Jika kamu dan pasangan berhubungan seksual aktif tanpa KB selama 1 tahun tetapi tak kunjung hamil, maka kamu dan pasangan perlu melakukan tes kesuburan. Apa saja yang diperiksa dan bagaimana prosedur pemeriksaan tes kesuburan wanita? Simak penjelasannya berikut!
Apabila seorang wanita dicurigai memiliki masalah kesuburan, maka dokter akan melakukan beberapa prosedur tes untuk mengetahui sumber masalahnya. Berikut adalah tahapan tes kesuburan pada wanita:
Tahap pertama yang akan dilakukan oleh dokter yaitu anamnesis. Anamnesis merupakan kegiatan berupa wawancara medis untuk mengetahui keluhan dan riwayat pasien.
Pada tahap ini, dokter akan menanyakan beberapa topik yang berkaitan dengan kesuburan seperti metode atau alat kontrasepsi yang digunakan, riwayat menstruasi serta kehamilan, riwayat berhubungan seksual, riwayat operasi dan masalah kesehatan lain, dan juga obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
Beberapa topik lain yang berkaitan dengan psikososial budaya, gaya hidup, dan lingkungan kerja, mungkin juga dikaji oleh dokter untuk data tambahan.
Pada tahap pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa beberapa organ reproduksi seperti payudara dan pelvis (panggul).
Dokter juga akan memeriksa pertumbuhan rambut, terutama rambut pubis (rambut di sekitar kemaluan). Hal ini dilakukan untuk memastikan pertumbuhan organ reproduksi berjalan dengan baik sesuai dengan usia.
Pemeriksaan pada pelvis juga penting dilakukan untuk mengevaluasi jika terdapat masalah seperti chlamydia, gonorrhea, dan infeksi menular seksual lain yang dapat mengganggu kesuburan. .
Selain kondisi organ reproduksi yang sehat, kadar hormon reproduksi memainkan peran penting dalam memastikan fungsinya berjalan dengan baik. Pada tes kesuburan wanita, beberapa hormon yang diperiksa meliputi:
Kadar hormon diperiksa melalui pengambilan darah. Dokter akan menjadwalkan pemeriksaan kadar hormon dengan menyesuaikan siklus menstruasi.
Pemeriksaan hormon FSH dan LH harus dilakukan pada hari kedua atau ketiga menstruasi. Pemeriksaan hormon juga harus diulang kembali 7 hari setelah ovulasi.
Setelah ovulasi terjadi, dokter juga akan melakukan pemeriksaan kadar estradiol dan progesteron, kemudian membandingkannya dengan kadar saat hari kedua atau ketiga siklus menstruasi.
Selain anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan hormon, ada beberapa tes tambahan yang biasanya direkomendasikan oleh dokter spesialis obgyn, yaitu:
Suhu basal tubuh dapat menjadi salah satu indikator terjadinya ovulasi. Dokter mungkin akan merekomendasikan untuk mulai mencatat suhu tubuhmu tiap bangun tidur di pagi hari.
Saat ovulasi terjadi, biasanya suhu tubuh akan sedikit lebih tinggi dari suhu tubuh harian.
Tes yang satu ini harus dilakukan beberapa jam setelah kamu dan pasangan berhubungan seksual.
Dokter akan mengambil sampel lendir serviks untuk pemeriksaan mikroskopis.
Tes ini berfungsi untuk melihat viabilitas sperma dan interaksinya dengan lendir serviks. Apakah sperma dapat bertahan di lendir serviks wanita sesuai waktu yang seharusnya atau tidak.
Dokter mungkin merekomendasikan dilakukannya USG transvaginal untuk melihat kondisi rahim dan ovarium. Biasanya, USG transvaginal dilakukan 15 hari sebelum menstruasi diprediksi akan terjadi, untuk memastikan apakah folikel di dalam ovarium bekerja dengan baik.
Ini merupakan prosedur pemeriksaan uterus (rahim) dan tuba falopi (saluran telur) melalui rontgen.
Cairan pewarna akan disuntikkan melalui serviks ke dalam rahim dan saluran tuba. Cairan pewarna tersebut memungkinkan ahli radiologi untuk melihat apakah ada penyumbatan atau masalah lainnya. HSG biasanya dilakukan antara hari ke 6 dan 13 dari siklus bulanan.
Prosedur ini dilakukan jika setelah pemeriksaan HSG ditemukan adanya masalah. Alat histeroskopi dimasukkan melalui serviks ke dalam rahim untuk melihat jika ada kelainan, pertumbuhan jaringan, atau adanya jaringan parut di dalam rahim.
Hampir sama seperti histeroskopi, prosedur ini dilakukan untuk melihat dan mengetahui masalah yang ada di dalam rahim melalui sebuah alat seperti teleskop serat optik. Bedanya, alat laparoskopi dimasukkan melalui perut dan membutuhkan anestesi (bius) umum untuk melakukan prosedurnya.
Prosedur ini berupa pengambilan sejumlah kecil jaringan dari endometrium sesaat sebelum menstruasi. Prosedur ini dilakukan untuk menentukan apakah lapisan tersebut cukup tebal agar sel telur yang telah dibuahi dapat melakukan implantasi dan tumbuh menjadi embrio.
Rangkaian tes kesuburan wanita tersebut tidak semuanya wajib dilakukan. Pemeriksaan dan evaluasi akan dilakukan berdasarkan masalah dan kemungkinan penyebabnya sesuai dengan kondisi ibu. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan untuk mengatasi masalah kesuburanmu.
Jika kamu dan pasangan sedang merencanakan untuk program hamil, selain berhubungan seksual secara rutin, menjaga berat badan ideal dan menerapkan pola hidup sehat adalah kuncinya.
Dokter gizi dan nutrisionis berpengalaman dari Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan keinginan untuk hamil. Klik tautan ini untuk info lebih lanjut!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…