Ada patokan yang bisa dijadikan acuan dalam pola makan untuk penderita diabetes, yaitu beban glikemik dan indeks glikemik.
Apa perbedaan antara beban glikemik dan indeks glikemik? Mana yang merupakan acuan terbaik/terlengkap sebagai pedoman makan penderita diabetes?
Indeks glikemik adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat makanan tertentu bisa meningkatkan kadar gula darah.
Nilai indeks glikemik berkisar antara 0-100 dan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Dikutip dari healthline, berikut klasifikasi indeks glikemik berdasarkan nilainya.
Tabel 1. Klasifikasi Indeks Glikemik
Nilai | Level indeks glikemik |
55 dan lebih kecil | Rendah |
56-69 | Sedang |
70 dan lebih besar | Tinggi |
Beberapa faktor berikut ini dapat memengaruhi indeks glikemik, antara lain:
Karena metode memasak dapat memengaruhi indeks glikemik makanan, maka hal tersebut memunculkan limitasi (keterbatasan) dari indeks glikemik.
Berikut adalah beberapa limitasi dari indeks glikemik:
Selain indeks glikemik, ada juga istilah yang disebut beban glikemik. Secara prinsip, indeks glikemik dan beban glikemik saling melengkapi.
Beban glikemik adalah suatu ukuran yang menghitung dampak dari konsumsi karbohidrat dalam jumlah tertentu.
Faktor yang memengaruhi besar kecilnya beban glikemik yaitu indeks glikemik dan seberapa banyak makanan tertentu dikonsumsi.
Sama dengan indeks glikemik, beban glikemik diklasifikasi menjadi tiga level, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hanya saja, nilai yang menjadi parameter levelnya berbeda
Dikutip dari Pubmed, berikut klasifikasi beban glikemik:
Tabel 2. Klasifikasi Beban Glikemik
Nilai | Level beban glikemik |
0-10 | Rendah |
11-19 | Sedang |
20 dan lebih besar | Tinggi |
Beban glikemik bisa diketahui dengan persamaan berikut:
Beban Glikemik = Indeks Glikemik Karbohidrat (gram) / 100
Misalnya, apel seberat 120 gram memiliki indeks glikemik sebesar 39 dan kandungan karbohidrat sebanyak 16,572 gram. Maka, beban glikemiknya adalah:
Beban Glikemik Apel = 39 16,572 / 100 = 6,463
Sebagai informasi, dikutip dari Litbang Kaltim, beban glikemik apel adalah 6. Itu berarti, apel termasuk makanan dengan beban glikemik yang rendah.
Beban glikemik juga memiliki faktor yang memengaruhinya, antara lain:
Berikut perbedaan antara beban glikemik dan indeks glikemik.
Indeks glikemik menggunakan nilai 0-100, sementara nilai beban glikemik bergantung pada nilai indeks glikemik dan kandungan karbohidratnya.
Meski beban glikemik dan indeks glikemik sama-sama diklasifikasikan dengan level rendah, sedang, dan tinggi. Angka yang dijadikan patokan berbeda.
Pada indeks glikemik, berikut pembagian levelnya:
Sementara itu, untuk beban glikemik, berikut pembagian levelnya:
Indeks glikemik memperhitungkan seberapa cepat makanan bisa menaikkan kadar gula darah.
Sedangkan, beban glikemik bisa membantu kita dalam mengetahui seberapa banyak porsi suatu makanan dapat meningkatan kadar gula darah hingga angka tertentu.
Karena hal tersebut, beban glikemik dapat memberi gambaran yang lebih akurat tentang bagaimana suatu makanan bisa memengaruhi kadar gula darah.
Sebagai contoh kasus, semangka memiliki indeks glikemik sebesar 72 (tinggi), tetapi beban glikemiknya adalah 4 (rendah).
Dikutip dari Krause and Mahan’s Food & Nutrition Care Process, berikut daftar makanan beserta indeks glikemik dan beban glikemiknya.
Tabel 3. Daftar Makanan Beserta Indeks Glikemik dan Beban Glikemiknya
Nama Makanan | Indeks Glikemik | Beban Glikemik |
Pisang | 51 | 13 |
Apel | 38 | 6 |
Kiwi | 53 | 6 |
Jeruk | 48 | 5 |
Mangga | 51 | 8 |
Semangka | 72 | 4 |
Kacang kedelai | 18 | 1 |
Sushi | 52 | 19 |
Madu | 55 | 10 |
Susu skim | 32 | 4 |
Wortel | 47 | 3 |
Quinoa | 53 | 13 |
Oatmeal | 55 | 12 |
Pizza dengan keju | 60 | 16 |
Beban glikemik menyediakan informasi lebih banyak daripada indeks glikemik karena memperhatikan kandungan karbohidrat.
Untuk pengidap diabetes, beban glikemik dan indeks glikemik dapat dijadikan panduan makan selain prinsip piring T untuk menurunkan/mengontrol kadar gula darah.
Meski tidak mengidap diabetes, seseorang bisa memperhatikan beban glikemik dan indeks glikemik (sebagai bentuk mindful eating) untuk mencegah terjadinya diabetes tipe 2.
Klinik Sirka hadir untuk mengatasi masalah obesitas dan diabetes yang sedang kamu alami dan agar kamu bisa berkonsultasi secara offline. Klik tautan ini untuk informasi lebih lanjut tentang konsultasi dengan dokter di klinik Sirka ya!
Konsultasi Diabetes - Kapan dan ke Dokter Apa? Konsultasi diabetes adalah salah satu langkah penting…
Apakah Ada Jus untuk Menurunkan Gula Darah? Simak Faktanya! Mengonsumsi jus merupakan salah satu pilihan…
Apakah Penderita Diabetes Boleh Makan Jengkol? Jengkol merupakan salah satu makanan yang populer di Indonesia…
Modafinil - Obat Stimulan yang Dapat Menurunkan Berat Badan? Modafinil adalah obat yang menstimulasi sistem…
Desvenlafaxine - Obat Depresi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Desvenlafaxine adalah obat antidepresan untuk mengobati…
Loratadine - Obat Anti Alergi yang bisa Menurunkan Berat Badan? Loratadine mampu meredakan gejala pada…
View Comments
The point of view of your article has taught me a lot, and I already know how to improve the paper on gate.oi, thank you.
Reading your article helped me a lot and I agree with you. But I still have some doubts, can you clarify for me? I'll keep an eye out for your answers.
Thank you very much for sharing, I learned a lot from your article. Very cool. Thanks.
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me? https://www.binance.com/bn/register?ref=UM6SMJM3