Kesehatan Perempuan

Obesitas pada Ibu Hamil – Apa Dampaknya pada Ibu dan Bayi?

Obesitas pada Ibu Hamil

Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh wanita pada usia reproduktif, termasuk ibu hamil. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2018, populasi obesitas pada ibu hamil adalah sebesar 21,8%. 

Apa saja dampak obesitas pada ibu hamil? Apakah berbahaya?

Apa Itu Obesitas?

Obesitas adalah kondisi ketika seseorang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) 30 kg/m^2 atau lebih. Indeks Massa Tubuh sendiri dapat diketahui dengan cara membagi berat badan dan tinggi badan (dalam m) kuadrat. 

Obesitas dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

  • Obesitas kategori I – IMT 30-34,9 kg/m^2
  • Obesitas kategori II – IMT 35-39,9 kg/m^2
  • Obesitas kategori III – IMT 40 atau lebih kg/m^2

Pada ibu hamil, indeks massa tubuh yang digunakan merupakan IMT prahamil atau IMT pada trimester 1. Hal ini dikarenakan berat badan ibu saat hamil dipengaruhi oleh berat badan bayi, cairan ketuban dan lain sebagainya. Sehingga, berat badan pada trimester 2 dan 3 tidak dapat dijadikan indikator untuk perhitungan IMT. 

Apa saja Risiko Obesitas pada Ibu Hamil?

Obesitas pada saat kehamilan dapat menyebabkan beberapa risiko kesehatan baik bagi ibu maupun bayinya, beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut:

Risiko Bagi Ibu

1. Hipertensi dalam Kehamilan (Hipertensi Gestasional)

Hipertensi gestasional merupakan kondisi ketika tekanan darah ibu hamil berada di atas angka 140/90 mmHg. Kenaikan tekanan darah ini biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu atau dapat juga muncul lebih awal. 

2. Preeklamsia

Preeklamsia merupakan komplikasi serius dari hipertensi dalam kehamilan yang biasanya terjadi pada trimester kedua atau segera setelah bayi lahir. Ibu hamil dengan preeklamsia tak hanya mengalami kenaikan tekanan darah, tetapi juga kelebihan protein dalam urin dan komplikasi organ-organ lain seperti ginjal dan hati. 

3. Diabetes dalam Kehamilan (Diabetes Gestasional)

Kenaikan kadar glukosa dalam darah selama hamil dapat terjadi pada ibu yang memiliki bayi besar (makrosomia).

Diabetes pada kehamilan dapat terjadi meskipun ibu tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya. Beberapa faktor penyebabnya yaitu usia tua saat hamil, overweight atau obesitas, kenaikan berat badan yang berlebihan selama hamil, dan memiliki riwayat makrosomia. 

4. Henti Napas saat Tidur (Sleep Apnea)

Sleep apnea merupakan kondisi dimana seseorang berhenti bernapas dengan durasi yang singkat ketika tidur. Selama hamil, henti napas ini dapat menyebabkan kelelahan, meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, preeklamsia, serta masalah jantung dan paru-paru. 

Risiko Bagi Bayi

1. Cacat Lahir

Bayi yang lahir dari ibu obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi terjadi cacat lahir, seperti kelainan jantung dan neural tube defect (NTD).

2. Masalah Pemeriksaan USG

Memiliki lemak tubuh berlebih, dapat menyulitkan tenaga kesehatan saat pemeriksaan ultrasonografi (USG). Memeriksa detak jantung janin selama kehamilan dan persalinan juga lebih sulit dilakukan pada ibu dengan obesitas. 

3. Makrosomia

Makrosomia (bayi besar) merupakan bayi yang lahir dengan dengan berat badan lebih dari 4000 gram. Bayi besar dapat menimbulkan beberapa risiko saat persalinan seperti distosia bahu (bahu tersangkut setelah kepala lahir) dan meningkatkan risiko operasi caesar.

Bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari normal juga lebih berisiko mengalami obesitas di kemudian hari. 

4. Lahir dengan Prematur

Masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas seperti preeklamsia, dapat menjadi indikasi medis untuk kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur lebih rentan terhadap masalah kesehatan karena belum berkembang secara penuh seperti halnya bayi yang aterm. 

5. Lahir mati (Stillbirth)

Semakin tinggi IMT ibu semakin tinggi pula risiko bayi lahir mati (stillbirth). 

Berapa Kenaikan Berat Badan yang Aman bagi Bumil Obesitas?

Selama hamil, tentunya ibu akan mengalami kenaikan berat badan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Namun, bagi ibu obesitas, kenaikan berat badan ini harus benar-benar diperhatikan agar tidak menimbulkan komplikasi yang tidak diinginkan.

Ibu hamil dengan obesitas, direkomendasikan mengalami total kenaikan berat badan selama hamil sebanyak 5-9 kg pada kehamilan bayi tunggal dan 11-19 kg pada kehamilan kembar. 

Bagaimana Cara Menjaga Berat Badan Selama Hamil?

Meskipun obesitas memiliki banyak risiko, namun ibu tetap dapat menjalani kehamilan yang sehat dengan cara mengatur berat badan, memperhatikan asupan makanan dan olahraga, periksa kehamilan secara teratur untuk memonitor komplikasi, dan pertimbangan khusus terkait metode persalinan. 

Pilih makanan sehat yang dapat mencukupi kebutuhan kalori selama hamil sekaligus menjaga berat badan tetap stabil. Ibu butuh tambahan 180 kkal (kilokalori) pada trimester satu serta 300 kkal per hari pada trimester kedua dan ketiga untuk mencukupi kebutuhannya dan bayinya. Namun, penambahan asupan kalori harian sebaiknya disesuaikan lagi dengan kondisi ibu selama hamil.

Rencanakan Diet Sehat Selama Hamil!

Merencanakan diet yang sehat untuk mencukupi kebutuhan kalori harian sekaligus menjaga pertambahan berat badan sesuai rekomendasi adalah kunci dalam menghadapi obesitas pada ibu hamil. 

Konsultasikan dengan ahli gizi Sirka untuk dapat merencanakan diet sehatmu selama hamil karena kebutuhan gizi setiap orang dapat berbeda! 

Rekomendasi Sirka

Memastikan kesehatan selama kehamilan sangat penting bagi ibu hamil agar janin di dalam kandungannya selalu sehat dan terhindar dari masalah/penyakit.

Ahli gizi kami dapat membantumu untuk menjaga kesehatan selama kehamilan agar janin tumbuh dengan optimal sesuai dengan usia kandungannya hingga akhirnya lahir ke dunia ini.

Ingin kesehatan selama kehamilan terjaga, sehingga calon buah hatimu tumbuh dengan sehat? Ayo klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut!

Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Share
Published by
Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Recent Posts

Konsultasi Diabetes – Kapan dan ke Dokter Apa?

Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…

2 hours ago

Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya!

Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…

3 hours ago

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol?

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…

11 hours ago

Modafinil – Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan?

Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…

3 days ago

Desvenlafaxine – Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…

4 days ago

Loratadine – Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…

4 days ago