Masalah kulit yang satu ini seringkali dikeluhkan oleh para ibu. Tak sedikit bayi dan balita yang mengalami ruam popok. Kira-kira apa penyebab ruam popok dan bagaimana cara mengatasinya? Simak pembahasannya pada artikel berikut!
Ruam popok (diaper rash) yang dalam istilah medis dikenal juga dengan diaper dermatitis, merupakan masalah yang banyak dialami oleh bayi mau pun balita. Masalah ini ditandai dengan munculnya warna kemerahan, bengkak, dan perih di area penggunaan popok.
Biasanya bayi akan terlihat tidak nyaman, gatal, dan rewel terutama ketika mengganti popok. Ruam ini bisa muncul di sekitar alat kelamin, pantat, paha, hingga daerah perut bayi.
Bayi dan balita memiliki frekuensi buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan orang dewasa.
Paparan air kencing dan feses yang terlalu lama dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Popok yang berfungsi untuk menampung BAK dan BAB bayi harus sering diganti, karena lingkungan yang lembab dari popok dapat meningkatkan iritasi kulit.
Penggunaan popok dapat menimbulkan gesekan dengan kulit, apalagi pada balita yang sedang aktif bergerak. Gesekan antara bahan popok dengan kulit bayi yang sensitif dapat menyebabkan lecet dan ruam popok.
Bahan kimia yang terkandung dalam popok, tisu, atau detergen tertentu, dapat mengiritasi kulit bayi yang sensitif. Pilih bahan yang lembut dan ramah bagi kulit bayi untuk menghindarinya.
Seperti pada orang dewasa, daerah genital (alat kelamin) bayi juga rentan terjadi infeksi. Infeksi jamur (candidiasis) atau infeksi bakteri lainnya memiliki gejala yang mirip dengan ruam popok. Jika sudah muncul ruam popok sebelumnya, infeksi ini juga dapat memperparah gejalanya pada bayi.
Bayi berusia 6 bulan ke atas, sudah mulai dikenalkan dengan makanan selain ASI. Saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat, kandungan feses pada bayi dapat berubah dan menyebabkan iritasi kulit.
Pemberian antibiotik pada bayi atau pada ibu yang menyusui bayinya, bisa menjadi salah satu pemicu timbulnya ruam popok.
Hal ini bisa terjadi karena penggunaan antibiotik dapat mengubah keseimbangan bakteri (bakteri baik dan bakteri jahat), dan menyebabkan ruam pada kulit yang sensitif.
Meskipun sangat umum terjadi, namun ruam popok dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada bayi. Berikut beberapa tips yang dapat ibu lakukan untuk mencegah ruam popok diantaranya yaitu:
Tidak ada acuan pasti berapa kali ibu harus mengganti popok bayi. Frekuensi penggantian popok, tergantung dari frekuensi dan volume BAK mau pun BAB bayi. Ibu harus sering mengecek apakah popok sudah penuh atau belum.
Rajin mengganti popok dapat membantu mengurangi risiko terjadinya ruam popok
Popok dapat menyebabkan area genital bayi menjadi lembab. Berikan waktu si kecil bebas popok agar sirkulasi ke kulit tetap terjaga. Jika balita sudah memasuki usia untuk toilet training, waktu bebas tanpa popok dapat menjadi pembiasaan awal yang baik.
Ketika mengganti popok, ibu pasti membutuhkan tisu basah atau produk pembersih lainnya untuk membersihkan area pantat bayi dari air kencing dan feses.
Pilih produk pembersih yang ramah bagi kulit bayi. Ibu bisa menggunakan tisu basah yang lembut tanpa pewangi atau hanya dengan air biasa. Setelah membersihkan dengan air, keringkan area genital bayi sebelum memasangkan popok lagi
Ukuran popok yang tidak tepat, dapat memicu munculnya ruam popok. Pilih ukuran popok yang sesuai, tidak terlalu ketat dan tidak terlalu besar, agar tidak bocor dan terjadi ruam popok.
Jika gejala ruam popok telah muncul, beberapa cara berikut dapat membantu untuk menanganinya:
Saat ini sudah banyak krim pelindung untuk mengatasi ruam popok yang ditawarkan oleh produsen produk bayi.
Krim yang mengandung zinc oxide dapat membantu menenangkan dan melindungi kulit dari kondisi popok yang lembab.
Jika ruam yang muncul dicurigai disebabkan oleh jamur, maka diperlukan krim khusus anti jamur untuk menanganinya. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan krim anti jamur agar penggunaannya tepat guna.
Hidrokortison adalah obat yang digunakan untuk meredakan peradangan. Krim hidrokortison dosis ringan dapat membantu mengatasi ruam popok. Penggunaan krim ini juga harus sesuai dengan instruksi dokter.
Mandi air hangat dapat membantu membersihkan dan menenangkan kulit. Ibu dapat menambahkan 2 sendok makan baking soda pada bak mandi bayi untuk menambahkan sensasi menangkan pada kulit.
Beberapa bayi mungkin sensitif terhadap bahan-bahan tertentu. Mengganti merek popok atau tisu basah untuk membersihkan air kencing dan feses bayi, mungkin dapat membantu mengatasi ruam popok yang terjadi.
Penanganan awal ruam popok dapat dilakukan di rumah. Namun, jika terjadi beberapa hal berikut segera periksakan anak ke dokter. Beberapa tandanya yaitu:
Ruam popok merupakan masalah iritasi kulit yang umum terjadi pada bayi dan balita dan penyebabnya sangat beragam.
Masalah ini dapat dicegah dengan rajin mengganti popok secara berkala, menggunakan popok dengan ukuran yang sesuai, dan bahan yang aman bagi kulit bayi. Segera konsultasikan ke dokter jika kondisi ruam popok yang terjadi pada si kecil memberat setelah perawatan di rumah!
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
Aprepitant - Obat Anti Mual yang Bermanfaat untuk Berat Badan? Apakah kamu pernah mendengar obat…