Disfungsi ereksi sering kali membuat pria merasa malu dan cemas karena dapat memengaruhi hubungannya dengan pasangan. Padahal, disfungsi ereksi bisa diatasi bila segera dilakukan pemeriksaan dan diketahui penyebabnya. Ada berbagai pengobatan disfungsi ereksi yang dapat dilakukan mulai dari edukasi hingga tindakan pengobatan lain. Apa saja cara mengatasi disfungsi ereksi ini?
Disfungsi ereksi adalah kondisi ketika seorang pria tidak bisa mempertahankan ereksi secara optimal untuk berhubungan intim.
Gejala disfungsi ereksi adalah:
Gairah seksual pria adalah proses kompleks yang melibatkan otak, hormon, emosi, saraf, otot, dan pembuluh darah. Disfungsi ereksi dapat terjadi akibat semua hal ini. Stres dan masalah kesehatan mental dapat menyebabkan atau memperburuk disfungsi ereksi.
Seringkali kombinasi masalah fisik dan psikologis menyebabkan disfungsi ereksi. Misalnya, kondisi fisik memperlambat respons seksual menyebabkan kecemasan untuk mempertahankan ereksi.
Kecemasan yang dihasilkan dapat menyebabkan atau memperburuk disfungsi ereksi. Begitu pula sebaliknya.
Disfungsi ereksi bisa diatasi sesuai penyebab dan faktor risikonya. Berikut adalah cara mengatasinya:
Cara mengatasi disfungsi ereksi ini meliputi konseling yang dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan membangun performa seksual yang lebih baik.
Terapi ini melibatkan konseling dengan seorang psikolog atau terapis yang dapat membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi masalah psikologis yang mungkin menjadi penyebab disfungsi ereksi. Seperti permasalahan dalam pekerjaan maupun hubungannya dengan pasangan.
Terapi ini dapat mencakup terapi perilaku kognitif, terapi kognitif, atau terapi pasangan. Terapi ini dapat membantu pasien mengatasi masalah seperti kecemasan, depresi, atau stres yang mungkin menyebabkan disfungsi ereksi.
Perbaikan pola hidup dapat mengurangi disfungsi ereksi, terutama jika kondisi disfungsi ereksi disebabkan oleh faktor gaya hidup. Beberapa cara untuk dapat memperbaiki pola hidup di antaranya adalah:
Olahraga teratur dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan jantung, yang dapat membantu mencegah disfungsi ereksi.
Menjaga berat badan yang sehat dalam rentang Indeks Massa Tubuh (IMT) normal yaitu 18,5-25 kg/m^2. Hal tersebut karena obesitas dan kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
Menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol. Merokok dan minum alkohol dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan disfungsi ereksi.
Pemberian obat disfungsi ereksi pada dasarnya dilakukan apabila edukasi dan modifikasi pola hidup tidak berhasil memperbaiki kondisi disfungsi ereksi.
Beberapa jenis obat disfungsi ereksi yang umumnya digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi, di antaranya sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), dan vardenafil (Levitra).
Perlu dicatat bahwa sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut.
Obat-obatan tersebut dapat menyebabkan efek samping yang serius jika tidak digunakan sesuai indikasi.
Selain itu, obat-obatan ini tidak dianjurkan untuk pasien dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti pasien dengan penyakit jantung.
Pada kasus pria yang mengalami andropause (penurunan hormon testosteron pada pria karena bertambahnya usia) atau late onset hypogonadism (pertumbuhan organ reproduksi yang lambat), disfungsi ereksi mungkin disebabkan oleh kadar testosteron yang rendah.
Andropause adalah kondisi di mana testosteron pria mulai menurun karena bertambahnya usia. Umumnya kondisi ini dialami oleh pria yang memasuki usia 40 tahun.
Dalam hal ini, dokter dapat meresepkan terapi testosteron untuk meningkatkan kadar hormon testosteron dalam tubuh dan membantu meningkatkan fungsi ereksi.
ESWT adalah salah satu jenis terapi non-invasif yang menggunakan gelombang shockwave pada jaringan penis untuk merangsang pertumbuhan sel dan meningkatkan aliran darah ke penis.
ESWT diberikan pada pasien disfungsi ereksi yang disebabkan oleh masalah organik, seperti pada kerusakan pada pembuluh darah. Dalam hal ini, gelombang ESWT merangsang pembentukan pembuluh darah baru dan meningkatkan aliran darah ke penis, yang dapat membantu meningkatkan fungsi ereksi.
Berikut adalah tanda-tanda kapan kamu sebaiknya ke dokter untuk konsultasi terkait disfungsi ereksi:
Dokter yang menangani disfungsi ereksi secara khusus adalah dokter Spesialis Andrologi yang mengkhususkan diri dalam menangani masalah yang berhubungan dengan reproduksi pria.
Selain itu, secara umum Dokter Spesialis Urologi (Urologist) juga dapat menangani masalah pada organ reproduksi pria, seperti penis, testis, dan kelenjar prostat.
Dokter akan mencari tahu apakah kamu memiliki kondisi kesehatan lain yang dapat menyebabkan masalah tersebut.
Disfungsi ereksi umumnya berhubungan dengan kesehatan mental dan fisik seseorang. Terapkan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya disfungsi ereksi.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…