi risiko terjadinya kerusakan testis.
Selain riwayat torsio testis yang terjadi pada diri sendiri, riwayat keluarga juga diperkirakan menjadi salah satu faktor risikonya. Karena penyebab torsio testis belum diketahui secara pasti, sifat bawaan diperkirakan memiliki peranan dalam kecenderungan terjadinya kondisi ini.
Apabila seorang pria datang dengan keluhan yang dicurigai sebagai torsio testis, maka dokter akan melakukan anamnesis (wawancara kesehatan), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang menggunakan Doppler.
Sayangnya pemeriksaan ultrasonografi (USG) tidak begitu akurat untuk torsio testis, terutama pada usia yang sangat muda. Misalnya pada neonatus (bayi baru lahir), 40% testis mungkin tidak memiliki color flow doppler yang jelas ketika dilakukan USG. Oleh karena itu, penting sekali untuk segera mendapatkan penanganan bedah urologi agar pengobatan tidak terlambat dan mengakibatkan terjadinya nekrosis serta kehilangan testis.
Pada saat tindakan bedah urologi, dokter akan memutar testis yang abnormal 180 derajat untuk mengembalikan aliran darah. Kemudian dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk mengurangi rasa sakit dan memastikan aliran darah kembali seperti semula. Pada neonatus, biasanya dilakukan juga eksplorasi skrotum bilateral untuk evaluasi lebih lanjut.
Segera datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) jika kamu mengalami rasa sakit hebat pada testis. Tatalaksana yang tepat pada waktu yang tepat, dapat mencegah keparahan atau kehilangan testis pada kasus torsio testis. Operasi bedah urologi biasanya dibutuhkan untuk mencegah torsio testis terjadi lagi di kemudian hari.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…