Ada pepatah yang mengatakan bahwa sakit gigi lebih nyeri dari sakit hati. Hal ini mencerminkan anggapan masyarakat bahwa sakit gigi adalah sebuah masalah yang dapat mengganggu produktivitas sehari-hari. Salah satu sakit gigi yang paling banyak dikenal masyarakat adalah karies gigi.
Lalu apa sih penyebab karies gigi? Apakah gula satu-satunya penyebab karies gigi? Dan bagaimana cara mencegah dan mengobati karies gigi? Berikut kita bahas.
Karies gigi didefinisikan sebagai sebuah infeksi kronis pada gigi yang berasal dari infeksi bakteri Streptococcus Mutans. Bakteri ini bersifat kariogenik, yang berarti dapat menyebabkan karies. Bakteri ini memetabolisme gula yang berasal dari sisa makanan dan kemudian memproduksi asam dari metabolisme tadi. Asam tersebut akan menyebabkan dimineralisasi gigi yang kemudian akan merusak struktur gigi.
Gula memainkan peran penting dalam pembentukan karies gigi.
Jadi, dalam rongga mulut terdapat banyak bakteri baik yang memiliki peran penting menjaga kesehatan mulut. Namun, jika seseorang sering mengonsumsi gula, maka bakteri ini akan berubah menjadi bakteri yang memproduksi asam dan karies.
Jadi, para ahli mengatakan bahwa karies gigi adalah hasil dari perubahan bakteri pada rongga mulut dan konsumsi gula yang berlebihan. Walaupun begitu, karies sendiri adalah sebuah penyakit yang kompleks. Kesehatan mulut yang buruk juga merupakan aspek yang penting dan turut memainkan peran dalam terbentuknya karies gigi.
Berikut tahapan terjadinya karies gigi:
Karies gigi diawali dengan pembentukan plak. Plak gigi adalah sebuah lapisan lengket yang menutupi gigi, biasanya muncul akibat makan terlalu banyak gula dan tidak membersihkan gigi dengan baik.
Ketika gula tidak dibersihkan, bakteri akan metabolismenya dan membentuk sebuah plak. Pada fase ini plak tidak akan berubah menjadi karies gigi jika rutin dibersihkan. Namun, jika tidak dibersihkan dengan baik, plak akan semakin mengeras dan membtuk karies gigi.
Jika plak terkontaminasi dengan bakteri mulut maka mereka akan mengeluarkan asam. Asam ini akan membuat lubang-lubang pada gigi dan merusak lapisan terluar gigi. Hal ini akan terjadi terus menerus pada seluruh bagian gigi.
Ketika gigi sudah berlubang, bakteri akan terus menerus merusak seluruh bagian gigi dan masuk ke bagian gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf. Pada fase ini gigi akan membengkak dan menyebabkan nyeri yang mengganggu.
Gejala karies gigi tergantung pada seberapa parahnya karies dan lokasi terjadinya karies. Ketika karies masih dalam tahap yang ringan, biasanya tidak ditemukan gejala apapun. Namun, jika dibiarkan dan karies menjadi bertambah besar maka akan ada beberapa gejala yang dirasakan pasien, seperti:
Ketika karies gigi dibiarkan dan tidak ditangani maka akan muncul berbagai komplikasi karies, seperti :
Jika kamu menemukan gejala-gejala di atas, segera kunjungi dokter gigi untuk diobati. Pengobatan karies gigi tergantung dari besar derajatnya karies. Jika derajat karies masih ringan dokter gigi dapat meresepkan pasta gigi dengan fluoride.
Jika sudah terdapat lubang pada gigi, dokter gigi dapat menambal gigi yang berlubang atau mencabut gigi tersebut jika kerusakan gigi sudah berat.
Berikut adalah cara pencegahan karies gigi:
Gosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride penting untuk mencegah terjadinya karies. Biasanya gosok gigi dilakukan dua kali sehari atau setiap selesai makan.
Obat kumur dapat diresepkan oleh dokter gigi jika seseorang memiliki risiko karies gigi yang besar.
Kunjungi dokter gigi setiap enam bulan sekali. Hal ini penting untuk mengobati karies gigi yang mungkin belum menunjukkan adanya gejala. Jika dokter gigi melihat adanya karies pada gigi maka karies gigi bisa segera diobati.
Konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan karies. Batasi konsumsi gula dan pastikan untuk sikat gigi setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis.
Karies gigi dapat menimbulkan berbagai masalah yang berbahaya seperti penurunan berat badan dan infeksi. Karies gigi tidak menunjukkan gejala pada fase awal sakit gigi. Untuk mencegah karies gigi menjadi semakin berat, batasi konsumsi makanan manis, sikat gigi secara teratur, dan kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…