Perasaan cemas merupakan hal yang amat wajar terjadi. Tapi beda halnya dengan gangguan kecemasan, jika terlalu sering merasa cemas secara berlebihan dan tanpa ada alasan yang kuat, bisa saja kamu memiliki gangguan kecemasan atau dikenal juga sebagai anxiety disorders.
Gangguan kecemasan dapat dialami oleh banyak individu tanpa melihat usia maupun jenis kelamin.
Lalu bagaimana kamu dapat mengetahui perbedaan rasa cemas biasa dengan gangguan kecemasan ini? Bagaimana gejala serta mengatasinya? Temukan melalui artikel ini!
Sebelum mengetahui apa itu gangguan kecemasan, kamu sebaiknya mengetahui rasa cemas yang normal itu seperti apa.
Rasa cemas adalah reaksi normal secara alami sebagai respon tubuh terhadap stres, yang sebenarnya bermanfaat untuk membuat kita menjadi lebih waspada.
Akan tetapi, rasa cemas bisa mengakibatkan gangguan atau disfungsi jika muncul secara berlebihan, sulit dikontrol, atau sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Keadaan ini disebut sebagai gangguan kecemasan.
Penyebab dari gangguan kecemasan ini cukup variatif serta kompleks dan belum diketahui secara pasti. Namun, gangguan kecemasan sering terkait dengan sejumlah faktor, seperti:
Ciri-ciri pada gangguan kecemasan sangat beragam. Ini bisa berbeda antar satu orang dengan orang lainnya. Ciri-ciri jelas berbeda dengan kriteria diagnosis. Itu sebabnya, tidak disarankan untuk self diagnose pada gangguan kecemasan dan gangguan mental lainnya.
Terdapat beberapa gejala gangguan kecemasan yang bisa dikenali, antara lain:
Merasa cemas dan khawatir terhadap berbagai kondisi yang sifatnya berlebihan dan berkepanjangan sering ditemukan pada orang dengan gangguan kecemasan.
Orang yang mengalami gangguan kecemasan sering berpikir secara berlebihan tentang rencana dan solusi untuk setiap kemungkinan terburuk yang belum tentu muncul, sehingga orang dengan gangguan kecemasan sulit untuk berkonsentrasi.
Orang dengan gangguan kecemasan sering sekali mudah merasa tersinggung, gelisah, gugup, dan tersudut.
Seringkali orang dengan gangguan kecemasan merasa ragu-ragu, takut, dan sulit untuk mengambil suatu keputusan
Selain itu, gangguan kecemasan umumnya juga dapat menimbulkan beberapa gejala fisik, seperti:
Akan tetapi, yang perlu diingat adalah penegakan diagnosis dilakukan oleh orang yang ahli yaitu dokter dan dokter spesialis kesehatan jiwa. Karena memiliki gejala diatas bukan berarti kamu memiliki gangguan kecemasan.
Sebaiknya kamu menghindari self-diagnose. Lebih baik memilih untuk konsultasi jika kamu merasa ada gejala yang ada pada dirimu.
Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan. Berdasarkan The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition (DSM-5), gangguan kecemasan ini pun dibagi menjadi beberapa macam, yakni phobia, social anxiety disorder, separation anxiety disorder, panic disorder, dan generalized anxiety disorder.
Kita akan membahas beberapa yang sering terjadi yaitu Generalized Anxiety Disorder atau Gangguan Kecemasan Menyeluruh.
Kondisi ini merupakan gangguan kecemasan kronik yang ditandai dengan kekhawatiran yang berlebihan, sulit dikendalikan, dan menetap, yang disertai dengan gejala-gejala somatik (serangkaian kondisi psikologis yang menyebabkan satu atau lebih gejala pada tubuh, seperti rasa sakit atau kelelahan) dan psikologis.
Kecemasan bersifat menyeluruh dan menetap yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja. Gejala dominan bervariasi, termasuk keluhan kecemasan yang menetap, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, pusing, palpitasi, kepala terasa ringan dan keluhan lambung.
Hal ini berbeda dengan jenis gangguan kecemasan lainnya seperti gangguan panik, social phobia atau jenis phobia yang lainnya.
Untuk mendiagnosis gangguan kecemasan umum, kamu tidak bisa menentukan sendiri. Dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala, riwayat kesehatan, penggunaan obat-obatan, dan riwayat penyakit pada keluarga.
Selain itu, dokter juga akan bertanya apa yang kamu rasakan, deskripsi serta waktu-waktu munculnya perasaan tersebut, kehidupan sehari-hari, aktivitas, dan keadaan lingkungan sekitar.
Dokter akan menggunakan kriteria The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th edition (DSM-5) untuk mendiagnosis gangguan kecemasan umum. Beberapa kriteria tersebut adalah:
Selain itu, gangguan kecemasan tersebut diikuti dengan minimal tiga gejala berikut:
Jika terdapat kondisi atau penyakit lain yang mendasari keluhan, kamu akan diarahkan untuk dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes urine atau tes darah.
Pengobatan untuk gangguan kecemasan umum bisa ditempuh dengan dua cara, yakni melalui psikoterapi dan pemberian obat-obatan psikotropika.
Terapi perilaku kognitif dilakukan agar pasien mengenali dan mengubah pola pemikiran dan perilaku yang membuat seseorang cemas.
Terapi ini membantu pasien untuk lebih rasional serta realistis agar tidak berpikir negatif dan mampu berpikir secara logis.
Terapi ini dilakukan dengan sesi one on one dengan dokter atau psikolog selama beberapa waktu. Pada saat sesi terapi CBT, bisa juga dibimbing berbagai teknik relaksasi agar pasien mampu lebih tenang dan rileks.
Terdapat beberapa jenis obat yang biasanya diberikan untuk menangani gangguan kecemasan umum, antara lain antidepresan atau obat penenang.
Obat antidepresan yang sering diberikan adalah golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) digunakan untuk meningkatkan serotonin di otak. Sedangkan serotonin and noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI) digunakan untuk meningkatkan serotonin dan noradrenaline di otak.
Selain itu juga sering diberikan jenis obat penenang seperti benzodiazepine untuk meredakan gejala dan keluhan gangguan kecemasan umum dalam waktu singkat.
Yang perlu diingat adalah:
Obat obatan psikotropika ini sangat membutuhkan pengawasan, tidak boleh sembarangan untuk dikonsumsi, karena efek sampingnya berat bagi tubuh.
Untuk setiap hal, selalu fokus pada hal yang kita bisa kontrol. Termasuk untuk gangguan kecemasan. Kamu bisa memulai tips berikut untuk membantumu mencegah terjadinya gangguan kecemasan:
Gangguan kecemasan bukan hal aib yang perlu kamu pendam. Kamu bebas berkonsultasi dengan orang yang tepat. Hal ini bukan hanya bermanfaat untuk kesehatan mentalmu.
Tapi juga bisa membuat kamu lebih menyayangi, mengenal dirimu. Dan percayalah, kamu akan lebih content dan produktif jika kamu lebih mengenal dirimu.
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
View Comments
I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.