Lainnya

Hormon Kortisol – Tidak hanya Berkaitan dengan Stres saja!

Hormon Kortisol

Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan, banyak yang mengaitkan hormon kortisol dengan stres. 

Seperti yang sudah diketahui bersama, stres memiliki dampak yang berbahaya pada tubuh. Stres bisa berkontribusi terhadap berbagai penyakit berbahaya. Jadi, apa benar hormon kortisol akan meningkat akibat stres? Dan bagaimana cara menjaga hormon kortisol agar tetap normal? Mari kita simak!

Apa Itu Hormon Kortisol?

Kortisol adalah sebuah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Kelenjar ini berbentuk segitiga dan berada di atas kedua ginjal. Kortisol memiliki banyak fungsi dalam tubuh. 

Fungsi utama kortisol adalah untuk menekan inflamasi pada berbagai jaringan tubuh. Selain itu, kortisol juga mengontrol metabolisme pada berbagai organ seperti otot, lemak, hati, dan tulang. Kortisol juga berperan penting dalam siklus bangun-tidur. 

Apa Saja Fungsi Hormon Kortisol?

1. Respon Stres

Saat terjadi stres baik itu karena tekanan emosional maupun karena adanya nyeri, hormon kortisol akan meningkat dalam tubuh. Kondisi ini berguna agar tubuh dapat mempertahankan diri dari keadaan bahaya. Kortisol juga akan melepaskan gula dari liver yang meningkat saat terjadinya stres. 

2. Metabolisme

Kortisol juga memiliki peran dalam metabolisme. Kortisol membantu tubuh menggunakan protein, lemak, dan karbohidrat untuk membakar energi. 

3. Menekan Inflamasi

Kortisol juga dapat berperan dalam sistem imun tubuh. Kortisol dapat menekan inflamasi sehingga inflamasi yang muncul pada tubuh akibat serangan penyakit tertentu dapat berkurang. Walau begitu, hal ini hanya terjadi dalam waktu singkat. 

4. Regulasi Tekanan Darah

Hingga saat ini, masih belum jelas peran kortisol dalam mengatur tekanan darah. Namun, kadar kortisol yang tinggi dapat mengakibatkan tekanan darah yang tinggi. 

5. Regulasi Gula Darah

Kortisol dapat meningkatkan gula darah dengan melepaskan gula yang tersimpan pada hati. Jika kortisol terus menerus tinggi maka seseorang akan berisiko terkena diabetes tipe 2

6. Mengontrol Siklus Bangun-Tidur

Kortisol biasanya rendah ketika akan tidur dan akan meningkat pada pagi hari. Hal ini menunjukkan bahwa kortisol turut berperan dalam siklus bangun dan tidur

Dampak Kelebihan Hormon Kortisol

Kelebihan hormon kortisol dapat muncul dari konsumsi steroid yang berlebihan maupun adanya tumor pada kelenjar adrenal dan pituitari. Gejala yang muncul pada kelebihan kortisol adalah:

  • Peningkatan berat badan terutama pada wajah dan perut
  • Adanya deposit lemak pada daerah pundak
  • Adanya stretch marks pada bagian perut
  • Kelemahan otot pada bagian lengan atas dan paha
  • Peningkatan gula darah yang kemudian dapat menjadi diabetes melitus tipe 2
  • Tekanan darah tinggi
  • Pertumbuhan rambut yang berlebihan
  • Tulang yang lemah dan patah tulang

Dampak Kekurangan Hormon Kortisol

Ada beberapa penyakit yang dapat menjadi penyebab kekurangan hormon kortisol. Salah satunya adalah insufisiensi adrenal primer yang disebabkan oleh reaksi autoimun. Reaksi autoimun adalah sebuah reaksi yang dicirikan dengan tubuh salah mengenali jaringan sehat sebagai penyakit dan kemudian melakukan penyerangan terhadap jaringan sehat tersebut. 

Gejala kekurangan hormon kortisol adalah:

Kapan harus Mengunjungi Dokter?

Jika kamu atau orang terdekat merasakan adanya gejala kelebihan maupun kekurangan hormon kortisol maka segera konsultasikan masalah ini ke dokter terdekat. Dokter akan melakukan tanya jawab dan pemeriksaan fisik untuk kemudian memberikan terapi yang sesuai. 

Cara Menjaga Stabilitas Hormon Kortisol

Selain konsultasi ke dokter, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu menstabilkan hormon kortisol. Berikut caranya:

1. Tidur Cukup

Masalah tidur yang rutin seperti insomnia dapat menyebabkan kortisol yang tinggi. Buatlah pola tidur yang baik. Jika perlu konsultasikan masalah tidur dengan doktermu.

2. Olahraga Rutin

Olahraga rutin dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, menurunkan stres, dan menurunkan level kortisol. Lakukan olahraga ringan minimal 150 menit seminggu yang terbagi dalam 3-5 sesi. 

3. Batasi Stres

Manajemen stres penting untuk menormalkan level kortisol. Kunjungi psikolog dan psikiater jika diperlukan. 

4. Miliki Hubungan yang Sehat

Hubungan yang tidak sehat dapat menjadi sumber stres yang berat. Pertahankan hubungan dengan pasangan dan teman agar tetap sehat dan hindari hubungan yang toksik serta abusive

Yuk Hindari Stres!

Stres adalah salah satu penyebab tingginya hormon kortisol. Selain itu, peningkatan atau penurunan hormon kortisol juga bisa disebabkan oleh berbagai penyakit berbahaya. Kunjungi dokter terdekat untuk konsultasi ketika menemukan gejala yang terkait dengan peningkatan dan penurunan hormon kortisol.

Dokter Rizki Nur Rachman Putra Gofur# and Ainy Suchianti, S.Gz#

View Comments

Recent Posts

Konsultasi Diabetes – Kapan dan ke Dokter Apa?

Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…

2 hours ago

Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya!

Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…

3 hours ago

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol?

Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…

11 hours ago

Modafinil – Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan?

Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…

3 days ago

Desvenlafaxine – Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…

4 days ago

Loratadine – Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…

4 days ago