Hormon LH dan FSH merupakan dua hormon penting yang mengatur fungsi organ reproduksi pada wanita mau pun pria. Apa saja peran kedua hormon ini pada wanita dan pria? Apa dampaknya jika kadarnya tidak normal di dalam tubuh?
Luteinizing Hormone (LH) adalah zat kimia dalam tubuh yang memicu proses penting dalam sistem reproduksi wanita. LH memicu ovulasi dan membantu produksi hormon yang dibutuhkan untuk mendukung kehamilan. LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang ada di dalam otak.
Hormon ini adalah pembawa pesan kimia yang memberi sinyal pada organ seks wanita (ovarium), untuk memulai proses yang diperlukan terkait kesehatan reproduksi. Ovarium akan menghasilkan hormon steroid (progesteron dan testosteron) sebagai respon terhadap LH. Pada wanita, LH dilepaskan setelah lonjakan awal pelepasan sel telur (ovulasi). LH dilepaskan secara konstan selama 2 minggu, pelepasan LH ini akan merangsang produksi progesteron ovarium.
Kadar LH yang rendah dapat menandakan bahwa ada masalah di kelenjar hipofisismu. Kadar LH rendah dapat disebabkan oleh:
Kondisi langka dimana produksi testosteron dan estrogen tidak mencukupi.
Menstruasi tidak normal atau tidak menstruasi yang berkaitan dengan kebiasaan olahraga yang berlebihan.
Kadar LH yang tinggi menandakan bahwa organ seks kita tidak menghasilkan cukup hormon steroid yang dibutuhkan untuk proses reproduksi berlangsung. Kadar LH tinggi pada wanita dapat terjadi pada kondisi berikut:
Kelainan genetik pada wanita dimana terjadi ketika salah satu kromosom X (kromosom seks) absen atau rusak. Sindrom ini menyebabkan wanita bertubuh pendek dan mengalami gangguan kesuburan.
Gangguan hormon yang terjadi pada wanita usia subur yang ditandai dengan gangguan menstruasi dan kadar hormon androgen berlebih.
Follicle-stimulating Hormone (FSH) adalah hormon yang memiliki peran signifikan pada perkembangan seksual dan reproduksi. FSH juga diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.
Pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, kelenjar hipofisis janin mengeluarkan FSH dan LH. Kadar hormon ini memuncak pada pertengahan kehamilan saat folikel ovarium pertama matang di janin.
Kadar FSH normalnya rendah saat anak-anak. Menginjak usia 10-14 tahun, ketika pubertas, hipotalamus akan memproduksi gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang memicu produksi FSH dan LH.
Pada wanita, FSH dan LH akan memicu ovarium untuk mulai memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen inilah yang bertanggung jawab atas terjadinya perubahan fisik selama pubertas, misalnya pertumbuhan payudara dan menstruasi.
Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle-stimulating Hormone (FSH) dapat dicek melalui urin atau darah. Tes ini dapat dilakukan apabila terdapat masalah reproduksi yang menghambat terjadinya kehamilan, atau ketika sedang program hamil.
Dengan dilakukan tes ini, maka hormon yang berperan dalam kesuburan dan proses reproduksi ini dapat diketahui apabila kadarnya kurang atau melebihi batas normal.
Jika di sesi sebelumnya kita telah membahas peran hormon LH dan FSH pada wanita, mari kita simak peran kedua hormon reproduksi ini pada pria. Simak penjelasannya berikut!
Jika pada wanita, hormon LH dilepaskan selama 2 minggu sesuai siklus menstruasi, lain halnya pada pria. Pada Pria, LH dilepaskan dengan kecepatan konstan dari waktu ke waktu.
LH merangsang testis pria untuk menghasilkan testosteron, yaitu hormon yang diperlukan untuk menghasilkan sperma. Testosteron juga bertanggung jawab atas perubahan sekunder pria saat pubertas, seperti suara yang lebih berat, tumbuhnya rambut di tubuh dan pertumbuhan massa otot. LH melepaskan testosteron sejak bayi laki-laki lahir. Kadar hormon ini akan cenderung tetap dan stabil setelah masa pubertas.
Hormon FSH berfungsi untuk menstimulasi produksi sperma. Bersama dengan hormon testosteron di dalam testis, yang dipicu oleh LH, FSH juga berperan dalam mempertahankan produksi sperma.
Kadar hormon LH dan FSH dapat diketahui melalui pemeriksaan darah. Pada pria dewasa, kadar normal hormon LH sebesar 1.7-8.6 mIU/m. Sedangkan hormon FSH pada pria normalnya:
Kenaikan kadar hormon FSH dapat mengindikasikan bahwa testikel pria tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:
Kadar hormon FSH yang kurang dari normal, biasanya mengarah pada perkembangan yang tidak lengkap pada masa pubertas anak. Pada pria, hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi testis dan mengarah ke infertilitas (ketidaksuburan). Kondisi ini disebut dengan Hipogonadotropik-hipogonadisme.
Hipogonadisme adalah gangguan fungsi testis yang disebabkan karena masalah pada testis atau sumbu hipotalamus-hipofisis-gonad (alat reproduksi).
Pria dengan hipogonadisme hipogonadotropik memiliki kadar androgen yang rendah dalam plasma, serta kurangnya atau keterlambatan kematangan seksual. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala kurangnya libido, depresi, peningkatan jaringan adiposa, dan penurunan fungsi ereksi.
Apabila kamu merasakan gejala-gejala tersebut, maka pemeriksaan hormon LH dan FSH harus dilakukan. Pemeriksaan kadar hormon LH dan FSH dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Tes kadar hormon ini juga biasanya disarankan pada pasangan yang kesulitan memiliki anak dan sedang program hamil.
Segera ke tenaga kesehatan untuk mengetahui dan mengatasi masalahnya!
Hormon LH dan FSH merupakan dua hormon yang penting dalam sistem reproduksi wanita, utamanya untuk ovulasi. Kadar hormon yang cukup dan seimbang sangat berperan dalam keberhasilan program hamil wanita.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…