Perubahan suasana hati (mood) dan beberapa gejala psikologis lainnya merupakan hal yang umum terjadi sebelum menstruasi. Namun, pada beberapa orang, gejala premenstrual syndrome (PMS) ini mungkin dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasannya berikut!
Menurut MGH Center for Women’s Mental Health, beberapa orang memiliki hipersensitivitas terhadap perubahan hormon alami yang terjadi selama menstruasi. Hipersensitivitas inilah yang dapat menyebabkan seseorang mengalami mood swing atau perubahan suasana hati secara mendadak.
Premenstrual syndrome, merupakan istilah luas yang mengacu pada gejala fisik, emosi, dan perilaku yang muncul 1-2 minggu sebelum dan menghilang seiring dengan mulainya periode menstruasi. PMS merupakan gejala yang umum terjadi pada wanita usia reproduksi, namun gejala PMS yang signifikan secara klinis telah dilaporkan pada 3-8% pasien.
PMDD adalah bentuk yang lebih parah dari sindrom premenstruasi yang ditandai dengan gangguan mood pramenstruasi yang signifikan. Gejala PMDD dapat muncul 1-2 minggu sebelum menstruasi dan biasanya akan sembuh dengan dimulainya menstruasi. Gangguan mood ini dapat menyebabkan gangguan yang nyata pada kehidupan sosial atau pekerjaan.
Studi menemukan bahwa wanita dengan PMDD yang tidak diobati, dapat kehilangan tiga tahun yang berkualitas selama hidupnya sebagai akibat dari gejala premenstruasi mereka. Ini belum termasuk masa bebas haid, seperti hamil, menyusui, dan menopause.
Tanda gejala PMS dan PMDD hampir sama. Namun, yang membedakan dari kedua kondisi ini adalah tingkat keparahan dan durasi gejalanya. Seseorang yang mengalami PMS atau PMDD biasanya akan merasakan timbulnya gejala baik fisik, psikologis maupun perilaku berikut:
Mood swing atau perubahan suasana hati saat menstruasi merupakan hal yang normal dan sangat umum terjadi pada wanita. Namun, beberapa faktor risiko berikut mungkin dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya PMDD, diantaranya yaitu:
Mencatat perubahan mood yang terjadi selama menstruasi dapat membantu kita untuk mengetahui perubahan hormon yang terjadi, sehingga dapat memprediksi dan mengantisipasi terjadinya mood swing pramenstruasi.
Makan makanan bergizi seimbang serta rendah gula, natrium, dan kafein, dapat membantu mengurangi mood swing pramenstruasi.
Menurut MGH Center for Women’s Mental Health, senam aerobik secara teratur dapat mengurangi gejala fisik dan emosional dari PMS dan PMDD.
Yoga, meditasi, atau terapi bicara, dapat membantu mengurangi kadar stres dan memperbaiki suasana hati.
Studi telaah sistematis dari 8 randomized controlled trials, menunjukkan bahwa obat herbal yang dikenal dengan chasteberry, merupakan obat yang aman dan efektif untuk mengatasi PMS dan PMDD.
Studi juga menunjukkan bahwa suplementasi kalsium merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengurangi gangguan mood selama PMS.
Ada beberapa obat yang dapat membantu mengontrol mood swing saat haid. Salah satu pilihannya adalah kontrasepsi oral. Namun, penggunaan obat-obatan hormonal ini tidak boleh sembarangan, tetap diperlukan pengawasan dokter untuk terapi yang tepat.
Jika gejala PMS atau PMDD semakin parah, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat seperti serotonin dan norepinefrin, obat penenang, atau obat anti-anxiety sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kita.
Banyak perempuan yang mengalami mood swing (perubahan suasana hati) dan gejala lainnya sebelum menstruasi. Pada beberapa orang, mood swing yang parah dapat menjadi tanda PMDD.
Lakukan aktivitas-aktivitas yang dapat mengurangi stres agar mood swing yang kita rasakan dapat tetap terkendali. Namun, apabila perubahan gaya hidup tidak berhasil dan gejalanya semakin parah hingga mengganggu aktivitas kita, segera konsultasikan ke dokter ya!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…