Lainnya

Lebaran Usai, Ayo Cek Kesehatan Setelah Lebaran!

Cek Kesehatan setelah Lebaran

Setelah berpuasa selama bulan Ramadhan, umat Islam di Indonesia merayakan hari raya Idul Fitri. Hari raya Idul Fitri atau yang disebut lebaran juga disemarakkan oleh tradisi mudik. Mudik berarti berkunjung ke rumah sanak saudara dan keluarga. Tradisi mudik dan berkunjung ini biasanya juga disertai dengan makan-makanan besar yang cenderung enak. Makanan yang dikonsumsi cenderung mengandung banyak gula, garam, dan kolesterol. Cek kesehatan setelah lebaran sebaiknya dilakukan.

Kondisi ini tentu dapat menyebabkan perubahan pada kesehatan seseorang, meningkatkan berat badan, dan memicu berbagai penyakit. Apa saja aspek kesehatan yang perlu diperhatikan setelah lebaran usai? Apakah perlu cek kesehatan setelah lebaran? Mari kita simak!

Puasa dan Lebaran Mengubah Pola Makan

Tidak bisa dipungkiri bahwa berpuasa di bulan Ramadhan akan merubah pola makan seseorang. Normalnya masyarakat Indonesia makan tiga kali sehari: sarapan, makan siang, dan makan malam. 

Saat berpuasa Ramadan, orang akan makan hanya dua kali, yaitu saat sahur dan saat berbuka. Berbuka puasa identik dengan makanan manis dan “balas dendam” setelah seharian berpuasa. Buka puasa identik dengan konsumsi makanan dan minuman manis dalam jumlah banyak. Hal ini tentu saja dapat mengubah pola makan seseorang. 

Setelah mengalami perubahan pola makan saat puasa Ramadhan, kemudian datanglah lebaran yang juga dirayakan, salah satunya dengan makan. Makan pada saat lebaran juga dapat menjadi ajang balas dendam setelah berpuasa satu bulan penuh. 

Faktor lain yang juga penting adalah saat lebaran kita disibukkan dengan berbagai aktivitas sosial dengan sanak saudara dan kolega, yang membuat kita sulit mengontrol jumlah makanan yang dikonsumsi. 

Berat Badan Malah Naik setelah Lebaran?

Semua faktor-faktor di atas justru dapat menyebabkan peningkatan berat badan setelah berpuasa di bulan Ramadhan. Ajang balas dendam dengan konsumsi makanan enak dalam jumlah banyak ini dapat berkontribusi terhadap peningkatan berat badan dan perburukan kondisi kesehatan. 

Tidak jarang, berat badan yang turun saat puasa justru malah naik setelah lebaran. 

Cek Kesehatan Setelah Lebaran

Untuk memastikan kamu tetap sehat setelah lebaran, ada beberapa parameter yang perlu kamu perhatikan dalam cek kesehatan setelah lebaran.

a. Berat Badan

Berat badan yang meningkat dapat menjadi penanda kamu makan terlalu banyak. Menimbang  berat badan setelah lebaran menjadi hal yang penting untuk dilakukan. 

Timbang berat badan pagi hari sebelum sarapan dan setelah buang air kecil dan/atau air besar. Jika terjadi kenaikan berat badan antara sebelum dan setelah bulan Ramadhan, segera terapkan pola makan sehat sesuai prinsip defisit kalori.

b. Tekanan Darah

Tekanan darah yang tinggi bisa menjadi penanda diet tinggi garam. Jika tekanan darahmu tinggi setelah lebaran, kurangi konsumsi makanan asin. Orang dewasa disarankan hanya konsumsi satu sendok teh garam setiap harinya. 

c. Gula Darah

Konsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat bisa meningkatkan gula darah. Lakukan cek rutin gula darah di fasilitas kesehatan terdekat setelah lebaran. 

d. Kolesterol

Level kolesterol yang tinggi bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti stroke dan serangan jantung. Level kolesterol yang tinggi setelah lebaran dapat menjadi tanda kamu mengonsumsi terlalu banyak makanan berlemak. 

Balik ke Gaya Hidup Sehat Yuk!

Setelah berkunjung dan menikmati makanan lebaran, saatnya kita kembali ke gaya hidup sehat. Batasi konsumsi makanan manis, asin, dan yang mengandung banyak kolesterol.

Jika terdapat kenaikan berat badan dari sebelum Ramadhan, lakukan diet dengan prinsip defisit kalori untuk mencapai berat badan normal. Selain itu, lakukan olahraga rutin, minimal 150 menit per minggu yang terbagi dalam 3-5 sesi. 

Hal yang penting, jangan sampai kebiasaan makan berlebihan dan tidak sehat terbawa sampai setelah lebaran ya!

Itu merupakan beberapa cek kesehatan yang sebaiknya kamu lakukan. Kamu juga bisa melakukan cek kesehatan lainnya sesuai anjuran dokter. Jika kamu membutuhkan panduan terkait pola makan yang dipersonalisasi sesuai kondisimu, konsultasikan dengan ahli gizi Sirka. Klik link berikut ini.

Dokter Rizki Nur Rachman Putra Gofur# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Recent Posts

Konsultasi Diabetes – Kapan dan ke Dokter Apa?

Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…

6 hours ago

Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya!

Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…

7 hours ago

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol?

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…

15 hours ago

Modafinil – Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan?

Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…

3 days ago

Desvenlafaxine – Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…

4 days ago

Loratadine – Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…

5 days ago