Tahukah kamu, kita bisa mengalami ovulasi tanpa menstruasi, begitu juga sebaliknya.
Apa itu ovulasi? Bagaimana proses terjadi dan cara memprediksi ovulasi tersebut terjadi? Simak penjelasannya berikut!
Ovulasi adalah pelepasan sel telur matang dari ovarium. Sel telur yang telah matang dan siap dibuahi ini dilepaskan oleh ovarium dan disalurkan ke tuba falopi.
Saat terjadi koitus (hubungan seksual), maka sperma yang berkualitas akan berenang melewati rahim dan bertemu dengan sel telur di tuba falopi.
Setiap perempuan memiliki jutaan ovum (sel telur) yang belum matang sejak lahir.
Ovum-ovum ini menunggu giliran dilepaskan saat ovulasi terjadi. Proses ovulasi dimulai sejak seorang perempuan memasuki masa pubertas.
Normalnya, hanya satu sel telur yang dilepaskan tiap ovulasi. Sel telur ini dapat hidup hingga 12-24 jam setelah dilepaskan dari ovarium.
Saat folikel matang, mereka mengirimkan hormon estrogen sebagai sinyal.
Kadar hormon estrogen yang tinggi, akan memberi tahu hipotalamus dan kelenjar pituitari di otak bahwa ada sel telur yang matang. Kemudian, Luteinizing Hormone (LH) akan dilepaskan. Lonjakan LH menyebabkan telur pecah melalui dinding ovarium dalam waktu 24-36 jam dan memulai perjalanannya ke tuba falopi untuk pembuahan.
Bersamaan dengan dilepaskannya sel telur, hormon progesteron akan dihasilkan untuk membantu menebalkan dinding rahim dan mempersiapkan proses implantasi. Jika sel telur dibuahi, produksi hormon progesteron akan terus berlangsung untuk mempertahankan kehamilan.
Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur akan larut setelah 24 jam dilepaskan. Kadar hormon progesteron akan menurun, kemudian lapisan dinding rahim akan luruh sekitar 12-16 hari sejak ovulasi. Inilah waktu dimana menstruasi hari pertama dimulai.
Siklus menstruasi perempuan sangat beragam. Beberapa perempuan memiliki siklus teratur antara 28-30 hari, sementara beberapa lainnya mungkin lebih pendek atau panjang. Ovulasi dapat dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) atau 12-16 hari dari menstruasi selanjutnya dimulai.
Mayoritas perempuan mengalami ovulasi antara hari ke 11-21 dari siklus bulanan mereka, jika dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Periode inilah yang disebut sebagai “masa subur”, yaitu waktu dimana peluang terjadinya kehamilan lebih besar ketika melakukan hubungan seksual.
Waktu terjadinya ovulasi bisa berbeda-beda setiap bulannya. Oleh karena itu, penting untuk melacak dan mencatat siklus bulanan kita agar dapat memprediksi kapan ovulasi terjadi.
Meskipun ovulasi berbeda-beda pada setiap perempuan, ada beberapa cara untuk memprediksi waktu terjadinya, di antaranya yaitu:
Ovulasi biasanya terjadi di tengah siklus menstruasi. Misalnya, jika jarak antara menstruasi pertama dengan menstruasi selanjutnya adalah 28 hari, maka ovulasi mungkin terjadi pada hari ke 14. Tetapi, menstruasi dapat terjadi meskipun ovulasi tidak terjadi, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, waktu terjadinya ovulasi hanya dapat diperkirakan namun tidak dapat dipastikan.
Metode yang satu ini, membutuhkan ketelatenan untuk mengetahuinya.
Catat panjang siklus menstruasimu selama 6 bulan berturut-turut. Kemudian, tulis siklus terpanjang dan terpendekmu. Kurangi 18 hari dari siklus terpendek dan 11 hari dari siklus terpanjang. Kamu dapat mengetahui rentang masa suburmu dari hasil tersebut.
Lendir serviks dapat menjadi salah satu cara mengetahui masa subur. Lendir serviks biasanya berwarna putih, tebal, dan kering sebelum ovulasi. Menjelang ovulasi, lendir serviks akan berubah menjadi bening, lebih kental, dan licin seperti putih telur.
Suhu basal tubuh akan sedikit meningkat selama ovulasi (0,5-1 derajat). Namun, memperkirakan ovulasi melalui cara yang satu ini membutuhkan ketelatenan untuk mengukur dan mencatat suhu tubuh setiap hari.
Cara ini hanya dapat diterapkan jika kamu mengukur suhu tubuh segera setelah bangin tidur, sebelum beraktivitas, dan makan/minum.
Ovutest adalah alat yang digunakan untuk memprediksi waktu ovulasi atau masa subur. Sama seperti testpack, metode yang satu itu bekerja dengan mendeteksi hormon. Pada ovutest, hormon yang terbaca adalah Luteinizing Homone (LH) yang melonjak kadarnya saat ovulasi terjadi.
Setiap perempuan memiliki tanda yang berbeda dan tidak semuanya menunjukkan tanda saat ovulasi terjadi. Beberapa tanda umum yang mungkin dirasakan saat ovulasi yaitu:
Ovulasi adalah proses yang terjadi selama siklus menstruasi. Waktu terjadinya ovulasi tidak sama pada tiap perempuan. Namun, ada beberapa metode yang dapat kamu lakukan untuk memprediksinya. Bahkan, masa subur dan ovulasi itu berbeda.
Mengetahui kapan ovulasi terjadi, dapat membantu kita untuk merencanakan kehamilan, mau pun kontrasepsi secara alami.
Jika kamu dan pasangan sedang merencanakan untuk program hamil, selain berhubungan seksual secara rutin, menjaga berat badan ideal dan menerapkan pola hidup sehat adalah kuncinya.
Dokter gizi dan nutrisionis berpengalaman dari Sirka dapat membantumu untuk mewujudkan keinginan untuk hamil. Klik tautan ini untuk info lebih lanjut!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…