Aktivitas fisik mungkin seringkali disamakan dengan olahraga, padahal dua istilah ini punya makna yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama perlu dilakukan demi kesehatan tubuh kita.
Apa itu aktivitas fisik dan manfaatnya?
Menurut definisi dari WHO, aktivitas fisik adalah semua gerakan tubuh yang dilakukan oleh otot yang memerlukan energi.
Seluruh gerakan termasuk aktivitas fisik, baik itu sesimpel menyapu dan mengepel di rumah atau pun menaiki tangga dengan cepat.
Perbedaan aktivitas fisik dan olahraga terletak pada tujuan dari kegiatannya.
Olahraga bertujuan untuk meningkatkan atau menjaga kebugaran fisik atau komponen kebugaran jasmani. Lalu, olahraga juga dilakukan dengan terencana, terstruktur, dan repetitif.
Aktivitas fisik tidak memerlukan perencanaan, struktur, dan repetisi yang jelas dan tidak bertujuan untuk meningkatkan/menjaga kebugaran.
Sebenarnya, perbedaan ini sudah sering dibahas di situs Kementerian Kesehatan.
Bagaimana contohnya? Jalan kaki bisa dikategorikan antara aktivitas fisik dan olahraga tergantung dari faktor terencana terstruktur dan repetitif.
Misalnya, jalan-jalan di mall masuknya ke aktivitas fisik tapi jika direncanakan, terstruktur dengan penambahan durasi dan intensitas juga dilakukan secara berkala maka sudah termasuk olahraga.
Dikutip dari WHO, tiap kelompok usia dan kondisi memiliki rekomendasi aktivitas fisik, yaitu:
Aktivitas fisik dapat membantu dalam menjaga berat badan ideal dan menurunkan berat badan jika kamu mengalami obesitas.
Peran aktivitas fisik dalam defisit kalori/maintenance sangat diperlukan karena termasuk kalori yang keluar. Jika tidak ada aktivitas fisik, kita hanya membakar kalori sesuai dengan BMR kita saja.
Manajemen berat badan ini juga penting untuk menghindari penyakit kronis dan sindrom metabolik.
Dikutip dari CDC, penyakit seperti di bawah ini bisa turun risikonya dengan aktivitas fisik:
Aktivitas fisik akan memperkuat otot dan tulang. Ingat bahwa jika kita tidak memakai otot kita untuk bergerak, maka akan terjadi atrofi (penyusutan) otot. You use it or lose it.
Tidak harus yang intensitas tinggi, cukup rutin dengan intensitas moderat atau latihan penguatan otot dan tulang, maka kamu sudah berkontribusi lebih baik untuk masa tuamu.
Aktivitas kita seperti naik tangga, ambil barang belanjaan, mendorong motor, dll. Merupakan bagian aktivitas fisik.
Baik itu aktivitas receh atau pun bertenaga, pastinya akan punya hasil lebih baik dengan rutin beraktivitas fisik.
Lansia rawan mengalami jatuh karena otot, tulang, dan sendinya mulai melemah. Massa otot yang tergerus secara alami dinamakan sarcopenia.
Aktivitas fisik pada lansia dapat menguatkan ketiga bagian tubuh tersebut, sehingga kemungkinan jatuh, cedera, dan dampak turunannya bisa dicegah.
Pada berbagai kondisi dan kelompok usia, beberapa manfaat dari aktivitas fisik adalah:
Pada anak-anak dan remaja, aktivitas fisik meningkatkan:
Pada dewasa muda atau pun lansia, aktivitas fisik dapat mengurangi risiko:
Ibu hamil dan nifas dapat mengalami penurunan risiko ini jika rutin aktivitas fisik:
Aktivitas fisik bukan dimaksudkan agar kamu merasa capek terus-terusan, justru agar tubuhmu merasa lebih segar dan sehat.
Dengan banyaknya manfaat aktivitas fisik, jelas kalau sayang sekali kalau tidak dilakukan bukan? Tidak harus langsung 150 menit per minggu. Mulai dulu dari durasi lebih sedikit, tetapi konsisten bertambah.
Jangan tunggu kena penyakit baru dipaksa beraktivitas fisik yuk!
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
Aprepitant - Obat Anti Mual yang Bermanfaat untuk Berat Badan? Apakah kamu pernah mendengar obat…
5 Rekomendasi Ikan untuk Penderita Diabetes dan Cara Mengonsumsinya Tidak semua ikan buruk bagi penderita…