Intensitas latihan secara sederhana artinya seberapa besar usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah program latihan.
Dalam Buku Periodization, Theory and Methodology of Training karya Tudor O. Bompa, intensitas dihubungkan pada keluaran energi, serta kecepatan melakukan gerakan.
Dalam hal ini, intensitas menitikberatkan pada unsur kualitatif dari latihan atau seberapa banyak gerakan dilakukan ketika latihan dalam kurun waktu tertentu.
Intensitas ini sangat penting untuk diketahui karena menentukan banyak hal mulai dari seberapa efektif latihan berjalan hingga faktor keselamatan.
Dalam faktor efektivitas latihan, intensitas yang dianjurkan WHO adalah istilah moderate to vigorous physical activity (MVPA).
MVPA merekomendasikan target intensitas latihan sedang hingga berat untuk mendapat hasil yang maksimal.
Harap diingat bahwa sebuah program yang sama bisa berefek berbeda pada intensitas yang dirasakan setiap orang dengan memikirkan faktor kesehatan, komposisi tubuh dan usia.
Jalan kaki misalnya, bagi sebagian orang berjalan kaki 30 menit dengan kecepatan sedang bisa dianggap ringan dilakukan, namun bagi sebagian yang lain bisa saja dianggap berat dan melelahkan.
Sedangkan dari faktor kesehatan, intensitas ini berbanding lurus dengan safety atau faktor keselamatan ketika latihan.
Masih banyak orang yang belum tahu bagaimana menentukan aktivitas fisik dengan intensitas yang tepat.
Di kasus tertentu, kematian bisa terjadi karena intensitas olahraga atau latihan terlalu tinggi sehingga jantung tidak bisa mengikuti kecepatan yang dibutuhkan.
Kasus tersebut bisa kita lihat pada salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido yang meninggal akibat serangan jantung setelah latihan tahun 2021 lalu.
Contoh yang sama terjadi pada komedian Indonesia tempo dulu H. Benyamin Sueb yang meninggal seusai bermain sepak bola tahun 1995 dan masih banyak kasus lain.
Sebelum menghitung intensitas ada beberapa hal yang perlu dihitung, yaitu:
MaxHR adalah batas tertinggi jantung boleh dipacu ketika berolahraga.
Hal ini ditentukan oleh umur seseorang dimana makin tua umur seseorang maka maksimum heart rate juga makin rendah.
MaxHR ini adalah berapa kali jantung berdetak dalam waktu 1 menit. Berikut cara menghitungnya:
220 – Usia = Max HR
RHR adalah jumlah denyut jantung ketika tubuh dalam kondisi rileks yang dihitung selama 1 menit atau Beat Per Minute (BPM).
Menurut American Heart Association (AHA) rata-rata orang sehat memiliki RHR antara 60-100 BPM.
Ada 2 metode yang digunakan untuk mengetahui intensitas dan menggunakan sudut pandang yang berbeda:
Instrumen jenis ini menentukan intensitas berdasarkan denyut jantung selama latihan dimana metode yang paling sering digunakan ada 2, yaitu:
Intensitas ringan 40-50% MaxHR, Sedang 50-70% MaxHR, dan Berat 70-85% MaxHR
Atau bisa juga disebut Karvonen Formula, bisa dihitung dengan formula sebagai berikut:
Max HR – RHR = HRR
HRR ini adalah target denyut jantung yang harus dilewati ketika latihan. Biasanya, digunakan pada seseorang dengan kondisi medis seperti gangguan jantung, hipertensi, diabetes serta komplikasinya.
Instrumen yang sering digunakan antara lain :
Skala ini berfungsi untuk menghitung tingkat kelelahan yang dirasakan seseorang ketika latihan dengan skala nilai 1-10.
Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) mendefinisikan 1-3 untuk Ringan, 4-6 Sedang, 7-8 berat, 9-10 sangat berat dan butuh usaha maksimal.
Tes ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan apa yang “how do you feel?”, atau “bagaimana latihannya?” selama latihan berlangsung.
Semakin tinggi intensitasnya, makin sedikit pula kata yang bisa terucap karena kebutuhan tubuh untuk bernafas makin tinggi.
Menentukan intensitas yang tepat memang tak mudah dan butuh usaha ekstra. Tapi, hasilnya ga akan sia-sia.
Bagi yang baru mulai olahraga, aktifkan kembali tubuh dengan latihan intensitas ringan terlebih dahulu. Lalu tingkatkan seiring kemampuan.
Jangan tergoda dengan latihan dan tipe olahraga yang sedang hype tapi belum tentu cocok dengan kondisimu.
Catat jumlah latihan tiap hari agar perkembangan bisa dimonitor dan ditingkatkan.
Latihan dengan intensitas rendah tapi konsisten jauh lebih baik daripada latihan berat dan hanya dilakukan tiap akhir pekan.
Kenali kebutuhanmu dan hadapi keterbatasan.
93,5% pengguna program Sirka berhasil menurunkan berat badan loh! Kalau kamu sedang ingin menurunkan berat badan untuk mencapai body goals atau berat badan ideal, ahli gizi Sirka bisa membantumu untuk mewujudkan impian tersebut. Klik tautan ini untuk informasi selengkapnya!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
View Comments
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks! https://accounts.binance.info/en-IN/register-person?ref=UM6SMJM3
Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!
Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.
I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.