Pernah mendengar istilah hiperemesis gravidarum? Hiperemesis gravidarum ditandai dengan kondisi mual muntah saat hamil.
Lantas, apakah semua mual muntah saat hamil yang sering terjadi disebut dengan hiperemesis gravidarum? Kapan mual dan muntah pada ibu hamil dinyatakan normal dan kapan tidak normal? Ketahui dengan membaca artikel ini, ya!
Mual dengan atau tanpa muntah sering terjadi selama kehamilan. Mual muntah saat hamil ini dapat terjadi hingga 50-85% wanita hamil. Pada kondisi yang lebih berat, mual dan muntah ini dapat menjadi hiperemesis gravidarum.
Mual muntah saat hamil disebut juga sebagai emesis gravidarum. Mual biasanya terjadi pada pagi hari sehingga sering juga disebut sebagai morning sickness, tetapi ada juga yang timbul setiap saat dan malam hari.
Emesis gravidarum ini ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih selama 10 minggu.
Emesis gravidarum merupakan gejala yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan trimester pertama. Akan tetapi, jika gejala mual dan muntah yang dirasakan berlebihan, kondisi ini dapat berujung pada hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum adalah adalah kondisi persisten mual muntah saat hamil pada trimester pertama sampai dengan usia kehamilan 22 minggu yang mengakibatkan kekurangan karbohidrat, lemak, dehidrasi dan kekurangan elektrolit.
Hiperemesis gravidarum ditandai dengan mual muntah, ketonuria (terdapat senyawa keton dalam urin) dan kehilangan 5% berat badan dari berat sebelum hamil.
Ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum biasanya membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Perubahan pada hormon membuat terjadinya mual muntah saat hamil. Teori menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual muntah saat hamil.
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan lambung melambat. HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa beratnya mual dan muntah saat kehamilan berhubungan dengan defisiensi vitamin B6
Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan berdasarkan anamnesis (tanya jawab) ibu hamil, untuk mengetahui hari pertama haid terakhir atau umur kehamilan.
Dilanjutkan dengan tanya jawab seputar keluhan seperti frekuensi mual dan muntah serta pencatatan berat badan sebelum hamil.
Gejala klinis yang ditemukan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah:
Saat terjadi emesis gravidarum, kamu bisa bantu mencegah untuk terjadi perburukan ke arah hiperemesis gravidarum. Dengan pola diet yang tepat serta tetap mengobservasi diri sendiri, seperti mengenali adanya tanda-tanda dehidrasi.
Kamu bisa memerhatikan tanda dehidrasi berikut:
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus (kematian janin), bayi dengan berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan malformasi (kelainan pertumbuhan) pada bayi saat lahir.
Hiperemesis gravidarum juga berhubungan dengan peningkatan risiko terhambatnya pertumbuhan bayi dalam kandungan atau Intrauterin Growth Retardation (IUGR).
Selain berdampak fisiologis pada kehidupan ibu hamil dan janinnya, hiperemesis gravidarum juga memberikan dampak secara psikologis, sosial, spiritual dan pekerjaan.
Adapun tujuan dari penerapan diet pada ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum dan hiperemesis gravidarum adalah untuk mengurangi episode muntah, mengurangi mual, serta untuk membantu mengisi kehilangan cairan dan mempertahankan keseimbangan elektrolit tubuh.
Prinsip diet yang direkomendasikan pada hiperemesis gravidarum:
Pada hiperemesis gravidarum selain rekomendasi diet, ibu hamil sebaiknya dilakukan observasi di rumah sakit untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang atau mengatasi dehidrasi, memperbaiki keseimbangan elektrolit, serta mengganti asupan zat gizi yang hilang.
Pada hiperemesis gravidarum dengan derajat yang tinggi, bahkan ibu hamil dapat mengalami penurunan kesadaran yang membuat ibu hamil kesulitan untuk makan. Pada kondisi seperti ini rekomendasi diet tidaklah cukup, harus dilakukan pengawasan langsung oleh dokter yang merawat.
Diet yang tepat dapat membantu mengurangi mual serta mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum. Selain itu, cairan yang cukup juga harus dipenuhi agar tidak terjadi dehidrasi.
Pastikan makanan sehari-harimu sudah memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikromu terutama saat kamu hamil.
Memastikan kesehatan selama kehamilan sangat penting bagi ibu hamil agar janin di dalam kandungannya selalu sehat dan terhindar dari masalah/penyakit.
Ahli gizi kami dapat membantumu untuk menjaga kesehatan selama kehamilan agar janin tumbuh dengan optimal sesuai dengan usia kandungannya hingga akhirnya lahir ke dunia ini.
Ingin kesehatan selama kehamilan terjaga, sehingga calon buah hatimu tumbuh dengan sehat? Ayo klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
View Comments
I don't think the title of your article matches the content lol. Just kidding, mainly because I had some doubts after reading the article.