Tahukah kamu, tidak hanya perubahan secara anatomis dan fisiologis saja, tetapi juga terjadi perubahan psikologis selama masa nifas. Perubahan psikologis masa nifas dapat memengaruhi kesejahteraan ibu dan bayi apabila tidak mendapatkan dukungan dan penanganan yang tepat. Simak penjelasannya berikut!
Ada 3 fase perubahan psikologis masa nifas, yaitu:
Fase ini merupakan fase yang muncul pada 1-2 hari setelah persalinan. Pada fase ini, ibu akan lebih pasif daripada biasanya. Ibu akan bergantung pada tenaga kesehatan atau keluarga, terutama pada tugas rumah tangga sehari-hari dan pengambilan keputusan. Ketergantungan ini disebabkan oleh ketidaknyamanan fisik atau kelelahan ekstrim yang dirasakan setelah melahirkan.
Pada masa ini biasanya muncul keraguan pada ibu, apakah ia dapat merawat bayinya atau tidak. Fase penerimaan ini memberikan waktu bagi wanita untuk mendapatkan kembali kekuatan fisiknya dan mengatur pikiran akan peran barunya sebagai seorang ibu.
Ibu akan cenderung membicarakan tentang pengalamannya selama kehamilan dan persalinan. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk bercerita tentang pengalamannya selama kehamilan dan persalinan akan sangat membantu untuk beradaptasi pada fase ini.
Fase taking hold dimulai sejak 2-4 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu mulai dapat melakukan aktivitas dan membuat keputusan sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Ibu akan mulai fokus pada bayinya daripada dirinya sendiri.
Namun, meskipun kemandirian sudah dapat ditunjukkan, ibu tetap membutuhkan dukungan yang positif dalam mengasuh bayinya. Izinkan ibu untuk beradaptasi secara bertahap dengan peran barunya. Karena membuat keputusan terkait kesejahteraan buah hatinya, adalah bagian yang sulit dari menjadi seorang ibu.
Fase letting go disebut juga fase pelepasan. Pada fase ini seorang wanita akan menerima peran barunya sebagai seorang ibu dan melepaskan peran lamanya. Pada fase ini, depresi postpartum rentan terjadi. Penyesuaian hubungan dengan pasangan sangat diperlukan untuk masa transisi ke fase ini.
Mayoritas wanita mengalami beberapa jenis gangguan suasana hati (mood) selama masa nifas. Biasanya gejala yang muncul bersifat ringan dan pendek. Namun, pada beberapa wanita, gejala yang umum ini dapat berkembang menjadi depresi atau kecemasan yang signifikan.
Komplikasi psikologis pada masa nifas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
Studi telaah sistematis dan meta analisis menunjukkan bahwa postpartum blues terjadi pada 39% wanita pada beberapa minggu setelah persalinan.
Mengingat betapa umumnya jenis gangguan suasana hati ini, mungkin lebih akurat jika menganggap perasaan sedih sebagai pengalaman normal setelah melahirkan daripada penyakit kejiwaan. Wanita yang mengalami postpartum blues tak hanya merasakan sedih. Namun juga mengalami perubahan suasana hati yang labil, gelisah, atau mudah tersinggung.
Gejala ini biasanya memuncak pada hari keempat atau kelima setelah melahirkan dan dapat berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari. Gejala ini juga dapat menghilang secara spontan dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan. Meskipun gejala ini tidak dapat diprediksi dan seringkali meresahkan, tetapi tidak mengganggu kemampuan wanita dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Apabila gangguan mood ini bertahan lebih dari 2 minggu dan berkembang secara signifikan, terutama pada wanita dengan riwayat depresi sebelumnya, maka evaluasi oleh profesional harus dilakukan.
Depresi postpartum biasanya muncul selama 2-3 bulan pertama setelah melahirkan, atau dapat muncul kapan saja. Gejala yang dapat muncul di antaranya yaitu:
Beberapa wanita mungkin mengalami serangan panik atau hipokondriasis. Pada beberapa kasus juga dilaporkan adanya gangguan obsesif-kompulsif, adanya pikiran yang mengganggu untuk menyakiti bayi mereka. Segera konsultasikan kepada profesional jika kamu atau keluargamu mengalami gejala-gejala tersebut.
Psikosis postpartum adalah bentuk paling parah dari penyakit kejiwaan masa nifas. Kasus ini langka, hanya terjadi pada 1-2 per 1000 wanita setelah melahirkan. Mayoritas wanita dengan psikosis postpartum mengalami gejala 2 minggu pertama pasca persalinan.
Dalam beberapa kasus, psikosis postpartum tampaknya merupakan episode dari penyakit bipolar. Gejalanya dapat berkembang pesat.
Tanda-tanda awal biasanya adalah gelisah, cepat marah, dan susah tidur. Wanita dengan gangguan ini akan menunjukkan suasana hati yang tertekan atau gembira yang berubah dengan cepat, disorientasi (kebingungan), serta perilaku yang tidak menentu (tidak teratur). Dapat pula terjadi delusi dan halusinasi yang menginstruksikan ibu untuk menyakiti dirinya sendiri maupun bayinya.
Masa nifas ditandai dengan perubahan hormonal yang cepat. Dalam 48 jam setelah persalinan, konsentrasi estrogen dan progesteron turun drastis. Karena hormon reproduksi ini memodulasi sistem neurotransmitter yang terlibat dalam pengaturan suasana hati. Kelompok wanita yang sensitif terhadap perubahan hormonal, akan lebih rentan mengalami depresi postpartum.
Faktor lain yang mungkin berperan adalah adanya ketidakpuasan perkawinan atau dukungan sosial yang tidak memadai. Beberapa penelitian juga telah menunjukkan bahwa banyaknya tekanan selama kehamilan atau menjelang persalinan dapat meningkatkan kemungkinan depresi postpartum.
Perawatan dari gangguan psikologis masa nifas didasarkan pada tingkat keparahan dan jenis gejala yang ada. Namun, sebelum memulai perawatan psikiatri, penyebab medis dari gangguan suasana hati (misalnya disfungsi tiroid dan anemia) harus disingkirkan. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh oleh tenaga profesional.
Terapi non-farmakologis seperti terapi interpersonal terbukti efektif untuk pengobatan wanita dengan depresi postpartum ringan hingga sedang.
Terapi ini juga dapat dipilih bagi pasien yang tidak dapat menggunakan obat psikotropika, misalnya pada ibu menyusui. Namun, wanita dengan kasus gangguan psikologis yang lebih parah dapat menerima pengobatan farmakologis, baik sebagai tambahan atau pengganti terapi non-farmakologis
Masa nifas merupakan masa adaptasi yang sangat penting bagi seorang ibu. Peran baru yang diembannya, baik sebagai ibu baru atau ibu dengan anak lebih dari satu, memiliki tantangan tersendiri. Keluarga, terutama pasangan, sebagai support system terdekat ibu, hendaknya dapat memahami dan membantu ibu melewati masa adaptasi ini (perubahan psikologis masa nifas).
Pahami dan validasi perasaan apapun yang muncul. Kenali gejala yang mungkin mengarah ke gangguan psikologis. Dukungan yang baik dan penanganan yang tepat merupakan kunci keberhasilan adaptasi peran baru sebagai seorang Ibu.
Ingin mendapatkan support system untuk menghadapi masa postpartum? Ayo klik link ini!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…