Miom memiliki beberapa nama lain seperti myoma atau uterine fibroid. Miom dapat menyebabkan gangguan yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan seorang wanita. Tahukah kamu bahwa miom dapat menyebabkan gangguan pada kesuburan? Jadi, apa sih Miom itu? Bagaimana cara mencegah dan mengobati miom? Mari kita simak!
Miom disebut juga sebagai uterine fibroids atau leiomyoma adalah sebuah pertumbuhan jaringan non kanker yang ditemukan pada permukaan rahim. Biasanya miom paling banyak ditemukan pada wanita usia subur. Penyakit ini tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dan jarang sekali berkembang menjadi kanker.
Miom memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari berbentuk seperti biji-bijian yang sangat kecil hingga masa yang besar yang dapat mengganggu bentuk dari uterus. Pada beberapa kasus yang ekstrem mioma dapat sangat besar hingga mencapai tulang rusuk dan menambah berat badan.
Genetik diperkirakan juga turut berperan dalam terjadinya miom. Selain genetik, hormon seperti estrogen dan progesteron juga berperan dalam miom. Dua hormon ini merangsang pembentukan dinding rahim pada siklus menstruasi. Kedua hormon ini juga dipercaya merangsang pembentukan miom.
Rahim wanita dengan miom memiliki jumlah estrogen dan progesteron lebih banyak dibandingkan jaringan rahim yang normal. Biasanya miom akan mengecil setelah menopause karena produksi hormon yang berkurang.
Sebagian besar wanita dengan miom tidak memiliki gejala. Gejala miom biasanya muncul terkait dengan lokasi, ukuran, dan jumlah miom. Pada wanita dengan gejala miom tanda dan gejala yang umum adalah:
Faktor risiko umum pada miom adalah perempuan usia subur (usia 20-35 tahun). Faktor risiko lain dari miom adalah riwayat keluarga. Jika ibu atau saudara perempuan pasien memiliki miom, maka pasien tersebut memiliki risiko lebih besar untuk menderita miom.
Faktor lain yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya miom adalah obesitas, kekurangan vitamin D, diet tinggi daging merah, diet rendah sayuran dan buah, serta konsumsi alkohol yang berlebihan.
Secara umum, miom bukanlah penyakit yang berbahaya. Walaupun begitu miom dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan komplikasi seperti anemia dan kelelahan.
Miom juga dapat menimbulkan masalah pada kesuburan. Miom yang terjadi pada permukaan rahim dapat menyebabkan ketidaksuburan atau keguguran.
Miom juga dapat menimbulkan komplikasi pada kehamilan seperti gangguan plasenta, gangguan pertumbuhan janin, dan persalinan prematur.
Jika kamu mendapati orang terdekat dengan kecurigaan miom, segera bawa orang tersebut ke dokter. Dokter akan melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis miom.
Jika dirasakan kurang, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan darah dan pemeriksaan sonografi untuk menegakkan diagnosis miom.
Pada miom yang tidak menunjukkan tanda dan gejala yang signifikan, dokter biasanya akan melakukan observasi saja. Pasien akan diminta kontrol secara berkala untuk melihat perkembangan miom.
Pada miom yang mengganggu, dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengecilkan ukuran miom. Pada miom yang besar, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan operasi.
Hingga saat ini belum ada hasil riset yang dapat mengidentifikasi cara pencegahan miom yang efektif.
Namun, memiliki gaya hidup sehat seperti memiliki berat badan yang ideal, konsumsi buah dan sayuran dengan teratur dapat menurunkan risiko terjadinya miom.
Miom adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang biasanya terjadi pada wanita usia subur. Miom dapat menimbulkan gangguan pada kesuburan. Jika menemukan seseorang dengan gejala miom, segera bawa orang tersebut ke dokter terdekat.
Adaptasi gaya hidup sehat penting dilakukan untuk mencegah berbagai penyakit dan kondisi terkait kesehatan wanita. Konsultasikan kondisimu dan dapatkan panduan dari ahli gizi Sirka, sekarang juga. Klik link berikut ini!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…