Keberhasilan program hamil selalu dikaitkan dengan kesuburan seorang wanita. Masih sangat sedikit yang memahami bahwa pria juga berperan penting dalam hal ini. Lalu, apakah pria memang memiliki masa subur tertentu seperti wanita? Bagaimana cara mengetahui masa subur pria? Apa saja yang dapat memengaruhinya? Simak penjelasannya di blog ini!
Masa subur adalah waktu di mana potensi terjadinya kehamilan lebih besar jika sel telur dan sperma bertemu.
Wanita memiliki masa subur yang terbatas karena sel telur yang matang hanya dilepaskan sekali dalam satu siklus ovulasi-menstruasi, sedangkan pria tidak demikian.
Pria memulai masa suburnya ketika mencapai masa pubertas, artinya sistem reproduksinya sudah siap untuk bekerja dan seorang pria dapat menghasilkan sperma kapan saja.
Seorang pria dikatakan subur jika dapat menghasilkan sperma yang berkualitas.
Sperma yang berkualitas adalah sperma yang sehat, diproduksi dalam jumlah yang cukup, serta memiliki motilitas yang baik. Sperma yang sehat dan motil artinya sperma tersebut memiliki kemampuan untuk bergerak dan mencapai sel telur di tuba falopi.
Tidak seperti perempuan yang memiliki masa subur berdasarkan siklus menstruasi, masa subur pria tidak terjadi pada siklus tertentu yang berulang tiap bulan.
Masa subur pria lebih dipengaruhi oleh musim dan suhu. Produksi sperma cenderung lebih baik di musim dingin dan di pagi hari.
Pada pagi hari, kadar hormon testosteron dalam tubuh pria juga mencapai level tertinggi sehingga produksi sperma juga lebih banyak.
Secara teori, masa subur pria berlangsung sepanjang waktu selama kuantitas dan kualitas spermanya terjaga. Kuantitas dan kualitas sperma pria dapat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut:
Meskipun pria tidak memiliki batas waktu kesuburan seperti terjadinya menopause pada wanita, akan tetapi, kuantitas dan kualitas sperma dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Secara umum, kuantitas dan kualitas sperma terbaik bisa didapatkan pada rentang usia subur, yaitu antara 25-40 tahun.
Jumlah, motilitas, dan morfologi (bentuk) sperma akan menurun setelah melampaui masa subur. Akibatnya, sperma lebih sulit mencapai sel telur dan kemungkinan terjadinya pembuahan akan lebih kecil.
Konsumsi lemak dan gula berlebih, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami obesitas dan diabetes melitus.
Masalah kesehatan tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas sperma. Menerapkan pola makan dengan sehat dan aktivitas fisik, dapat membantu menjaga kualitas sperma.
Konsumsi ikan, sayuran, dan biji-bijan utuh, dapat membuat sperma lebih aktif dan meningkatkan kesuburan pria.
Merokok dan konsumsi alkohol, tak hanya berbahaya bagi kesehatan secara umum, tetapi juga berdampak pada kualitas sperma. Racun yang terkandung dalam nikotin, dapat merusak kepala sperma. Akibatnya, sperma akan kesulitan untuk menembus dinding sel telur.
Kebiasaan berendam di air panas, pergi ke sauna, dan memakai celana ketat juga sebaiknya dihindari. Sebab, kedua hal tersebut dapat mengakibatkan peningkatan suhu pada testis dan menurunkan produksi sperma.
Studi membuktikan, radiasi dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas sperma. Paparan radiasi dari laptop, handphone, microwave, dan alat elektronik lain yang dapat menghasilkan gelombang elektromagnetik, dapat menghasilkan stres oksidatif dan menyebabkan infertilitas (ketidaksuburan). Oleh karena itu, paparan radiasi harus dikurangi agar kuantitas dan kualitas sperma tetap terjaga.
Radiasi nuklir/radioaktif juga memengaruhi kesuburan pria.
Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore, berisiko menghambat proses pembuahan.
Jangan bergonta-ganti pasangan untuk mencegah penyakit ini terjadi. Lakukan hubungan seksual secara rutin agar siklus produksi sperma dapat terpelihara dengan baik.
Keberhasilan proses pembuahan tak hanya dipengaruhi oleh wanita saja, namun pria juga ikut andil di dalamnya.
Meskipun pria tidak memiliki batas waktu masa subur tertentu, namun menjaga kuantitas dan kualitas sperma merupakan hal yang penting. Lakukan hubungan seksual rutin, terutama pada masa subur.
Jika kamu dan pasangan sedang merencanakan untuk program hamil, selain berhubungan seksual secara rutin, menjaga berat badan ideal dan menerapkan pola hidup sehat adalah kuncinya.
Dokter gizi dan nutrisionis berpengalaman dari Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan keinginan untuk hamil. Klik tautan ini untuk info lebih lanjut!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…