Periode haid yang muncul setiap bulan tak hanya menimbulkan nyeri perut yang mengganggu aktivitas wanita saja. Namun juga beberapa tanda khas lainnya, salah satunya yaitu jerawat haid.
Mengapa jerawat haid dapat muncul? Apa beda jerawat haid dengan jerawat lainnya? Simak penjelasannya berikut!
Jerawat haid merupakan jerawat yang timbul saat menjelang periode haid datang. Jerawat ini dapat muncul akibat terjadinya perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh wanita selama haid.
Jerawat haid biasanya muncul di daerah wajah bagian bawah seperti dagu, pipi, rahang, leher, dan punggung. Biasanya berwarna merah, meradang dan timbul benjolan (papula).
Peningkatan hormon progesteron pada pertengahan siklus menstruasi, menstimulasi produksi minyak. Minyak alami yang diproduksi tubuh ini dapat menyumbat pori-pori. Kondisi ini dapat memburuk ketika kadar testosteron relatif lebih tinggi pada akhir siklus menstruasi, tepat sebelum periode berikutnya dimulai.
Lesi jerawat (benjolan lunak di bawah kulit, bintik putih atau kuning) sering muncul sebelum menstruasi dimulai, terutama di area yang bergantung pada hormon (wajah, leher, dada, dan punggung). Di area ini, enzim mengubah testosteron bebas menjadi androgen yang lebih kuat yang disebut dihidrotestosteron. Akibatnya, kelenjar sebaceous menjadi lebih aktif, dan sebum dapat menyumbat folikel rambut.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi jerawat haid, diantaranya yaitu:
Kontrasepsi pil dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi jerawat haid, karena dapat membantu mengatur perubahan hormon. Namun, tidak semua pil kontrasepsi membantu mengatasi jerawat, beberapa mungkin dapat memperparah. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk memilih pil kontrasepsi yang tepat.
Obat ini dapat membunuh bakteri dan mengurangi inflamasi. Selain itu, obat ini dapat membantu memudarkan bekas jerawat, mengurangi munculnya noda di kulit, menghaluskan permukaan kulit, dan meratakan kulit.
Salicylic acid dapat membantu mengeksfoliasi kulit dan mengangkat folikel.
Secara umum, obat jerawat ini dapat bekerja dengan baik mengatasi jerawat haid. Jenis benzoyl peroxide dapat disesuaikan dengan kondisi dan keparahan jerawat.
Retinoid adalah obat jerawat lain yang dapat dipilih untuk mengatasi jerawat. Topical retinoid dapat membantu menjaga pori-pori tetap bersih dan mengurangi garis halus/kerutan. Topical dapsone (Aczone) adalah obat oles yang sangat membantu untuk inflamasi jerawat hormonal karena sifat anti-inflamasinya.
Jika kamu memiliki masalah jerawat yang susah teratasi, regulator hormon ini dapat menjadi opsi. Spironolactone adalah obat yang diresepkan dan dikonsumsi secara oral.
Mengobati jerawat bisa menjadi proses trial-and-error yang melelahkan. Mungkin dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan cara dan obat yang benar-benar cocok untuk kita. Perubahan hormon yang terus berulang setiap bulannya juga mungkin dapat memperburuk itu.
Butuh kesabaran dan ketelatenan untuk menghadapi jerawat haid. Selain menggunakan produk untuk membantu mengatasi jerawat, asupan makanan dan menjaga kebersihan, merupakan 2 hal penting yang harus kamu perhatikan selama menstruasi agar tidak memperparah timbulnya jerawat.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…