Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan, banyak yang mengaitkan hormon kortisol dengan stres.
Seperti yang sudah diketahui bersama, stres memiliki dampak yang berbahaya pada tubuh. Stres bisa berkontribusi terhadap berbagai penyakit berbahaya. Jadi, apa benar hormon kortisol akan meningkat akibat stres? Dan bagaimana cara menjaga hormon kortisol agar tetap normal? Mari kita simak!
Kortisol adalah sebuah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Kelenjar ini berbentuk segitiga dan berada di atas kedua ginjal. Kortisol memiliki banyak fungsi dalam tubuh.
Fungsi utama kortisol adalah untuk menekan inflamasi pada berbagai jaringan tubuh. Selain itu, kortisol juga mengontrol metabolisme pada berbagai organ seperti otot, lemak, hati, dan tulang. Kortisol juga berperan penting dalam siklus bangun-tidur.
Saat terjadi stres baik itu karena tekanan emosional maupun karena adanya nyeri, hormon kortisol akan meningkat dalam tubuh. Kondisi ini berguna agar tubuh dapat mempertahankan diri dari keadaan bahaya. Kortisol juga akan melepaskan gula dari liver yang meningkat saat terjadinya stres.
Kortisol juga memiliki peran dalam metabolisme. Kortisol membantu tubuh menggunakan protein, lemak, dan karbohidrat untuk membakar energi.
Kortisol juga dapat berperan dalam sistem imun tubuh. Kortisol dapat menekan inflamasi sehingga inflamasi yang muncul pada tubuh akibat serangan penyakit tertentu dapat berkurang. Walau begitu, hal ini hanya terjadi dalam waktu singkat.
Hingga saat ini, masih belum jelas peran kortisol dalam mengatur tekanan darah. Namun, kadar kortisol yang tinggi dapat mengakibatkan tekanan darah yang tinggi.
Kortisol dapat meningkatkan gula darah dengan melepaskan gula yang tersimpan pada hati. Jika kortisol terus menerus tinggi maka seseorang akan berisiko terkena diabetes tipe 2.
Kortisol biasanya rendah ketika akan tidur dan akan meningkat pada pagi hari. Hal ini menunjukkan bahwa kortisol turut berperan dalam siklus bangun dan tidur.
Kelebihan hormon kortisol dapat muncul dari konsumsi steroid yang berlebihan maupun adanya tumor pada kelenjar adrenal dan pituitari. Gejala yang muncul pada kelebihan kortisol adalah:
Ada beberapa penyakit yang dapat menjadi penyebab kekurangan hormon kortisol. Salah satunya adalah insufisiensi adrenal primer yang disebabkan oleh reaksi autoimun. Reaksi autoimun adalah sebuah reaksi yang dicirikan dengan tubuh salah mengenali jaringan sehat sebagai penyakit dan kemudian melakukan penyerangan terhadap jaringan sehat tersebut.
Gejala kekurangan hormon kortisol adalah:
Jika kamu atau orang terdekat merasakan adanya gejala kelebihan maupun kekurangan hormon kortisol maka segera konsultasikan masalah ini ke dokter terdekat. Dokter akan melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik untuk kemudian memberikan terapi yang sesuai.
Selain konsultasi ke dokter, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu menstabilkan hormon kortisol. Berikut caranya:
Masalah tidur yang rutin seperti insomnia dapat menyebabkan kortisol yang tinggi. Buatlah pola tidur yang baik. Jika perlu konsultasikan masalah tidur dengan doktermu.
Olahraga rutin dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, menurunkan stres, dan menurunkan level kortisol. Lakukan olahraga ringan minimal 150 menit seminggu yang terbagi dalam 3-5 sesi.
Manajemen stres penting untuk menormalkan level kortisol. Kunjungi psikolog dan psikiater jika diperlukan.
Hubungan yang tidak sehat dapat menjadi sumber stres yang berat. Pertahankan hubungan dengan pasangan dan teman agar tetap sehat dan hindari hubungan yang toksik serta abusive.
Stres adalah salah satu penyebab tingginya hormon kortisol. Selain itu, peningkatan atau penurunan hormon kortisol juga bisa disebabkan oleh berbagai penyakit berbahaya. Kunjungi dokter terdekat untuk konsultasi ketika menemukan gejala yang terkait dengan peningkatan dan penurunan hormon kortisol.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
View Comments
I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!