Istilah atrofi atau atrophy (termasuk atrofi otot) merupakan keadaan dimana tubuh mengalami kehilangan sebagian atau keseluruhan jaringan akibat dari penyusutan sel karena berbagai faktor mulai dari fisiologis hingga patologis (kondisi kesehatan).
Atrofi apa pun termasuk atrofi otot memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap keberlangsungan hidup seseorang karena kemungkinan terburuk yang bisa terjadi adalah penurunan hingga kehilangan fungsi organ tergantung dari organ mana yang diserang.
Namun begitu, yang paling sering dialami dan paling terlihat gejalanya adalah atrofi yang menyerang otot ketika terjadi penurunan fungsi akibat hilangnya sel pembentuk otot yang berakibat pada hilangnya kemampuan gerak.
Prinsip “use it or lose it” berlaku disini, yang berarti jika otot tidak digunakan maka akan kehilangan fungsinya secara bertahap.
Artikel atrofi ini berfokus pada atrofi yang menyerang sistem gerak tubuh manusia, faktor dan beberapa kasus yang sering muncul.
Penyebab atrofi otot ada berbagai macam, berikut contohnya:
Adapun beberapa contoh atrofi otot adalah sebagai berikut yang dibagi menjadi 2, yaitu:
Atrofi jenis ini terjadi karena perubahan fungsi organ yang terjadi secara alami sesuai periodenya
Terjadi pada wanita yang memasuki masa menopause yang ditandai dengan berkurangnya fungsi untuk mengandung dan melahirkan.
Atrofi patologis diakibatkan oleh pengaruh eksternal dan didasari oleh penyakit atau gangguan tertentu. Berikut contohnya:
Menyerang kelenjar di seluruh tubuh yang diakibatkan dari penggunaan obat yang berkelanjutan, penggunaan steroid, pola makan dan gizi yang buruk, faktor penyakit (kanker dan infeksi) dan ketidakseimbangan hormon.
Penurunan fungsi otak dan berkurangnya sistem saraf pada otak, biasanya terjadi pada orang dengan kondisi demensia sehingga mengalami gangguan ingatan
Atrofi otot jenis ini terjadi akibat kurangnya penggunaan otot baik yang terjadi akibat gaya hidup dan kurangnya penggunaan otot dalam kegiatan harian disebut juga sebagai disuse atrophy.
Selain itu ada juga yang dipengaruhi oleh saraf yang disebut neurogenic atrophy akibat dari cedera dan masalah kesehatan (patah tulang yang menyebabkan daerah yang cedera harus istirahat dan stroke yang membuat tubuh tidak bisa bergerak)
Terjadi akibat pengaruh genetik yang menyebabkan hilangnya sel saraf yang mengontrol gerakan otot diseluruh tubuh. Atrofi jenis ini dibagi menjadi 4 level tergantung dari tingkat keparahannya.
Kondisi langka yang memiliki gejala gabungan 2 atau lebih kondisi atrofi akibat dari kelainan sistem saraf yang menyebabkan malfungsi banyak organ di dalam tubuh.
Gejala atrofi otot meliputi beberapa keluhan ini:
Penyakit yang memengaruhi atrofi bisanya menyerang saraf atau menghambat suplai darah yang menyebabkan bagian tersebut tidak mendapat kecukupan gizi dan material lain yang menunjang kinerja sel. Berikut penyakit yang sering menjadi penyebab atrofi otot:
Kondisi atrofi otot bisa dipulihkan tergantung dari seberapa berat kondisinya.
Atrofi yang melibatkan hilangnya fungsi saraf akan lebih sulit dikembalikan karena tubuh menganggap tubuh yang tidak dilalui sistem saraf dianggap tidak ada kontraksi otot sehingga tubuh menganggap bagian tersebut tidak membutuhkannya lagi
Berikut hal yang bisa dilakukan untuk menanggulangi efek atrofi dan memperlambat komplikasinya :
Otot adalah cadangan terbesar protein dalam tubuh, tanpa asupan gizi yang cukup maka tubuh akan mulai mengambil kekurangan kebutuhannya dari otot.
Jika kondisi ini berlangsung dalam waktu lama, maka dampaknya akan makin parah pada tubuh karena memengaruhi struktur tubuh secara keseluruhan.
Tidak ada ada lagi otot yang bisa melindungi tulang untuk menahan benturan dan tidak ada yang menopang otot untuk bergerak dan bertahan pada bentuk yang normal.
Karena itu, ayo penuhi kecukupan zat gizi!
Seperti yang disebutkan di atas, jika otot tidak digunakan dan tidak ada kontraksi yang dilakukan maka tubuh akan menganggap otot tersebut tidak diperlukan lagi sehingga tubuh akan berusaha memecah kandungan organ tersebut dan digunakan untuk organ yang lain.
Dengan bergerak dengan cukup, maka impuls akan sampai ke otak yang menandakan bahwa otot tersebut masih digunakan.
Selain untuk menggerakkan otot, latihan teratur juga baik untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah yang berakibat pada kerusakan organ dan saraf.
Olahraga teratur sudah dibuktikan di banyak penelitian memberikan manfaat pencegahan hipertensi, stroke, serangan jantung, diabetes, dan penyakit lain yang berhubungan dengan metabolisme sehingga meminimalkan terjadinya bedrest akibat penyakit tersebut.
Untuk pasien dalam kondisi bedrest, bisa dilakukan passive exercise (latihan dibantu tenaga medis atau keluarga yang merawat) dengan cara menggerakkan anggota tubuh dalam gerakan gerakan peregangan untuk mengurangi dampak buruk bedrest dalam jangka waktu lama.
Untuk orang dengan cedera dan dalam fase pemulihan, terapi latihan dan fisioterapi bisa menjadi pilihan sebelum masuk ke latihan yang lebih intens.
Untuk kasus tertentu diperlukan prosedur operasi untuk mengembalikan fungsi anggota tubuh, terutama pada kasus cedera baik patah tulang maupun cedera yang berhubungan dengan muskuloskeletal lainnya (seperti cedera lutut dan engkel).
Atrofi adalah kondisi yang ingin dihindari semua orang. Inti dari pencegahan atrofi otot adalah dengan mengaktifkan kembali tubuh yang tidak digerakkan sebelum tubuh menganggap anggota tubuh tersebut sebagai bagian yang tidak terpakai.
Jika ditinjau dari segi istilah dimana atrofi, berarti proses penurunan fungsi tubuh akibat berkurangnya sel dalam organ tersebut.
Tergantung pada organ yang diserang, atrofi memiliki jenis yang berbeda mulai dar atrofi otot hingga atrofi otak.
Sangat penting untuk memperhatikan asupan harian untuk memenuhi kecukupan gizi terutama protein yang akan disimpan dalam otot dan mempertahankan kinerja terbaiknya
Setelah memenuhi asupan gizi, bergeraklah secara aktif dan mulai latihan sesuai dengan kondisi tubuhmu agar tidak terjadi atrofi otot.
Mulai dengan latihan yang simpel namun konsisten, lalu tambahkan beban dan variasi komponen kebugaran lain untuk mendapatkan hasil optimal
Dengan gerak yang cukup, tubuh akan dianggap masih aktif dan tidak akan dilebur untuk kepentingan organ lain.
Untuk mendapatkan saran terbaik untuk pemenuhan kebutuhan zat gizi dan latihan, yuk klik link ini!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
View Comments
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.