Mungkin istilah bayi prematur lebih familiar di telinga kita dibandingkan dengan postmatur. Padahal, dua kondisi ini, baik prematur ataupun postmatur, sama-sama memiliki risiko yang berbahaya bagi bayi. Apa saja risikonya? Simak penjelasannya berikut!
Normalnya, kehamilan berlangsung 37-41 minggu. Postmatur merupakan istilah untuk menggambarkan bayi yang lahir setelah 42 minggu. Sangat sedikit bayi yang lahir pada 42 minggu atau lebih. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk induksi persalinan atau operasi sesar apabila kehamilan sudah memasuki usia 41 minggu tanpa ada tanda-tanda persalinan.
Masih belum diketahui secara pasti mengapa beberapa kehamilan dapat bertahan lebih lama dibandingkan kehamilan lainnya. Namun, hal ini mungkin dapat disebabkan karena perhitungan usia kehamilan yang keliru akibat banyak ibu yang tidak yakin kapan menstruasi terakhirnya.
Melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada trimester pertama (kurang dari 12 minggu) merupakan cara yang paling akurat untuk memprediksi hari perkiraan lahir, meskipun waktu pasti konsepsi (pembuahan) tidak dapat diketahui.
Kehamilan postmatur lebih sering terjadi pada ibu yang memiliki riwayat postmatur pada kehamilan sebelumnya. Risiko ini dapat meningkat hingga 2-3 kali lipat pada kehamilan selanjutnya. Beberapa faktor lain yang mungkin mempengaruhi kehamilan postmatur, yaitu:
Setiap bayi memiliki tanda dan gejala yang berbeda saat postmatur, beberapa diantaranya yaitu:
Pada kehamilan lewat bulan, tenaga kesehatan akan melakukan pemantauan kesejahteraan janin di dalam rahim melalui beberapa tes, seperti:
Tenaga kesehatan akan memantau dan menunggu tanda persalinan terjadi secara alami apabila kondisi janin di dalam rahim stabil. Namun, apabila ditemukan kondisi yang membahayakan janin, maka persalinan mungkin akan dilakukan lebih cepat melalui induksi atau operasi sesar.
Setelah bayi postmatur lahir, akan dilakukan pemeriksaan pernapasan dan penyedotan lendir (khususnya pada bayi yang terkontaminasi mekonium). Selain itu, pemeriksaan darah juga dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah.
Bayi postmatur dapat tumbuh melebihi bayi normal karena lahir melewati usia kehamilan yang seharusnya. Hal ini dapat menyebabkan masalah selama persalinan dan kelahiran.
Kehamilan postmatur juga dapat menyebabkan penurunan fungsi plasenta. Beberapa hal yang harus diperhatikan dari penuaan plasenta ini termasuk:
Cairan plasenta yang sedikit dapat menghambat pertumbuhan hingga pengurangan berat badan bayi
Bayi yang tidak mendapatkan cukup oksigen akan mengalami kegawatan dan masalah selama persalinan dan kelahiran.
Bayi yang berada dalam rahim lebih lama dari yang seharusnya, lebih berisiko menghirup mekonium yang dapat membahayakan nyawanya.
Hipoglikemia dapat terjadi apabila cadangan gula darah yang ada dalam tubuh bayi sudah habis dan tidak mendapat asupan yang cukup dari ibu.
Mengetahui dan memahami betul terkait usia kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah postmatur terjadi.
Catat periode menstruasimu dengan baik untuk menghindari kesalahan perhitungan usia kehamilan. Periksa USG pada trimester satu untuk mengetahui hari perkiraan lahir yang lebih akurat. Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Pemantauan USG di trimester tiga juga dapat membantu memantau kondisi dan kualitas plasenta.
Prematur maupun postmatur sama-sama memiliki risiko bagi bayi. Periksakan kehamilan secara rutin untuk mengetahui perkembangan janin di dalam rahim. Segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat apabila kamu tidak mengalami tanda-tanda persalinan hingga melebihi waktu yang telah diperkirakan.
Memastikan kesehatan selama kehamilan sangat penting bagi ibu hamil agar janin di dalam kandungannya selalu sehat dan terhindar dari masalah/penyakit.
Ahli gizi kami dapat membantumu untuk menjaga kesehatan selama kehamilan agar janin tumbuh dengan optimal sesuai dengan usia kandungannya hingga akhirnya lahir ke dunia ini.
Ingin kesehatan selama kehamilan terjaga, sehingga calon buah hatimu tumbuh dengan sehat? Ayo klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…