Kesehatan Perempuan

Gerakan Janin Normal Itu Seperti Apa?

Gerakan Janin Normal

Gerakan janin merupakan salah satu tanda kesejahteraan janin di dalam perut ibu. Merasakan janin bergerak, tak hanya menjadi tanda kehadirannya, namun juga dapat menjadi bentuk komunikasi bagi ibu dan janin dalam kandungannya. Bagaimana cara mengetahui gerakan janin normal? Apakah berbahaya jika bayi kita tidak aktif bergerak? Simak penjelasannya berikut!

Apa Itu Gerakan Janin Normal?

Mayoritas perempuan akan mulai merasakan bayinya bergerak pada usia kehamilan 18-20 minggu. Pada kehamilan anak pertama, biasanya gerakan ini baru bisa terasa di usia kehamilan di atas 20 minggu. Sedangkan pada ibu yang sudah pernah hamil sebelumnya, gerakan janin biasanya terasa lebih cepat. 

Seiring dengan pertumbuhannya, akan terjadi perubahan pola aktivitas janin. Biasanya, siang dan malam hari merupakan puncak aktivitas janin di dalam perut. Jumlah gerakan janin akan meningkat secara bertahap hingga usia kehamilan 32 minggu dan cenderung tetap hingga bayi cukup bulan. 

Mengapa Gerakan Janin Penting?

Selama hamil, merasakan bayi bergerak dapat menjadi tanda bahwa janin dalam keadaan baik. Gerakan bayi yang kurang aktif dibanding biasanya, menunjukkan bahwa terdapat masalah pada kesehatannya di dalam rahim.

Jika ibu memahami pola gerakan janin dengan baik, maka ibu akan lebih peka jika terjadi perubahan pola aktivitas pada janinnya. Semakin cepat terdeteksi, maka semakin baik. Bayi dapat memperoleh tatalaksana yang sesuai sesegera mungkin jika terjadi masalah. 

Bagaimana Gerakan Janin Normal?

Gerakan janin yang dirasakan oleh ibu bervariasi tergantung usia dan kekuatan janin. Gerakan janin mungkin akan terasa seperti tendangan kecil yang lembut dan sulit dibedakan (terutama pada gerakan pertama). 

Tidak ada jumlah spesifik gerakan janin normal. Ibu harus lebih peka terhadap kebiasaan pola aktivitas janinnya, agar dapat mengetahui jika terjadi penurunan gerakan janin dari pola biasanya. 

Apa Saja Faktor yang Memengaruhi Gerakan Janin Normal?

Ibu mungkin tidak menyadari gerakan janinnya jika sedang sibuk beraktivitas. Posisi plasenta dan posisi janin juga dapat memengaruhi intensitas gerakan yang dirasakan ibu. Jika plasenta menempel pada perut bagian depan dan bayi menghadap ke punggung ibu, biasanya gerakan janin yang dirasakan akan lebih lemah. 

Beberapa obat-obatan seperti anti nyeri atau obat yang memiliki efek sedatif, dapat masuk ke sirkulasi janin dan menyebabkan bayi kurang aktif bergerak. Alkohol dan merokok juga dapat memengaruhi gerakan janin di dalam perut. Jika terjadi masalah kesehatan seperti distress janin, gerakan janin akan sangat berkurang atau bahkan tidak ada gerakan sama sekali. 

Kapan Harus Periksa?

Jika ibu merasakan gerakan janin tidak normal, maka akan dilakukan evaluasi tergantung pada usia kehamilan.

a. Kurang dari 24 Minggu

Jika ibu tidak merasakan gerakan janin sama sekali hingga usia kehamilan 24 minggu, maka segera pergi ke tenaga kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan USG. Dokter akan memeriksa detak jantung dan posisi janin untuk memastikan kesejahteraan janin di dalam perut ibu. 

b. Antara 24-28 Minggu

Jika terjadi penurunan gerakan pada fase ini, maka tidak hanya detak jantung janin yang diperiksa, tetapi juga pemeriksaan antenatal secara lengkap. Tekanan darah dan protein urin ibu akan diperiksa untuk mendeteksi jika ada masalah. 

c. Lebih dari 28 Minggu

Jika terjadi penurunan gerakan janin pada fase ini, segeralah ke tenaga kesehatan. Jangan menunggu hingga besok. Evaluasi dan pemantauan ketat, baik ibu maupun janin harus dilakukan untuk mengetahui dan menindaklanjuti masalah. Jika terjadi kegawatan, mungkin dokter akan merekomendasikan agar bayi dilahirkan sesegera mungkin. 

Jangan Remehkan Gerakan Janin!

Seperti yang telah kita bahas di atas, gerakan janin normal merupakan indikator kesejahteraan janin di dalam perut ibu. Oleh karena itu, ibu harus peka terhadap pola aktivitas janinnya dan segera ke tenaga kesehatan jika merasa gerakannya berkurang. Semakin cepat ibu mengetahui adanya perubahan gerakan janin, maka semakin cepat pula penanganannya jika ada masalah. 

Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Share
Published by
Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Recent Posts

Konsultasi Diabetes – Kapan dan ke Dokter Apa?

Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…

5 hours ago

Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya!

Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…

6 hours ago

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol?

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…

14 hours ago

Modafinil – Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan?

Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…

3 days ago

Desvenlafaxine – Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…

4 days ago

Loratadine – Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…

5 days ago