Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi utama pada balita di Indonesia yang belum teratasi. Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, menunjukkan angka stunting nasional sebesar 24,4%. Bagaimana cara mengetahui apabila anak kita termasuk stunting (cara mengukur stunting)?
Stunting ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan).
Anamnesis adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk mengetahui keluhan dan riwayat penyakit/masalah yang diderita. Keluhan utama pada stunting adalah anak lebih pendek dibandingkan anak lain seusianya.
Tenaga kesehatan biasanya akan menanyakan beberapa hal, diantaranya:
Pemeriksaan fisik yang dilakukan berupa pengukuran berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U) atau, berat badan menurut panjang badan atau inggi badan (BB/PB atau BB/TB), lingkar kepala, dan indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U).
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan jika terdapat red flags atau dibutuhkan evaluasi lebih lanjut dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan sesuai dengan indikasi pada kasus stunting yaitu pemeriksaan usia tulang dan skrining TBC.
Seorang anak dikatakan stunting jika panjang atau tinggi badan menurut usia, lebih dari dua standar deviasi di bawah median kurva standar pertumbuhan anak World Health Organization (WHO). Grafik pertumbuhan anak menurut WHO sangat bermacam-macam tergantung jenis kelamin dan usia anak mulai 0 bulan sampai 5 tahun.
Pengukuran tinggi badan dan berat badan harus dilakukan dengan prosedur pengukuran standar meliputi teknik, alat timbang dan ukur, penggolongan (plotting) serta interpretasi hasil. Metode pengukuran yang tidak tepat dapat menyebabkan diagnosis tidak valid dan kesalahan tatalaksana. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan secara rutin ke tenaga kesehatan untuk mengetahui hasil yang valid.
Pemeriksaan status gizi penting dilakukan untuk memastikan pemenuhan gizi anak tercukupi. Hal ini karena khususnya pada usia 0-2 tahun merupakan periode penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan dapat tercapai dengan maksimal yang akan menentukan kesehatan jangka panjang. Kondisi gizi buruk dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian serta meningkatkan risiko terjadinya stunting.
Oleh karena itu, perlu pengetahuan ibu untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Secara umum, kebutuhan kalori pada anak yang tidak sakit dihitung berdasarkan berat badan ideal dikalikan Angka Kecukupan Gizi (AKG) menurut usia.
Tabel 1. Kebutuhan Energi Anak-Anak dan Remaja
Usia | Kebutuhan Energi | |
0-6 bulan | 120 kkal/kg/hari | |
6-12 bulan | 110 kkal/kg/hari | |
1-3 tahun | 100 kkal/kg/hari | |
4-6 tahun | 90 kkal/kg/hari | |
7-9 tahun | 80 kkal/kg/hari | |
laki-laki | perempuan | |
10-12 tahun | 60-70 kkal/kg/hari | 50-60 kkal/kg/hari |
12-18 tahun | 50-60 kkal/kg/hari | 40-50 kkal/kg/hari |
Perhitungan di atas perlu disesuaikan lagi jika anak memiliki penyakit infeksi atau tergolong ke dalam status gizi buruk. Perlu assessment dari ahli gizi atau dietisien untuk menyesuaikan kondisi anak dengan kebutuhan gizi harian.
Penegakan diagnosis stunting membutuhkan pengukuran dan penilaian yang terstandar. Lakukan pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan, serta status gizi anak secara rutin untuk mendeteksi dini apabila ada indikasi stunting. Segera ke dokter dan ahli gizi untuk mendapatkan tatalaksana yang tepat!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…