Glaukoma adalah sebuah penyakit mata yang menyerang saraf pada mata. Saraf pada mata disebut sebagai nervus optikus. Saraf ini menghubungkan mata dengan otak untuk memberikan kita kemampuan untuk melihat.
Penyakit ini sebagian besar dicirikan dengan peningkatan tekanan pada bola mata. Walau begitu, pada sebagian kecil kasus, glaukoma dapat terjadi pada mata dengan tekanan bola mata yang normal.
Jadi apa sebenarnya glaukoma itu? Benarkah glaukoma dapat menimbulkan kebutaan? Berikut penjelasannya.
Glaukoma adalah sebuah kelompok penyakit mata yang dicirikan dengan kerusakan pada nervus optikus. Nervus optikus memiliki tugas utama untuk mengirim informasi visual dari mata ke otak. Nervus optikus sangat penting untuk kesehatan penglihatan seseorang.
Glaukoma sebagian besar muncul akibat peningkatan tekanan pada bola mata, walaupun pada sebagian kecil kasus, tekanan bola mata bisa saja normal.
Glaukoma memiliki banyak jenis dan klasifikasi. Namun, untuk memudahkan pemahaman, dapat dibagi menjadi tiga jenis glaukoma yaitu glaukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup, dan glaukoma dengan tekanan bola mata yang normal.
Secara umum, glaukoma terjadi karena sistem pembuangan cairan pada mata tidak berlangsung normal. Bola mata berisi cairan yang harus diproduksi dan dibuang secara berkala. Sebagian besar glaukoma terjadi karena pembuangan cairan bola mata ini tidak berlangsung dengan baik.
Glaukoma sudut terbuka adalah jenis glaukoma yang paling sering ditemukan. Pada glaukoma jenis ini saluran pembuangan cairan tetap terbuka, namun pembuangan cairan tidak terjadi dengan baik. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan secara berkala pada mata. Berikut gejalanya:
Glaukoma sudut tertutup terjadi karena terdapat pembuntuan pada saluran drainase mata. Karena hal ini, cairan pada mata tidak dapat dibuang dan muncul peningkatan pada bola mata. Glaukoma jenis ini dapat muncul secara perlahan atau secara mendadak. Berikut gejalanya:
Penyebab glaukoma jenis ini masih belum diketahui. Namun, pasien dengan penyakit ini juga mengalami kerusakan pada nervus optikus walaupun tekanan pada bola mata normal. Glaukoma jenis ini diduga disebabkan oleh aliran darah yang terganggu pada nervus optikus yang akhirnya menimbulkan kerusakan. Berikut gejalanya:
Glaukoma terjadi ketika nervus optikus mengalami kerusakan. Ketika kerusakan semakin parah maka akan muncul blind spots pada penglihatan seseorang.
Sebagian besar kasus glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan bola mata akibat aliran cairan mata yang terganggu. Cairan ini biasanya dikeluarkan lewat sebuah sudut yang terletak pada sisi mata. Jika terjadi masalah pada lokasi ini maka drainase mata akan terganggu.
Terdapat beberapa faktor risiko glaukoma, faktor risiko tersebut adalah :
Glaukoma dapat menyebabkan kebutaan yang permanen. Pada beberapa kasus, glaukoma juga dapat menyebabkan nyeri yang berat pada mata.
Segera kunjungi dokter jika menemukan gejala glaukoma pada diri sendiri maupun orang terdekat.
Jika kamu mencurigai diri kamu atau keluarga menderita glaukoma, segera kunjungi dokter mata terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Dokter akan melakukan pemeriksaan tonometri untuk mendeteksi peningkatan tekanan pada bola mata.
Pilihan pengobatan pada glaukoma cukup bervariasi, diskusikan pengobatan yang cocok dengan dokter mata terdekat. Pada glaukoma yang ringan pengobatan dengan obat tetes mata atau obat minum dapat dilakukan. Pada kasus yang berat, dokter mungkin akan menyarankan pembedahan.
Pemeriksaan mata rutin dapat mencegah seseorang mengalami glaukoma. Pada orang dewasa sebaiknya pemeriksaan mata dilakukan setiap 5 tahun sekali. Jika kamu memiliki faktor risiko glaukoma maka pemeriksaan mata yang rutin harus dilakukan dengan lebih sering
Riwayat keluarga dengan glaukoma bisa meningkatkan faktor risiko glaukoma. Jika ada keluarga dengan riwayat penyakit glaukoma, lakukan pemeriksaan mata dengan lebih rutin.
Trauma pada mata dapat menjadi penyebab glaukoma, pakailah pelindung mata ketika bekerja atau ketika berolahraga kontak fisik.
Glaukoma dapat menyebabkan kebutaan yang permanen. Untuk menghindari penyakit ini, lakukan kontrol rutin dan gunakan pelindung mata saat bekerja atau saat melakukan olahraga dengan kontak fisik.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…