Stunting merupakan masalah kesehatan dunia yang masih belum bisa terselesaikan hingga saat ini. Stunting pada anak dapat terjadi pada 1000 hari pertama kehidupannya. Masalah kesehatan yang kompleks ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk status sosioekonomi, asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, defisiensi mikronutrien, dan lingkungan. Lalu, bagaimana cara mencegah stunting agar tidak terjadi? Simak penjelasan berikut.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak adekuat. Anak-anak dikatakan stunting jika tinggi badan berdasarkan usia mereka, lebih dari 2 standar deviasi di bawah median standar pertumbuhan anak menurut World Health Organization (WHO).
Anak stunting yang menderita kekurangan yodium dan zat besi dapat mengalami kerusakan otak dan menghalangi mereka mencapai potensi perkembangan yang optimal.
Stunting dapat menyebabkan seseorang memiliki tinggi badan yang lebih pendek, berisiko lebih tinggi terhadap penyakit kronis, serta berimplikasi pula pada pendidikan dan pendapatan yang rendah ketika dewasa.
Karena stunting merupakan masalah yang kompleks, maka diperlukan usaha bahu-membahu dari berbagai pihak.
Beberapa intervensi yang dapat diimplementasikan menurut WHO diantaranya yaitu:
Energi yang seimbang dan suplementasi protein merupakan intervensi yang penting untuk mencegah luaran perinatal yang tidak diinginkan. World Health Organization (WHO) merekomendasikan peningkatan energi harian dan asupan protein pada wanita hamil untuk mengurangi risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Pengetahuan dan pemahaman masyarakat merupakan salah satu faktor terpenting untuk mencegah stunting. Edukasi ini dapat membantu mengurangi kematian akibat penyakit infeksi, misalnya diare.
Program edukasi gizi berbasis komunitas seperti pemberian asam folat, pemberian vitamin K, ASI eksklusif, serta pentingnya antenatal–intranatal-postnatal care, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan tingkat kesehatan masyarakat. Pendekatan melalui komunitas diharapkan dapat menjangkau populasi yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Karena stunting merupakan masalah kesehatan global, maka diperlukan intervensi pemerintah sebagai pihak yang berwenang membuat kebijakan kesehatan. Kebijakan kesehatan yang diterapkan secara optimal dan merata di suatu negara, diharapkan dapat meningkatkan status gizi ibu hamil, mencegah penyakit infeksi dan menurunkan angka stunting.
Selain itu, pencegahan stunting di tingkat keluarga juga dapat dilakukan dengan cara:
Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk dapat memberantas stunting. Usaha dari tingkat keluarga sebagai sektor terkecil, hingga penerapan kebijakan pemerintah sebagai sektor terbesar, harus dilakukan secara simultan untuk mewujudkan masyarakat bebas stunting. Mari bersama cegah stunting, untuk generasi sehat di masa depan!
Setelah mengetahui mengenai cara mencegah stunting pemenuhan gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ternyata sangat penting untuk dilakukan. Dapatkan pendampingan bersama ahli gizi tersertifikasi Sirka sekarang! Klik link berikut ini.
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Rambutan? Ini Jawabannya! Rambutan, buah tropis berbulu dengan rasa manis…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Durian? Ini Jawabannya! Durian, si "King of Fruits" dengan aroma…
7 Tips Makan di Luar untuk Penderita Diabetes - Tetap bisa Makan Enak! Pasti ada…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Kerupuk Kulit? Ini Faktanya! Kerupuk kulit sering kali menjadi camilan…
Sering Mengantuk karena Diabetes? Ini Penyebab dan Solusinya! Pernahkah kamu merasa mengantuk terus-menerus meskipun sudah…
Memperingati Hari Perempuan Internasional, Sirka Meluncurkan Panel Lab Test Khusus untuk Perempuan Dalam rangka memperingati…