Setiap wanita pasti ingin selalu terlihat cantik dan wangi. Tak hanya wajah dan badan saja, tetapi juga area intim kewanitaan tentunya. Banyak produk kewanitaan bermunculan untuk menjawab keresahan ini. Tetapi, apakah penggunaan sabun kewanitaan memang diperlukan? Apakah aman menurut kesehatan? Simak ulasannya berikut.
Sesuai namanya, sabun kewanitaan adalah sabun yang digunakan pada area intim wanita, khususnya vulva, genita eksterna (organ reproduksi bagian luar) dan liang/pintu vagina. Namun, menurut para ahli, penggunaan produk kewanitaan ini memiliki potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya, meskipun produsen mengklaim bahwa produk tersebut natural, lembut, melembabkan, dan aman bagi kulit sensitif.
Sabun kewanitaan ini sering juga disebut sebagai sabun vagina, tetapi produk ini tidak boleh digunakan pada bagian dalam vagina. Tenaga kesehatan tidak merekomendasikannya karena dapat meningkatkan risiko bakterial vaginosis dan infeksi jamur.
Vagina memiliki mekanisme self-cleaning. Kamu tidak perlu dan tidak harus memasukkan air atau produk lainnya ke dalam vagina (inilah alasan mengapa vaginal douching atau pembilasan vagina tidak disarankan).
Meskipun diklain aman, ternyata sabun kewanitaan dapat menyebabkan beberapa hal berikut:
Ada jutaan bakteri baik yang disebut lactobacilli yang membantu menjaga dan mengembalikan keseimbangan pada vagina, termasuk setelah berhubungan seksual dan menstruasi.
Bakteri ini juga membantu menjaga keseimbangan pH yang sehat, serta melawan organisme penyebab masalah. Apabila keseimbangan lactobacilli pada vagina terganggu, maka dapat meningkatkan potensi infeksi jamur, bakteri, dan infeksi menular seksual.
Sabun kewanitaan dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi, reaksi alergi, dan peradangan pada beberapa orang. Reaksi ini dapat timbul karena kandungan bahan-bahan kimia dan pewangi yang ada di dalam sabun tersebut.
Apabila kamu sudah terlanjur dan terbiasa menggunakan sabun kewanitaan dan tidak merasakan efek samping yang mengganggu, maka penggunaan sabun tersebut boleh dilanjutkan, asalkan:
Berikut rekomendasi dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG):
Semua organ tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan dirinya sendiri untuk menjaga keseimbangan dan mencegah penyakit. Penggunaan bahan-bahan yang tidak diperlukan justru dapat mengganggu mekanisme alami tersebut.
Jagalah area kewanitaanmu dengan memperhatikan kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat. Segera hentikan pemakaian produk kewanitaan dan periksakan ke dokter jika kamu merasakan efek samping yang tidak diinginkan.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…