Operasi caesar merupakan proses melahirkan bayi melalui sayatan bedah yang dibuat di perut dan rahim ibu. Perencanaan operasi caesar mungkin diperlukan jika terdapat komplikasi kehamilan. Namun, operasi caesar juga dapat dilakukan secara darurat apabila ada kendala selama proses persalinan.
Jika kamu sedang hamil, memahami apa yang terjadi selama dan setelah operasi caesar akan membantumu mempersiapkannya.
Operasi caesar merupakan proses melahirkan bayi melalui sayatan bedah yang dibuat di perut dan rahim ibu. Dokter akan menyarankan operasi caesar apabila ada indikasi medis dan operasi caesar dinilai lebih aman bagi ibu, bayi, atau keduanya. Sayatan yang dilakukan pada operasi caesar ada 2 yaitu:
Sayatan ini dibuat mulai dari pusar hingga garis batas rambut pubis.
Sayatan ini dibuat secara melintang pada garis batas rambut pubis. Sayatan ini lebih banyak dipilih karena penyembuhannya lebih baik dan perdarahan lebih sedikit.
Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara normal dan operasi caesar menjadi satu-satunya pilihan. Operasi caesar dapat direncanakan jauh-jauh hari, tetapi juga dapat dilakukan tanpa rencana dikarenakan adanya masalah selama persalinan.
Beberapa kondisi yang menyebabkan operasi caesar menjadi pilihan diantaranya yaitu:
Detak Jantung Janin (DJJ) merupakan indikator utama keadaan janin selama proses persalinan. DJJ normal berkisar antara 120-160 bpm.
Jika terdeteksi adanya kelainan DJJ maka kemungkinan terjadi fetal distress. Tenaga kesehatan harus segera melakukan penanganan kegawatan dengan pemberian oksigen, infus dan pengaturan posisi ibu. Namun apabila keadaan tidak membaik, maka operasi caesar diperlukan.
Posisi normal janin adalah kepala di bagian bawah dan menghadap ke punggung ibu. Namun, pada beberapa kasus, janin mungkin tidak berada pada posisi yang tepat sehingga kemajuan persalinan terhambat sehingga harus dilakukan operasi caesar.
Persalinan yang tidak mengalami kemajuan seperti seharusnya hingga terjadi prolong atau pemanjangan di luar batas normal.
Bayi makrosomia (yang memiliki berat >4kg) akan menyulitkan apabila dilahirkan pervaginam. Bayi yang terlalu besar dapat menyebabkan distosia bahu atau penyulit lainnya, sehingga operasi caesar menjadi pilihan.
Kelainan plasenta seperti plasenta previa, yaitu posisi plasenta menutupi jalan lahir, sehingga bayi harus dilahirkan melalui operasi caesar.
Operasi caesar direkomendasikan pada ibu dengan riwayat penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, HIV, herpes genital, dan penyakit menular seksual lainnya yang merupakan kontraindikasi persalinan pervaginam.
Operasi caesar diperlukan pada kasus bayi kembar 2, 3 atau lebih. Terutama pada persalinan prematur atau bayi yang posisinya tidak memungkinkan untuk dilahirkan pervaginam.
Meskipun ibu yang memiliki riwayat operasi caesar masih dapat melahirkan normal pervaginam, namun operasi caesar mungkin lebih direkomendasikan pada kasus-kasus tertentu untuk mencegah komplikasi.
Seperti halnya tindakan operasi lainnya, operasi caesar juga memiliki beberapa risiko.
Bayi yang lahir dengan operasi caesar terjadwal memiliki kemungkinan yang lebih besar mengalami masalah pernapasan. Bayi biasanya akan bernafas terlalu cepat selama beberapa hari setelah lahir (transient tachypnea).
Meski jarang, sayatan yang tidak disengaja mengenai kulit bayi dapat terjadi selama operasi.
Setelah operasi caesar, risiko berkembangnya infeksi pada lapisan rahim (endometritis), di saluran kemih, atau di tempat sayatan mungkin dapat terjadi.
Operasi caesar dapat menyebabkan perdarahan hebat selama dan setelah proses melahirkan.
Reaksi terhadap obat anestesi dapat dialami oleh beberapa pasien. Reaksi alergi pada obat anestesi dapat berupa rasa mual, muntah, nyeri punggung, sakit kepala atau reaksi lainnya.
Meski jarang, cedera bedah pada kandung kemih atau usus dapat terjadi selama operasi.
Operasi caesar dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan selanjutnya. Operasi caesar berulang dapat meningkatkan risiko plasenta previa, plasenta akreta, dan ruptur uteri (robekan rahim di sepanjang garis bekas luka).
Sebelum operasi caesar, tenaga kesehatan akan menyampaikan informasi terkait prosedur pelaksanaan operasi. Selanjutnya, akan dilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateter dan pemasangan infus.
Mayoritas operasi menggunakan regional anestesi yang akan bekerja pada tubuh bagian bawah saja. Pilihan anestesi ini membuat ibu tetap sadar selama bayi dilahirkan. Namun, pada beberapa kasus, spiral block, epidural block, atau general anestesi dapat diberikan.
Setelah obat anestesi mulai bekerja, dokter akan melakukan sayatan pada bagian perut dan rahim. Bayi akan dikeluarkan dari sayatan yang telah dibuat.
Dokter akan membersihkan hidung dan mulut bayi dari cairan ketuban, kemudian menjepit dan memotong tali pusat. Plasenta akan dikeluarkan dari rahim dan sayatan ditutup kembali dengan jahitan.
Operasi caesar biasanya membutuhkan waktu pemulihan di rumah sakit selama 2-3 hari. Dokter akan memantau bekas luka operasi dan keadaan ibu secara rutin. Ibu dapat mulai menyusui bayinya apabila keadaannya sudah membaik.
Setelah pulang ke rumah, ibu harus cukup beristirahat, menunda berhubungan seksual kurang lebih 6 minggu untuk mencegah infeksi, serta konsumsi makanan bergizi untuk memulihkan tenaga dan mempercepat penyembuhan luka.
Cek kondisi jahitan bekas operasi secara berkala. Segera ke fasilitas kesehatan apabila bekas luka operasi berwarna kemerahan, membengkak, keluar cairan, ibu demam, terjadi perdarahan hebat, serta nyeri yang semakin memburuk.
Untuk memperoleh panduan mengenai makanan bergizi sesuai dengan kondisi ibu pasca operasi caesar, klik link berikut ini!
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Rambutan? Ini Jawabannya! Rambutan, buah tropis berbulu dengan rasa manis…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Durian? Ini Jawabannya! Durian, si "King of Fruits" dengan aroma…
7 Tips Makan di Luar untuk Penderita Diabetes - Tetap bisa Makan Enak! Pasti ada…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Kerupuk Kulit? Ini Faktanya! Kerupuk kulit sering kali menjadi camilan…
Sering Mengantuk karena Diabetes? Ini Penyebab dan Solusinya! Pernahkah kamu merasa mengantuk terus-menerus meskipun sudah…
Memperingati Hari Perempuan Internasional, Sirka Meluncurkan Panel Lab Test Khusus untuk Perempuan Dalam rangka memperingati…